Liputan6.com, Jakarta - Kepadatan lalu lintas di jalan tol saat musim mudik Lebaran jadi sesuatu yang tak terelakkan. Salah satu titik terparah saat arus pemberangkatan mudik biasanya terjadi di ruas perpindahan dari Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) menuju Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Tol Cipali).
Hal itu turut dikonfirmasi Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danang Parikesit. Pasalnya, ia memperkirakan akan ada sekitar 4 juta kendaraan yang pergi meninggalkan Jabodetabek selama periode mudik Lebaran nanti.
Baca Juga
Tak hanya ke arah timur, pergerakan lalu lintas tol ke arah barat, khususnya melalui Jalan Tol Tangerang-Merak juga diprediksi bakal padat saat musim mudik Lebaran 2023.
Advertisement
"Untuk yang keluar Jabodetabek sekitar 4 juta kendaraan selama periode Lebaran. Titik kepadatan terbesarnya di exit Tol Tangerang-Merak, dan perpindahan dari Tol Jakarta-Cikampek ke Tol Cipali," terang Danang kepada Liputan6.com, Rabu (29/3/2023).
Secara rata-rata, ia menghitung pergerakan lalu lintas di jalan tol, baik ke arah barat maupun timur dari Jakarta potensi meningkat hingga 15 persen.
"Secara pertumbuhan traffic ke arah Jawa-Sumatera lebih tinggi. Antara 10-15 persen. Dari Jakarta ke arah barat 8-15 persen. Itu secara total," jelas Danang.
Kendati begitu, ia belum bisa memperkirakan berapa potensi trafik tol secara harian saat arus mudik nanti. "Kalau yang hariannya akan kita simulasi lagi karena ada perubahan libur (cuti bersama Lebaran 2023)," imbuhnya.
Namun begitu, Danang memprediksi puncak arus keberangkatan mudik via jalan tol nanti dari arau Jakarta bakal terjadi pada periode waktu 17-20 April 2023.
"Puncak mudik ke timur tanggal 19 dan 20 (April 2023). Puncak mudik dari Sumatera tanggal 17-18 (April 2023)," pungkas Danang.
Mudik Lebaran 2023, Polri Siapkan Rekayasa Lalu Lintas One Way dan Contra Flow
Polri menyiapkan skema rekayasa lalu lintas dalam rangka menghadapi arus mudik Lebaran 2023, berupa One Way dan Contra Flow. Diperkirakan puncak arus mudik Lebaran akan terjadi pada 18 April hingga 21 April 2023.
Diretur Penegakan Hukum Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Brigjen Pol Aan Suhanan menyampaikan, rekayasa Contra Flow diberlakukan secara situasional untuk mengantisipasi kepadatan di sekitar rest area dan terjadinya gangguan pada penggal jalan tertentu di tol.
“Contraflow dilaksanakan dari mulai KM 47 Tol Jakarta-Cikampek sampai dengan KM 72 Tol Cipali untuk arus mudik dan arus balik sesuai regulasi SKB,” tutur Aan di Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (28/3/2023).
Sementara untuk One Way skala nasional, lanjut Aan, diberlakukan dari KM 72 Tol Cipali sampai dengan KM 414 Gerbang Tol (GT) Kali Kangkung untuk arus mudik dan arus balik Lebaran 2023.
“One Way lokal Jawa Tengah dilaksanakan dari KM 422 sampai dengan KM 442 Tol Semarang-Bawen untuk arus mudik dan arus balik,” jelas dia.
Sementara untuk rekayasa alih arus dan buka tutup dilaksanakan pada ruas Tol Fungsional Cisumdawu dengan catatan apabila arus padat di GT Cimalaka, maka akan ditutup dan dialihkan melalui Exit Sumedang.
“Bila di Exit Sumedang masih padat maka akan ditutup dan dialihkan melalui Exit Pamulihan,” ujar jenderal bintang satu Polri ini menjelaskan.
Advertisement
Jawa Tengah Paling Banyak Dituju Pemudik Lebaran 2023
Sebelumnya, Aan juga mengungkapkan, bahwa daerah yang paling banyak dituju oleh masyarakat pada arus mudik Lebaran 2023 nanti yakni Jawa Tengah.
Hal ini dikatakan dalam Dialog Publik dengan tema 'Keterjangkauan Pangan, Kesiapan Sarana dan Prasarana Transportasi Publik Jelang mudik Lebaran 2023'.
"Daerah tujuan terbanyak Jawa Tengah. Perjalanan ke Jawa Tengah akan lebih banyak nantinya baik darat maupun lainnya. Pada akhirnya, melalui darat juga. Naik pesawat nanti gunakan sarana jalannya juga," kata Aan di Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Meski begitu, untuk asal pemudik paling tinggi berada di wilayah Jawa Timur. Hal ini berdasarkan pada pengalaman tahun lalu.
"Jabodetabek ke arah timur maupun Barat, karena capai 18 juta berencana mudik tahun ini. Ada mobil pribadi 27juta, bus 22 jt, mobil sewa 9 juta artinya 50 persen lebih pemudik sangat potensial gunakan jalan tol," sebutnya.
"Pasti dari Jabodetabek kendaraan pribadi, sewa, maupun bus ini sangat potensial nantinya gunakan jalan tol sebagai sarana," sambungnya.
Menurutnya, saat ini sudah jarang sekali masyarakat yang memakai kendaraan pribadi menggunakan jalur arteri seperti Pantau Utara (Pantura) dan Pantau Selatan (Pansela).
"Karena perilaku pemudik ingin cepat sampai ke tujuannya, otomatis 50 persen lebih pemudik yang gunakan kendaraan pribadi, bus maupun sewa akan gunakan jalan tol sebagai sarana," ungkapnya.
"Ini perlu kesiapan dari pengelola jalan tol, stakeholder terkiat untuk antisipasi lonjakan angka pemudik," pungkasnya.