IMF Pangkas Ramalan Pertumbuhan Ekonomi Global 2023 Jadi 2,8 Persen

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 3,4 persen pada 2022 menjadi 2,8 persen pada 2023.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Apr 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2023, 16:00 WIB
Ilustrasi daftar kode bank
Ilustrasi daftar kode bank. (Photo by vectorjuice on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Dengan maraknya krisis perbankan di Amerika Serikat dan Eropa, Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan perkiraannya untuk ekonomi global.

Mengutip CNN Business, Rabu (12/4/2023) IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 3,4 persen pada 2022 menjadi 2,8 persen pada 2023.

Ini menandai sedikit penurunan dari proyeksi IMF sebelumnya, yaitu 2,9 persen pada bulan Januari.

"Ketidakpastian tinggi, dan keseimbangan risiko telah bergeser dengan kuat ke sisi negatifnya selama sektor keuangan tetap tidak tenang," kata organisasi tersebut dalam laporan terbarunya.

Sementara inflasi global, diperkirakan akan turun dari 8,7 persen pada 2022 menjadi 7 persen tahun ini dan menjadi 4,9 persen pada 2024.

Aksi Investor

Investor saat ini berupaya mengamankan simpanan tambahan di tengah kerentanan di sektor keuangan.

Sementara itu, pemberi pinjaman mungkin menjadi lebih konservatif untuk menghemat uang tunai yang mungkin mereka perlukan untuk menghadapi kondisi yang tidak dapat diprediksi.

Hal itu akan mempersulit bisnis dan rumah tangga untuk mengakses pinjaman, membebani ekonomi dari waktu ke waktu.

"Kondisi keuangan telah mengetat, yang kemungkinan akan memerlukan pinjaman dan aktivitas yang lebih rendah jika terus berlanjut," kata IMF, yang menjadi tuan rumah pertemuan musim semi bersama Bank Dunia pekan ini.

IMF memperingatkan, jika masalah pada sistem keuangan semakin bertambah, pertumbuhan ekonomi global dapat melambat menjadi 1 persen.

"Kabut seputar prospek ekonomi dunia telah menebal," ungkap badan itu. 

Krisis yang Berbeda

Mendistribusikan Dana ke Masyarakat
Ilustrasi Fungsi Bank Umum Credit: pexels.com/Gally

Dalam laporan terpisah, IMF mengatakan bahwa sementara kenaikan suku bunga membebani bank dan perusahaan keuangan lainnya, ada perbedaan mendasar dari krisis keuangan global 2008.

Menurut badan itu, bank sekarang memiliki lebih banyak modal untuk dapat menahan guncangan. Mereka juga telah menahan pinjaman berisiko karena peraturan yang lebih ketat.

Sebaliknya, IMF menunjukkan kesamaan antara gejolak perbankan terbaru dan krisis tabungan dan pinjaman AS pada tahun 1980-an, ketika masalah di institusi yang lebih kecil melukai kepercayaan pada sistem keuangan yang lebih luas.

"Sejauh ini, investor menetapkan harga skenario yang cukup optimis", tulis IMF dalam sebuah blog terkait laporan tersebut, menambahkan bahwa akses ke kredit sebenarnya lebih besar sekarang daripada di bulan Oktober.

"Sementara pelaku pasar melihat kemungkinan resesi tinggi, mereka juga memperkirakan kedalaman resesi tidak terlalu besar," bebernya.

 

IMF : Inggris jadi Negara G20 dengan Ekonomi Terburuk

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. Dok: Twitter @KGeorgieva

Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi Inggris akan menjadi salah satu negara dengan kinerja ekonomi terburuk di dunia tahun ini.

Melansir BBC, Rabu (12/4/2023) IMF mengatakan bahwa kinerja ekonomi Inggris pada tahun 2023 akan menjadi yang terburuk di antara negara G20, termasuk Rusia yang terkena sanksi.

IMF memperkirakan ekonomi Inggris akan menyusut tahun ini, meskipun mencatat sedikit peningkatan dari perkiraan terakhirnya.

Badan itu sekarang memproyeksikan ekonomi Inggris akan menyusut 0,3 persen di 2023 dan tumbuh hanya 1 persen tahun depan.

Meskipun Inggris diperkirakan memiliki kinerja ekonomi terburuk tahun ini, prediksi terbaru IMF sedikit lebih baik dari ekspektasi sebelumnya, yang sempat meramal kontraksi 0,6 persen pada bulan Januari.

Lemahnya kinerja ekonomi Inggris, menurut IMF, didorong oleh tingginya harga gas, kenaikan suku bunga dan kinerja perdagangan yang lamban.

Menanggapi prediksi IMF terbaru, Kanselir Jeremy Hunt Inggris mengatakan bahwa "Perkiraan pertumbuhan IMF kami telah ditingkatkan lebih dari negara G7 lainnya".

"IMF sekarang mengatakan kami berada di jalur yang benar untuk pertumbuhan ekonomi. Dengan tetap berpegang pada rencana kami untuk mengurangi lebih dari separuh inflasi tahun ini, mengurangi tekanan pada masyarakat," ujarnya.

Adapun Gubernur Bank of England Andrew Bailey yang juga mengatakan baru-baru ini bahwa dia "jauh lebih optimis" pada ekonomi, dan yakin Inggris tidak lagi menuju resesi langsung.

Suku Bunga Diprediksi Bakal Turun

Tingkat Inflasi Inggris di Februari Melonjak Jadi 10,4 Persen
Data inflasi Inggris yang diterbitkan Rabu pagi menunjukkan inflasi harga konsumen tembus 10,4 persen pada Februari dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). (AP Photo/Alberto Pezzali)

Secara terpisah, IMF memperkirakan suku bunga riil - yang memperhitungkan inflasi - di negara ekonomi maju akan turun ke tingkat pra-pandemi karena produktivitas yang rendah dan populasi yang menua.

Seperti diketahui, bank-bank sentral di Inggris, AS, Eropa, dan negara-negara lain telah menaikkan suku bunga untuk melawan laju kenaikan harga, atau dikenal sebagai inflasi.

Di Inggris, inflasi berada pada titik tertinggi selama hampir 40 tahun karena kenaikan biaya energi dan melonjaknya harga pangan.

Sebagai tanggapan, Bank of England telah menaikkan suku bunga, dan bulan lalu menaikkannya menjadi 4,25 persen.

Namun, dalam sebuah blog IMF mengatakan bahwa "peningkatan suku bunga riil baru-baru ini cenderung bersifat sementara".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya