Liputan6.com, Jakarta - Kurs USD ke Rupiah terpantau mengalami sedikit kenaikan pada perdagangan di awal pekan ini. Pada minggu lalu, kurs USD selalu berada di kisaran Rp 14.000, tetapi kurs USD hari ini tembus Rp 15.000.
Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, pada Senin (22/5/2023) kurs jual USD berada di Rp 15.010,68 juga kurs beli USD sebesar Rp 14.861,32.
Sementara kurs jual Poundsterling Inggris hari ini ada di Rp 18.620,75 dan kurs beli Rp 18.429,52. Mata uang Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.177,01 dengan kurs beli Rp 16.010,10.
Advertisement
Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 9.980,60 dan kurs beli Rp 9.878,32.
Beralih ke mata uang negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 10.866,28 per 100 Yen dan kurs beli Rp 10.757,38 per 100 Yen. Di sisi lain, Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.137,57 diikuti kurs beli Rp 2.115,94.
Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,32 dengan kurs beli Rp 11,20 per Won yang keduanya terus berubah naik dan turun sejak hari sebelumnya. Kurs jual dolar Hong Kong hari ini dipatok Rp 1.921,44 serta kurs beli sebesar Rp 1.902,30.
Sementara di negara kawasan Asia Tenggara hari ini, untuk dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.147,10 dan kurs beli Rp 11.032,08 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.302,68 dan kurs beli Rp 3.266,94.
Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 269,69 dan kurs beli Rp 266,86 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 435,60 dan kurs belinya Rp 431,01 per Baht.
Ini Prediksi Pergerakan Kurs Rupiah Hari Ini 22 Mei 2023
Analisis DCFX Lukman Leong memperkirakan pergerakan rupiah pada Senin ini berkisar antara 14.850 per USD hingga 14.950 per USD.
"Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS setelah pernyataan dari the Fed Jerome Powell (Ketua The Fed) yang bernada dovish. Namun, penguatan akan terbatas, dengan investor masih menantikan penyelesaian masalah debt-ceiling," kata dia kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Pada Senin pagi, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 0,09% atau 14 poin ke posisi 14.916 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.930 per USD.
Menurut Lukman, sangat penting untuk mengetahui apakah debt-ceiling akan dinaikkan atau tidak dinaikkan. "Apabila tidak dinaikkan, maka akan pemerintah AS akan default," ucapnya.
Lebih lanjut, implikasi dan skenario dari debt ceiling disebut sangat banyak, antara lain default, pemangkasan spending, dan menaikkan pagu.
"Efek ke dolar juga akan beda-beda, sehingga investor cenderung wait and see," ujar Lukman.
Dalam kesempatan lain, Analis ICDX Revandra Aritama menyampaikan bagaimana AS menghadapi situasi utang berpeluang menjadi penggerak utama dalam pergerakan mata uang dolar AS.
Di dalam negeri Indonesia, kondisi data ekonomi dinyatakan relatif baik. Data inflasi, neraca perdagangan, dan program untuk menyimpan dolar sudah dijalankan kendati kondisi AS berpengaruh besar terhadap USD.
Advertisement
Sri Mulyani Patok Nilai Tukar Rupiah 14.700-15.300 per USD di APBN 2024
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mematok nilai tukar rupiah berkisar antara Rp 14.700-15.300 per Dolar Amerika Serikat (AS). Menyusul posisi rupiah sendiri yang tengah menguat hingga Mei 2023.
Hal ini disampaikan Menkeu usai mengikuti Rapat Paripurna di DPR RI membahas tentang Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2024.
"Untuk APBN 2024 kisaran nilai tukar tadi adalah 14.700 hingga Rp 15.300 dalam kondisi 2022 dan hingga bulan Mei ini rupiah kita relatif tadi yang saya Sebutkan High performance," ujarnya usai Rapat Paripurna di Gedung DPR RI, Jumat (19/5/2023).
Menkeu Sri Mulyani bilang, penguatan nilai tukar rupiah ini juga sejalan dengan kondisi ekspor-inpor yang cukup baik. Terbukti dari catatan surplus yang masih dibukukan.
Selain itu, mulai kembali masuknya arus pendanaan (capital inflow) ke Indonesia juga dinilai jadi satu pertanda baik di mata Sri Mulyani.
"Karena secara eksternal kita cukup baik di mana tadi saya Sebutkan neraca perdagangan ekspor impor kita membaik dan sudah terjadi Capital inflow lagi, Ini menimbulkan dukungan fondasi bagi rupiah kita untuk tetap terjaga stabil," terang Sri Mulyani.
Informasi, pemerintah sendiri mematok ekonomi Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,7 persen di 2024 mendatang. Pada saat yang sama, inflasi juga diprediksi bisa stabil di tahun depan.