Gelombang Ketiga PHK, Disney Pangkas 2.500 Karyawan

Lebih dari 2.500 staf Disney diperkirakan akan kehilangan pekerjaan mereka di gelombang PHK terbaru.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 23 Mei 2023, 10:15 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2023, 10:15 WIB
Logo Disney (Wikimedia Commons)
Logo Disney (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta Gelombang ketiga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dikabarkan akan melanda karyawan di perusahaan hiburan ternama, Disney.

Melansir CNN Business, Selasa (23/5/2023) sebuah sumber menyebutkan bahwa lebih dari 2.500 staf Disney diperkirakan akan kehilangan pekerjaan mereka di gelombang PHK terbaru.

Gelombang PHK terbaru Disney pekanini diperkirakan akan menambahkan jumlah PHK menjadi lebih dari 6.500, mendekati angka 7.000 yang sebelumnya diumumkan oleh bos perusahaan pada 1 Oktober 2022.

Namun, belum diketahui divisi mana yang akan terkena dampak PHK di Disney kali ini. Tetapi karyawan yang terkena PHK kabarnya akan mendapat pengumuman tersebut pekan ini.

Sementara itu, juru bicara perusahaan enggan memberikan komentar terkait kabar PHK di Disney.

Dua gelombang PHK pertama di Disney terjadi pada Maret dan April 2023, menghilangkan sekitar 4.000 pekerjaan, termasuk di ESPN, divisi hiburan Disney, Disney Parks, dan divisi Pengalaman dan Produknya.

Pada Februari 2023, Iger mengumumkan bahwa raksasa media hiburan tersebut akan melakukan PHK terhadap sekitar 7.000 karyawan dari tenaga kerja globalnya selama tiga gelombang sebelum awal musim panas, dalam upaya untuk menghemat biaya sebesar USD 5,5 miliar.

Pemangkasan biaya tersebut akan mengurangi hingga 30 persen tenaga kerja Disney, dengan 50 persen lainnya merupakan staf operasi pemasaran dan 20 persen dari penurunan pengeluaran untuk teknologi, pengadaan, dan biaya lainnya.

Sebagai informasi, karyawan Disney mencapai 220.000 namun melakukan pengurangan 7.000 orang atau sekitar 3 persen dari tenaga kerja globalnya.

Disney PHK Massal, 4.000 Karyawan Terdampak

Sejumlah Fakta Dibalik Logo Studio Film Terkenal
Fakta dibalik logo studio film Walt Disney. Source: Mentalfloss.com

Diwartakan sebelumnya, Disney memulai gelombang PHK kedua yang lebih besar pada Senin (24/4), sebanyak 4.000 karyawan.

Melansir CNBC International, Selasa  (25/4/2023) Disney mengatakan akan memangkas sekitar 7 ribu pekerja atau sekitar 3 persen dari 220.000 karyawan yang dipekerjakannya sejak 1 Oktober lalu, menurut pengarsipan sekuritas, dengan sekitar 166.000 di AS dan sekitar 54.000 secara internasional.

Melalui sebuah surat kepada karyawan yang bocor ke media, Disney memberi tahu karyawan tentang gelombang pertama PHK pada 27 Maret, yang melihat pemotongan di unit strategi metaverse dan kantornya di Beijing.

"Tim kepemimpinan senior telah bekerja dengan rajin untuk menentukan organisasi masa depan kami, dan prioritas terbesar kami adalah menyelesaikannya dengan benar, daripada menyelesaikannya dengan cepat," demikian catatan kepada karyawan Disney dari co-chairman Disney Entertainment, Alan Bergman dan Dan Walden.

PHK putaran kedua di Disney akan memengaruhi berbagai divisi di seluruh perusahaan, termasuk Disney Entertainment dan ESPN, serta Disney Parks, Experiences , dan Produk.

Dikabarkan, PHK di Disney akan terjadi pada karyawan di Burbank, California, hingga New York dan Connecticut. 

Dalam putaran PHK kedua di Disney, ESPN akan memangkas kurang dari 100 pekerja.

“Saat kami maju sebagai segmen inti Disney, dengan kontrol operasional dan tanggung jawab keuangan, kami harus lebih jauh mengidentifikasi cara untuk menjadi efisien dan gesit,” tulis CEO ESPN Jimmy Pitaro dalam sebuah surat kepada karyawan.

"Kami akan bertindak dengan belas kasih, menghormati kolega kami, dan profesionalisme saat kami menghadapi keadaan sulit ini," jelasnya.

Isi Memo Disney ke Karyawan Terkait Kabar PHK

[Bintang] 15 Perubahan Logo Produk Terkenal di Dunia yang Nggak Kamu Tahu!
Disney. (Via: boredpanda.com)

Dalam pernyataan tertulis kepada karyawan, co-chairman Disney Entertainment, Alan Bergman dan Dan Walden menyampaikan bahwa "beberapa pekan yang lalu perusahaan mulai memberi tahu karyawan yang perannya terkena dampak sebagai bagian dari keseluruhan upaya penataan kembali bisnis dan penghematan biaya".

"Kami ingin menyampaikan bahwa notifikasi akan berlanjut di banyak area perusahaan selama beberapa hari ke depan. Selain itu, restrukturisasi di berbagai bisnis akan berlanjut selama beberapa bulan ke depan, dan kami mengantisipasi akan ada dampak lebih lanjut sebelum musim panas, seperti yang telah dibagikan sebelumnya. Setiap tim berada di tempat yang berbeda dalam proses ini, dan pimpinan Anda akan segera membagikan lebih banyak konteks untuk grup Anda," katanya.

"Ini adalah keputusan yang sulit dan bukan keputusan yang kami anggap enteng – tetapi setiap keputusan dibuat dengan pemikiran yang matang, dan kami melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan proses ini dilakukan dengan rasa hormat dan kasih sayang," sambung keduanya.

Tim kepemimpinan senior telah bekerja dengan keras untuk menentukan masa depan organisasi kami, dan prioritas terbesar kami adalah menyelesaikannya dengan benar, bukan menyelesaikannya dengan cepat. Kami menyadari bahwa ini merupakan periode ketidakpastian dan terima kasih atas pengertian dan kesabaran Anda," imbuh Alan Bergman dan Dan Walden. 

PHK Sebagai Bagian dari Pemotongan Biaya

PHK
Ilustrasi: PHK Karyawan (Sumber: IEEE Spectrum)

Namun, PHK di Disney bukanlah kabar yang mendadak.

Awal tahun ini, Disney mengatakan akan memangkas 7.000 pekerjanya sebagai bagian dari reorganisasi yang lebih besar.

Perusahaan juga mengatakan akan memotong biaya sebesar USD 5,5 miliar. Pengumuman itu dibuat selama panggilan pendapatan pertama Bob Iger sejak diangkat kembali sebagai CEO Disney.

Iger mengatakan awal tahun ini pengurangan biaya Disney akan mencakup pemotongan biaya senilai USD 3 miliar untuk biaya konten, tidak termasuk olahraga, dan USD 2,5 miliar sisanya dari pemotongan nonkonten. Pada saat itu, eksekutif Disney mengatakan pemotongan biaya sekitar usd 1 miliar telah dilakukan sejak kuartal terakhir.

Langkah-langkah pemotongan biaya di Disney dilakukan karena perusahaan media telah menarik kembali pengeluaran konten — dan pengeluaran secara umum — karena mereka ingin membuat bisnis streaming mereka menguntungkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya