Liputan6.com, Jakarta Tak hanya komoditas telur ayam yang harganya melonjak, komoditas bawang putih turut menjadi sorotan karena mengalami kenaikan.
Dilansir dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kemendag, Kamis (25/5/2023) harga bawang putih selama seminggu terakhir mengalami kenaikan hingga 11,1 persen jadi Rp 37.300 per kilogram dibanding rata-rata pasar tradisional Indonesia.
Sementara, berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga bawang putih dikisaran Rp 38.750 per kilogram.
Advertisement
Biang Kerok
Lantas apa penyebab harga bawang putih melonjak?
Analis ketahanan pangan Bapanas Retno Utami, mengungkapkan naiknya harga bawang putih di dalam negeri karena supply atau ketersediaan bawang putih tidak memadai alias berkurang. Sementara, permintaan terus meningkat. Alhasil harganya pun melonjak.
"Secara hukum ekonomi harga itu berkolerasi dengan supply, ketika supply itu kurang harga itu cenderung meningkat begitupun sebaliknya," kata Retno dalam diskusi publik 'Carut Marut Tata Niaga Impor Bawang Putih', di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Adapun berdasarkan analisis Bapanas, peningkatan harga bawang putih ini sangat terkait dengan kondisi ketersediaan (supply). Apalagi Indonesia bukan produsen utama bawang putih.
"Kita itu bukan produsen utama untuk bawang putih. Jadi, mungkin ada kendala pada supply bawang putih di pasar terutama," ujarnya.
Bapanas menyebut, sekitar 90-95 persen komoditas bawang putih berasal dari impor. Artinya, ketergantungan Indonesia terhadap impor bawang putih sangat tinggi. Maka, ketika supply impor terganggu, ketersediaan dalam negeri juga terganggu. Sebab Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
"Kita tahu bawang putih bukan komoditas yang kita produksi, 90 persen atau mungkin 95 persen bawang putih didatangkan dari luar, artinya kita masih impor, ketergantungan impor kita terhadap bawang putih ini sangat tinggi sehingga ketika kita tidak memproduksi dan ketika supply nya kurang maka kemungkinan ada kendalanya," ujarnya.
Siapkan Langkah
Kendati demikian, Bapanas sendiri mengaku sudah menyiapkan langkah untuk mengantisipsi kelangkaan ketersediaan bawang putih.
Salah satunya berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait untuk menganalisis neraca perdagangan antara ketersediaan dan kebutuhan komoditas tersebut.
"Kita sudah melakukan koordinasi dengan kementerian terkait, koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomin, staleholder lain, pelaku usaha untuk coba kita upayalan. Memang secara regulasi kita sudah menyiapkan antara lain sesuai dengan kewenangan bapanas kita ingin memperkuat cadangan pangan," pungkasnya.
Advertisement
Harga Cabe Rawit dan Bawang Putih Naik, Begini Kata Petani Gorontalo
Harga cabe rawit dan bawang putih di Provinsi Gorontalo dilaporkan merangkak naik selama lima hari terakhir. Pantauan Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Provinsi Gorontalo pada tanggal 15 Mei 2023 harga cabe rawit dan bawang putih masing masing di angka Rp30.000 dan Rp42.917 per kg.
“Cabai rawit sempat naik Rp32.000 pada tanggal 16 Mei namun stabil di harga Rp31.250 pada tanggal 17-19 Mei kemarin. Ada kenaikan 4,16 persen ini harus diwaspadai,” kata Kepala Dinas Kominfo dan Statistik melalui Kabid Statistik Debby Habibie saat merilis data sektoral, Minggu (21/5/2023).
Pergerakan harga bawang putih juga dilaporkan naik. Pada tanggal 15 Mei berada di harga Rp42.917 namun naik 4,07 persen menjadi Rp44.667 per kg pada tanggal 17-18 Mei. Sehari setelahnya terpantau turun 3,73 persen menjadi Rp43.000.
“Cabe merah keriting yang konstan penurunannya selama lima hari terakhir. Tercatat tanggal 15 Mei di harga Rp47.917 turun sekitar 20 persen menjadi Rp38.333 per kg,” imbuhnya.
Harga komoditas lain seperti beras, gula pasir dan tepung terigu dilaporkan stabil masing masing diharga Rp13.380, Rp15.000 dan Rp13.000. Minyak goreng juga stabil di harga Rp15.000, Rp22.000 dan Rp17.100 tergantung jenisnya.
Harga daging sapi, daging ayam dan telur juga dilaporkan stabil. Daging sapi di harga Rp130.000 per kg, daging ayam Rp27.500 dan telur Rp31.333 per kg.
Bawang Merah Sulit Tumbuh
Meski harga bawang di Gorontalo sering naik, namun petani di daerah tersebut mengaku masih enggan untuk menanamnya.
"Jenis tanaman bawang kurang cocok ditanam di daerah kita. Tingkat keberhasilannya kecil sehingga petani potensial merugi," kata Gusti Maku petani di Gorontalo
Dia mengaku pernah mencoba menanam bawang merah, tetapi hasilnya sebagian besar busuk. Apalagi saat memasuki musim penghujan, pasti bawang merah tidak berkembang maksimal.
Dengan iklim yang makin tak menentu, kata dia, petani tidak mau ambil resiko menanam bawang merah. Mereka lebih memilih komoditas lain seperti jagung, padi, cabai dan sayuran.
"Mending kami menanam yang pasti-pasti saja, kami tidak mau coba-coba takut rugi,"ungkapnya.
Menurut mereka, jika bawang merah lebih cocok ditanam di lahan yang berpasir. Sementara kontur tanah di Gorontalo jarang tanah yang berpasir.
"Kalau melihat tanah di Gorontalo memang tidak berpasir, sementara bawang hanya tumbuh di daerah seperti itu. Jadi tidak heran jika bawang di Gorontalo serng mahal," dia menjelaskan.
Advertisement