Bank Dunia Ramal Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,9% di 2023, Lewati Malaysia Hanya Kalah dari Filipina

Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,9 persen pada tahun 2023 hingga 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 07 Jun 2023, 13:10 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2023, 13:10 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana Gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/5/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan dipengaruhi oleh prospek ekonomi global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik menguat menjadi 5,5 persen tahun 2023 ini.

Dalam laporan terbarunya Global Economic Prospects per Juni 2023, Bank Dunia mengatakan bahwa penguatan pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan Pasifik didukung oleh pemulihan di China, yang mengimbangi pertumbuhan yang moderat di beberapa negara lain.

Namun untuk tahun 2024 dan 2025 mendatang, Bank Dunia memperkirakan akan ada penurunan ekonomi di kawasan tersebut.

"Pada tahun 2024 dan 2025, pertumbuhan di EAP diperkirakan akan turun masing-masing menjadi 4,6 persen dan 4,5 persen, karena pertumbuhan di China melambat bersamaan dengan pertumbuhan yang stabil secara luas di wilayah lainnya," tulis Bank Dunia dalam Global Economic Prospects report Juni 2023, dikutip Rabu (7/6/2023).

Untuk Indonesia, Bank Dunia memproyeksi ekonomi akan tumbuh 4,9 persen pada tahun 2023 hingga 2024. Kemudian pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi akan naik di 5 persen pada tahun 2025 mendatang.

Dibandingkan dengan proyeksi bulan Januari, pertumbuhan ekonomi Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan naik 1,2 poin persentase lebih tinggi tahun ini an 0,3 poin persentase lebih rendah pada tahun 2024.

Selanjutnya di negara tetangga, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Malaysia akan tumbuh 4,3 persen pada 2023 dan 4,2 persen di 2024, kemudian Thailand 3,9 persen dan 3,6 persen di tahun 2023 dan 2024.

Adapun ekonomi Filipina yang diproyeksikan tumbuh 6 persen pada 2023 dan 5,9 persen pada 2024 mendatang.

Di China, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan pulih menjadi 5,6 persen pada tahun 2023, karena pembukaan kembali, bersama dengan akumulasi penghematan berlebih, mendukung pengeluaran rumah tangga.

"Pertumbuhan investasi (di Asia Pasifik) diperkirakan akan sedikit meningkat tahun ini, didukung oleh stimulus terkait infrastruktur dan pemulihan bertahap di sektor properti. Inflasi diperkirakan akan tetap berada di bawah target karena adanya kelesuan ekonomi, termasuk di pasar tenaga kerja," ungkap Bank Dunia.

 


Bank Dunia Ramal Ekonomi Global Tumbuh 2,1 Persen di 2023

Kantor Pusat Bank Dunia atau World Bank. Dok World Bank
Kantor Pusat Bank Dunia atau World Bank. Dok World Bank

Bank Dunia menaikkan prospek pertumbuhan ekonomi global di 2023 karena Amerika Serikat, China, dan negara ekonomi besar lainnya bertahan dari krisis, meski masih menghadapi kenaikan suku bunga yang tinggi.

Melansir US News, Rabu (7/6/2023) Bank Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbarunya mengatakan bahwa PDB atau pertumbuhan ekonomi global diproyeksi akan tumbuh 2,1 persen tahun ini.

Angka itu menandai kenaikan dari perkiraan 1,7 persen yang dikeluarkan pada bulan Januari, tetapi masih di bawah tingkat pertumbuhan 2022 sebesar 3,1 persen.

Sementara untuk tahun 2024, Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,4 persen dari 2,7 persen pada Januari.

Pemangkasan ini imbas dari efek perlambatan dari pengetatan moneter bank sentral, serta kondisi kredit yang lebih ketat yang mengurangi investasi bisnis dan residensial.

Bank Dunia menyebut, faktor-faktor ini akan memperlambat pertumbuhan lebih lanjut pada paruh kedua tahun 2023 dan memasuki tahun 2024.

 


Pandangan Suram

Logo Bank Dunia.
Logo Bank Dunia.

Kepala Ekonom Bank Dunia, Indermit Gill memberikan pandangan suram pada perkiraan baru, mengatakan bahwa 2023 masih akan menandai salah satu tahun pertumbuhan paling lambat untuk negara maju dalam lima dekade terakhir.

Dia juga memprediksi, dua pertiga negara berkembang akan melihat pertumbuhan yang lebih rendah daripada tahun 2022, menghadapi kemunduran besar pada pemulihan pandemi dan pengentasan kemiskinan serta meningkatnya kesulitan utang.

"Bahkan hingga akhir tahun depan, sepertiga negara berkembang tidak akan mengalahkan tingkat pendapatan per kapita yang mereka miliki pada akhir 2019," ungkap Gill kepada wartawan.

"Itu lima tahun yang terbuang untuk hampir sepertiga negara di dunia," ujar Ekonom World Bank atau Bank Dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya