Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dan ExxonMobil Cepu Ltd mencapai kesepakatan kerja sama baru terkait dukungan terhadap produksi lapangan di pengeboran Banyu Urip.
Kontrak kerja sama ini menyepakati pengadaan Rig pengeboran Banyu Urip Infill Clastic.
Pertamina Drilling Services Indonesia rencananya akan mengerjakan 7 sumur di Lapangan Banyu Urip dengan perkiraan tajak pada Maret 2024.
Advertisement
"Dengan penandatanganan kontrak ini menegaskan bahwa Pertamina Drilling telah mencapai level yang lebih tinggi dan tentunya sejalan dengan Visi Pertamina Drilling menjadi perusahaan drilling dan energi services standar kelas dunia," kata Direktur Pertamina Drilling, Rio Dasmanto dikutip pada Jumat (11/8/2023).
"Pertamina Drilling sebagai perusahaan Nasional berkomitmen untuk terus mengutamakan aspek Health Safety Environment, operation excellent, good corporate governance dan pelayanan kelas dunia dengan implementasi AKHLAK sebagai core value perusahaan," sambungya.
Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Muhammad Nurdin Senior Vice President Production ExxonMobil Indonesia dan Rio Dasmanto.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pun turut menyaksikan penandatanganan tersebut. Hadir juga Deputi Dukungan Bisnis Rudi Satwiko, Deputi Eksploitasi Wahju Wibowo, dan Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall.
Pakai Rig PDSI #40.3
Pertamina Drilling mengungkapkan, pihaknya akan menggunakan Rig PDSI #40.3 yang berspesifikasi Rig Cyber Electric VFD System dengan kapasitas 1500 HP.
Keunggulan pada Rig ini, adalah Fast Walking/Skidding, Compact Rig dan Batch Drilling. Portofolio rig ini berhasil melakukan pengeboran Batch Drilling Exxon Mobil Cepu Limited Banyu Urip pada tahun 2013-2015 dengan Achievement 0 LTA dan Down Time dibawah 2 persen.
Tak hanya itu, rig ini juga mendapatkan penghargaan sebagai Nominated Best Rig on Exxon Mobil Rig Drilling World Wide (President Award).
"Kerjasama ini juga merupakan bentuk Komitmen Pertamina Drilling untuk terus selalu siap dalam mendukung proyek-proyek strategis nasional terutama untuk mendukung SKK Migas dalam mewujudkan target produksi Migas nasional 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030. Dan semoga kedepan akan terjalin kembali kerjasama-kerjasama dengan Pertamina Drilling dalam service pengeboran maupun well intervention." tutur Rio Dasmanto.
Sebelumnya, Kegiatan produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, mulai mengalami penurunan. Hal ini terjadi seiring cadangan minyak Lapangan Banyu Urip yang berdasarkan penilaian teknis, telah meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 940 juta barel minyak dari 450 juta bar saat final investment decision (FID).
"Seperti halnya karakteristik reservoir yang berlaku umum di seluruh dunia, tingkat produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip itu kini sudah mulai menurun secara alamiah," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, dalam konferensi pers pada Rabu (9/6/3021).
Oleh sebab itu, SKK Migas bersama ExxonMobil sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) akan menjajaki peluang baru di Blok Cepu.
"Realisasi cadangan dan produksi Blok Cepu ini membuka kenyataan bahwa potensi cadangan migas di Indonesia masih menjanjikan. Saat ini SKK Migas terus mengawal ExxonMobil bersama para mitra Blok Cepu untuk mendiskusikan berbagai inisiatif untuk mengelola penurunan produksi yang mulai terjadi, termasuk menjajaki peluang-peluang baru di Blok Cepu," jelas Dwi.
Kegiatan produksi minyak Lapangan Banyu Urip dimulai pada 2008 dan fasilitas produksi utama mulai dioperasikan pada kuartal IV 2015.
Dwi mengatakan, Lapangan Banyu Urip telah berada pada tingkat produksi plateau yang stabil dengan tingkat produksi lebih dari 220 ribu barel per hari (bopd) selama lima tahun. Tingkat produksi plateu ini jauh lebih tinggi dari rencana dalam Plan of Development (PoD), yang sebelumnya diperkirakan produksi rata-rata sebesar 165 ribu bopd selama dua tahun.
Ia pun menyambut baik operasional Lapangan Banyu Urip yang sejauh ini terkendali tanpa masalah.
"Saya juga mengapresiasi karena tidak ada kecelakaan yang signifikan dalam operasi ini," tuturnya.