Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkfili Hasan menyampaikan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali mendukung jenama modest fashion Indonesia untuk tampil di ajang internasional, yaitu London Fashion Week (LFW). Menurutnya, dukungan Kemendag diharapkan dapat mendorong peningkatan ekspor dan peningkatan citra modest fashion Indonesia di mancanegara.
Adapun enam jenama modest fashion Indonesia yang mengikuti LFW, yaitu Buttonscarves, Benang Jarum, Khanaan x Nada Puspita, Ayu Dyah Andari, KAMI, dan Ivan Gunawan. Kegiatan fashion show jenama Indonesia bertajuk “Indonesia NOW London Fashion Week Spring Summer 2023/2024“ yang dilaksanakan pada Senin (18/9) di The Royal Horseguards Hotel & One Whitehall Place, London, Inggris.
Baca Juga
Perhelatan ini dihadiri sebanyak 500 tamu yang terdiri atas selebritas, buyer, dan pemengaruh (influencer). Sementara itu, Buttonsarves Beauty menjadi official make up pada kegiatan fashion show tersebut.
Advertisement
“Keikutsertaan Indonesia pada ajang LFW sangat membanggakan. Keenam jenama Indonesia hadir di sana tidak hanya membawa citra yang baik (branding) bagi jenama Indonesia, tetapi juga mengharumkan nama Indonesia di kancah global,” ujar Mendag Zulkifli Hasan dalam keterangan yang diterima, Rabu, (20/9/2023).
Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, partisipasi Kemendag pada LFW merupakan rangkaian penyelengaraan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW). Kegiatan JMFW bertujuan mewujudkan visi Indonesia sebagai kiblat modest fashion dunia.
“Partisipasi jenama modest fashion Indonesia di LFW adalah upaya memasukan Indonesia pada jejaring fesyen dunia. Dalam jejaring tersebut, Indonesia diharapkan semakin dikenal sebagai penentu tren modest fashion di dunia,” urai Mendag Zulkifli Hasan.
Pasar Muslim Dunia
Berdasarkan State of the Global Islamic Economy Report 2022, konsumsi pasar muslim dunia terhadap modest fashion pada 2025 diproyeksikan sebesar USD 375 milliar atau naik 6,1 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar dari USD 295 miliar.
Dalam State of the Global Islamic Economy Indicator tahun 2022, modest fashion Indonesia berhasil menduduki posisi ke-3, di bawah Persatuan Emirat Arab dan Turki.
Indonesia, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, bukan hanya memiliki peranan penting sebagai konsumen busana muslim di kancah pasar ekonomi Islam dunia, melainkan juga memiliki prospek yang besar dalam mendominasi distribusi produk modest fashion secara global.
Hal tersebut didukung beberapa faktor antara lain meningkatnya populasi muslim dunia yang berpengaruh pada permintaan dan tren modest fashion, potensi kekayaan lokal, kepedulian terhadap lingkungan dan sosial tinggi yang dimiliki para pelaku usaha fesyen Indonesia, termasuk juga tekstil, kosmetik, dan aksesori.
“Melihat potret tersebut, saya merasa optimistis partisipasi Indonesia pada LFW kali ini menjadi langkah yang tepat untuk pengembangan produk fesyen Indonesia di mancanegara,” tambah Mendag Zulkifli Hasan.
Advertisement
Memperkenalkan Produk Indonesia
Sementara itu, rangkaian kegiatan lainnya adalah business luncheon yang dihadiri jenama modest fashion Indonesia dan buyer potensial pada Selasa (19/9/2023). Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menyampaikan pada kesempatan terpisah, kegiatan ini bertujuan mendorong networking, transaksi, dan kerja sama antara jenama modest fashion Indonesia dengan buyer dari Inggris.
“Pada kegiatan ini, jenama modest fashion akan diberi kesempatan untuk mempresentasikan produknya dan diharapkan dapat membuka peluang kerja sama bisnis dengan buyer" imbuh Didi.
"Kami berharap, keikutsertaan modest fashion Indonesia pada penyelenggaraan LFW dapat meningkatkan ekspor modest fesyen Indonesia di mancanegara dan mendorong jejaring jenama Indonesia dengan sejumlah buyer internasional,” sambungnya.
Untuk melengkapi kegiatan pagelaran busana di LFW, Kemendag juga bekerja sama dengan Atase Perdagangan London menggelar Indonesian Fashion Pop Up Store pada 14—21 September 2023 di Angel Central, London, Inggris.
“Kegiatan Indonesian Fashion Pop Up Store diharapkan menjadi ajang promosi yang tepat sesuai dengan behaviour komunitas fesyen. Tentunya hal ini dapat juga dimanfaatkan menghimpun dan mengamati konsumen di London terkait dengan tren dan selera pasar”, lanjut Didi.
Kegiatan lain yang akan dilaksanakan selama Indonesian Fashion Pop Up Store antara lain temu bisnis yang terjadwal, mini diskusi untuk mengetahui budaya bisnis dan tren fesyen, serta kunjungan bisnis ke ritel atau butik di Inggris.