Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perikanan dan Ekonomi Biru Seychelles Jean Francois Gabriel Ferrari mendarat di di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Sabtu (7/10/2023) sekitar pukul 22.20 WITA. Jean Francois Gabriel Ferrari menjadi tamu negara pertama yang tiba untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum Negara-Negara Pulau dan Kepulauan atau Archipelagic and Island States (AIS) Forum.
Dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Kordinator Bidang kemaritiman dan Investasi, Minggu (8/10/2023), kedatangan Ferrari disambut Staf Ahli Bidang Sosio-Antropologi Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Basilio Dias Araujo. Keduanya kemudian menuju Terminal VVIP I Bandara Ngurah Rai.
Usai kedatangan Menteri Perikanan dan Ekonomi Biru Seychelles, sekitar pukul 23.55 WITA juga tiba Menteri Hubungan Luar Negeri dan Perdagangan Eksternal Kepulauan Solomon, Jeremiah Manele, yang juga disambut oleh Basilio Dias Araujo.
Advertisement
Tari-tarian khas Bali turut menyemarakkan penyambutan kedua tamu KTT AIS Forum yang akan digelar pada 10-11 Oktober 2023.
KTT AIS Forum yang mengusung tema "Membina Kolaborasi, Memajukan Inovasi untuk Laut dan Masa Depan Bersama", secara khusus akan membahas berbagai isu global yang berkaitan dengan kelautan.
Indonesia pun pada pertemuan tersebut mendorong dan akan fokus pada tiga aspek, yakni pembangunan ekonomi biru, tantangan perubahan iklim, serta mempererat solidaritas antaranegara pulau dan kepulauan.
AIS Forum Sudah Kucurkan Rp 12,5 Miliar Bantu Pengembangan UMKM
Sebelumnya, kumpulan negara pulau dan kepulauan sudah menyalurkan sekitar USD 800 ribu dana untuk mendukung perusahaan rintisan (start up) hingga UMKM. Angka ini setara dengan Rp 12,5 triliun sejak 2018.
Penasihat Senior Tata Kelola Iklim United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, Abdul Wahib Situmorang menjelaskan, Sejak hadir pada 2018, forum ini memang menjadikan salah satu fokusnya pada peningkatan kapasitas masyarakat pesisir dalam mengelola laut. Di antara upaya tersebut AIS Forum telah mendukung ekspansi lebih dari 500 startup yang tersebar di negara-negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia.
“Dukungan kepada 500 startup tersebut melalui pendanaan maupun pengembangan kapasitas seperti training, workshop, business matching, dan sebagainya. Ragam kerja sama AIS Forum telah membawa berbagai hasil,” katanya dalam keterangan resmi, di Jakarta, Sabtu (7/10/2023).
Beberapa kerja sama di antaranya adalah dukungan kepada UMKM dengan memfasilitasi lebih dari 1.500 penggerak di bidang ini, mulai dari perempuan, pemuda, dan persons with disabilities dalam mengembangkan kewirausahaan mereka. Selain itu, ada juga pemberian program beasiswa yang diketahui telah mencapai sekitar USD 430.000.
“Juga dengan bantuan riset yang kami berikan kepada peneliti dan akademisi yang hingga saat ini telah mencapai USD 204.500 dan menghasilkan luaran yang sudah juga kami jadikan percontohan di negara-negara AIS lainnya,” ungkap Wahib.
Di bidang entrepreneurship, lanjutnya, AIS Forum memberikan seed funding sejumlah USD 185.000 kepada berbagai startup untuk mengembangkan solusi-solusi inovatif yang bisa menjadi percontohan antar satu negara partisipan kepada negara lainnya.
Selain itu AIS Forum juga telah bekerja sama dengan puluhan ahli, peneliti, hingga pemangku kebijakan yang ada. Mitra yang dimiliki pun telah mencapai ribuan, sehingga menjadikan forum ini menyebarkan dan melaksanakan misi mereka terutama dalam isu negara pulau dan kepulauan.
”Sehingga, adanya Konferensi Tingkat Tinggi AIS Forum akan dapat meningkatkan kerja sama antar negara-negara pulau dan kepulauan yang ada di dunia,” ujar Wahib.
Advertisement
Posisi Indonesia Diperhitungkan
Sementara Kepala Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Andreas Dipi Patria menambahkan adanya AIS Forum akan turut menjadikan peran Indonesia di mata Internasional semakin nyata dan diperhitungkan.
Di samping dapat memberikan manfaat dalam bertukar inovasi bagi negara-negara pulau dan kepulauan.
“Ini merupakan bagian dari diplomasi Indonesia melalui pendekatan kerja sama secara nyata dan inklusif bagi seluruh masyarakat pulau dan kepulauan yang hidupnya tidak bisa dilepaskan dari laut,” pungkasnya.