Mau Target Iklim Tercapai, Dunia Harus Tambah 49,7 Juta Mil Jaringan Listrik

IEA mengatakan bahwa peningkatan dalam pembangunan transmisi di seluruh dunia akan memerlukan investasi jaringan listrik sebesar USD 600 miliar.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Okt 2023, 14:41 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2023, 14:41 WIB
Pertamina terus berperan aktif dalam upaya mitigasi emisi global untuk mengantisipasi perubahan iklim dengan mencanangkan target mencapai net zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat.
Pertamina terus berperan aktif dalam upaya mitigasi emisi global untuk mengantisipasi perubahan iklim dengan mencanangkan target mencapai net zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat.

Liputan6.com, Jakarta Dunia harus menambah atau mengganti 49,7 juta mil jalur transmisi pada tahun 2040 agar negara-negara dapat mencapai target iklim dan mencapai prioritas keamanan energi mereka.

Hal itu diungkapkan dalam laporan baru yang diterbitkan oleh Badan Energi Internasional (IEA). Jumlah tersebut kira-kira setara dengan jumlah mil jaringan listrik yang ada di dunia saat ini, menurut IEA.

Melansir CNBC International, Rabu (18/10/2023) IEA mengatakan bahwa peningkatan besar dalam pembangunan jalur transmisi di seluruh dunia akan memerlukan investasi tahunan pada jaringan listrik sebesar lebih dari USD 600 miliar per tahun pada tahun 2030, yang merupakan dua kali lipat tingkat investasi global saat ini seputar transmisi.

Hal ini juga memerlukan perubahan dalam cara pengoperasian dan pengaturan jaringan listrik di setiap negara.

IEA melihat, fokus global pada beberapa teknologi energi ramah lingkungan – termasuk tenaga angin, tenaga surya, kendaraan listrik, dan pompa panas – sangatlah mengesankan, namun investasi pada jalur transmisi masih belum mencukupi dan pada akhirnya akan menjadi hambatan yang semakin besar.

"Kemajuan energi bersih baru-baru ini yang kita lihat di banyak negara belum pernah terjadi sebelumnya dan menimbulkan optimisme, namun hal ini bisa menjadi bahaya jika pemerintah dan dunia usaha tidak bersatu untuk memastikan jaringan listrik dunia siap menghadapi ekonomi energi global baru yang muncul dengan cepat," kata Fatih Birol, direktur eksekutif IEA, dalam pernyataan tertulis yang diterbitkan bersamaan dengan laporan baru tersebut.

"Laporan ini menunjukkan apa yang dipertaruhkan dan perlu dilakukan. Kita harus berinvestasi pada jaringan listrik hari ini atau besok kita akan menghadapi kemacetan," tegasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


proyek Energi Bersih

PLTS Cirata akan uji coba
PLTS terapung di Waduk Cirata mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahun dan dapat mengalirkan tegangan listrik lebih dari 50.000 rumah penduduk. (merdeka.com/Arie Basuki)

Saat ini terdapat 1.500 gigawatt proyek energi bersih terbarukan yang disebut IEA sebagai “tahap pengembangan lanjutan” yang menunggu untuk terhubung ke jaringan listrik di seluruh dunia.

Proyek energi bersih terbarukan berkapasitas 1.500 gigawatt yang menunggu untuk dihubungkan ke jaringan listrik adalah lima kali lipat total tenaga angin dan surya yang ditambahkan di seluruh dunia pada tahun 2022.

Permintaan listrik akan terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya sektor ekonomi global yang beralih ke tenaga listrik.

Ketika dunia berupaya melakukan transisi menuju ekonomi energi yang ramah lingkungan, jaringan listrik akan semakin perlu disalurkan dari tempat pembangkit listrik tenaga angin dan surya dibangun ke tempat penggunaan listrik.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya