Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam 11th US-Indonesia Investment Summit, Selasa (24/10/2023). Kegiatan US-Indonesia Investment Summit kali ini mengusung tema “Mapping the Legacy, Navigating the Culture”.
Menko Airlangga menegaskan, fundamental perekonomian Indonesia yang baik membuat Indonesia menjadi negara yang menjanjikan untuk berinvestasi. Pertumbuhan ekonomi yang positif juga dibarengi dengan tingkat inflasi yang terkendali dan didukung dengan berbagai indikator sosial yang membaik.
Baca Juga
“Inilah salah satu alasan mengapa investasi di Indonesia menjanjikan dan potensial jika dibandingkan dengan negara lain,” kata Menko Airlangga dalam acara yang digelar oleh American Chamber of Commerce in Indonesia (AmCham).
Advertisement
Lebih lanjut, dengan kemampuan Indonesia mempertahankan laju pertumbuhan di atas 5% selama tujuh kuartal berturut-turut, tingkat inflasi Indonesia juga terkendali di angka 2,28% pada September 2023 yang sekaligus tercatat sebagai inflasi terendah sejak Februari 2022.
Indikator-indikator sosial juga cenderung mengalami perbaikan, diantaranya yakni kemiskinan 9,36%, pengangguran 5,45%, dan Gini 0,388. Sementara itu PMI Manufaktur telah berada pada zona ekspansif selama 25 bulan berturut-turut dan bertengger pada angka 52,3 pada bulan september 2023.
Neraca perdagangan Indonesia pada September 2023 juga mengalami surplus sebesar USD3.42 miliar dan melanjutkan tren surplus selama 41 bulan berturut-turut. Sepanjang Januari hingga September 2023, surplus perdagangan Indonesia mampu mencapai USD27.75 miliar.
Kepastian Hukum dan Iklim Investasi
Ditambah dengan pemberlakuan Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 6 Tahun 2023 dan penyempurnaan sistem Online Single Submission (OSS) untuk memberikan kepastian hukum dan iklim investasi di Indonesia, capaian-capaian tersebut menjadi landasan Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yakni PDB nominal sebesar USD9.8 triliun dengan GNI per kapita sebesar USD 30.300.
Serta porsi penduduk berpendapatan menengah sebesar 80%, kontribusi industri manufaktur terhadap PDB mencapai 28%, dan menyerap 25,2% tenaga kerja. Untuk mewujudkan visi tersebut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia memerlukan pertumbuhan PDB paling tidak sebesar 6% setiap tahunnya.
“Oleh karena itu, kita perlu melakukan transformasi perekonomian kita, dari produktivitas rendah ke produktivitas lebih tinggi. Salah satu langkah kuncinya adalah industrialisasi, dimulai dengan industri hilirisasi mineral yang akan meningkatkan nilai tambah,” kata Menko Airlangga.
Terkait kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun 2023, Menko Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia menegaskan komitmen menjadikan Asia Tenggara sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi global di masa depan yang berpotensi mencapai PDB gabungan sekitar USD20 triliun.
Menko Airlangga juga mengharapkan dukungan Amerika Serikat agar Indonesia dapat bergabung dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) untuk memperkuat standar dan praktik terbaik OECD serta mendukung transformasi ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
Advertisement
IPEF
Menanggapi apresiasi peran Indonesia dalam 4 pilar IPEF dari Duta Besar Amerika Serikat Sung Y. Kim, Menko Airlangga menjelaskan bahwa IPEF merupakan platform yang penting, dan diharapkan juga dapat mendiskusikan critical minerals yang pemanfaatannya sangat penting untuk kebutuhan industri.
“IPEF sangat penting untuk menjadi bagian dari platform internasional dan global Indonesia. Rantai pasoknya sudah kita sepakati, semoga di bulan November kita bisa membereskan persoalan perdagangan serta ekonomi yang bersih dan adil,” tegas Menko Airlangga.
Dalam kesempatan tersebut, selain mengapresiasi iklim investasi Indonesia yang baik serta capaian perekonomian Indonesia dalam 10 tahun terakhir, AmCham juga menyampaikan sejumlah rekomendasi perbaikan dalam laporan Progress and Greater Promise Ahead.
“Saya berharap summit ini bisa menjadi pondasi yang solid yang dapat menguatkan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat,” pungkas Menko Airlangga.