Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina EP (PEP) Subang Field terus berusaha memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar area operasi dengan program pemberdayaan. Saat ini, salah satu program yang tengah dijalankan adalah PESONA SUBANG yang berlokasi di Desa Cikadu, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
PESONA SUBANG merupakan akronim dari Pemanfaatan Serat Olahan Daun Nanas Subang, sedangkan kelompoknya bernama Pinlefi atau singkatan dari Pineapple Leaf Fiber. Kelompok ini diinisiasi dan dibentuk oleh PEP Subang Field bersama masyarakat Desa Cikadu dalam merintis usaha olahan daun nanas menjadi serat yang bernilai ekonomi sebagai bahan kain atau tekstil.
Baca Juga
Meskipun berada di kabupaten penghasil nanas terbesar di Jawa Barat, sebelumnya daun nanas hanya menjadi limbah. Tingginya angka produksi nanas pun berbanding lurus dengan meningkatnya volume limbah daun nanas. Setiap 1 Ha perkebunan nanas menghasilkan limbah daun nanas sebesar 14 ton.
Advertisement
Pasca panen nanas, kebanyakan para petani membakar daun nanas. Hal ini berpengaruh ke lingkungan dan kesehatan. Salah satu dampak negatif adalah munculnya emisi gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global dan menimbulkan polusi udara yang memiliki implikasi terhadap tingkat kesehatan paru masyarakat. Menurut catatan Puskesmas Cirangkong, ISPA menjadi penyakit nomor dua di Desa Cikadu pada tahun 2020 dengan 878 kasus.
Kelompok Pinlefi tergerak untuk mengolah daun nanas tersebut untuk dapat diambil seratnya. “Hasil serat ini dapat dijadikan sebagai kain serta berbagai macam jenis produk eco-fashion dan berbagai bentuk kerajinan,” kata Alan Sahroni, salah satu anggota Pinlefi sekaligus penggerak awal yang mendorong masyarakat untuk mengubah pola pikir sehingga terwujud praktik bebas sampah (zero waste), dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (5/11/2023).
Omzet
Dalam perkembangannya, usaha mengolah daun nanas menjadi serat sejalan dengan prinsip pemberdayaan masyarakat. Sebagai contoh, usaha ini melibatkan masyarakat petani nanas memasok daun nanas ke Kelompok Pinlefi. Hasilnya, daun nanas yang selama ini tidak bernilai ekonomi menjadi ada nilai keuntungan yang dapat diperoleh.
Kelompok Pinlefi kemudian juga mengajak masyarakat sekitar, baik ibu-ibu maupun pemuda karang taruna untuk bekerja bersama membuka lapangan pekerjaan. Pada tahun lalu, omzet kelompok bahkan mencapai Rp 154.275.000.
Pada saat bersamaan, dalam menjawab kebutuhan akan produktivitas, Kelompok Pinlefi mencoba melakukan inovasi teknologi. Inovasi yang diangkat di program PESONA Subang mencakup tiga. Pertama modifikasi mesin serut atau dekortikator besar yang diberi penutup mesin sehingga lebih aman dan inovasi kedua berupa dekortikator mini dengan segmentasi untuk penggunaan rumah tangga. Ketiga, mengubah mesin penggerak (primeover) dekortikator mini mengunakan tenaga surya panel atau disebut decolacel.
Advertisement
HAKI
Mesin decolacel dioperasikan menggunakan tenaga surya sehingga berkontribusi pada penurunan emisi sebesar 302.95 tonCO2eq/tahun dan penghematan listrik sebesar Rp 174.000/bulan. Decolacel ini bahkan telah mengantongi sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM per Oktober 2023.
Sejak tahun 2020, PEP Subang Field memberikan bantuan alat dan sarana produksi, pendampingan, dan pengembangan sumber daya manusia melalui serangkaian pelatihan yang dibutuhkan, serta kegiatan-kegiatan pengembangan usaha lainnya seperti menjejaringkan dengan berbagai pihak dan market potential yang ada kepada Kelompok Pinlefi ini.
“Sinergi dengan Kelompok Pinlefi dalam Program PESONA SUBANG diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengurangi dampak kerusakan lingkungan, dan mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Senior Manager PEP Subang Field, Ndirga Andri Sisworo.