Liputan6.com, Jakarta - Ratu Denmark Margrethe II mengumumkan akan turun tahta setelah 52 tahun dan menyerahkan takhta kepada putra mahkota Frederik.
Dikutip dari CNBC, Selasa (2/1/2023), Margrethe II yang merupakan ratu yang paling lama berkuasa di Eropa mengumumkan dalam pidato tahun baru. Ia akan mengundurkan diri pada 14 Januari, yang merupakan hari peringatan naik takhta pada usia 31 tahun setelah kematian sang ayah Raja Frederik IX.
Margrethe (83) menuturkan, operasi punggung yang dia jalani pada awal 2023 menimbulkan “pemikiran tentang masa depan” dan kapan harus menyerahkan tanggung jawab mahkota kepada putranya.
Advertisement
“Saya telah memutuskan sekarang adalah waktu yang tepat,” ujar dia.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen memberikan penghormatan kepadanya dalam sebuah pernyataan, dengan menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Yang Mulia Ratu atas dedikasi seumur hidup dan upaya tak kenal lelahnya untuk kerajaan.
Ratu Margrethe II menjadi salah satu tokoh masyarakat paling populer di Denmark, di mana peran raja sebagian besar bersifat seremonial. Margrethe sering berjalan-jalan di Kopenhagen tanpa dikawal karena sikapnya yang hangat. Ditambah bakatnya sebagai penyuka seni, ahli bahasa dan desainer selain menjadi seorang ratu.
Suka Seni
Mengutip laman the Star Margrethe dikenal karena sisi santai dan cerianya, serta keterlibatannya dalam kancah budaya Denmark.
Seorang pelukis serta desainer kostum dan latar, ia telah bekerja dengan Royal Danish Ballet dan Royal Danish Theatre dalam berbagai kesempatan.
Selain itu, ia menerjemahkan drama termasuk All Men Are Mortal karya Simone de Beauvoir bersama suaminya yang kelahiran Prancis, Prince Consort Hendrik dengan nama samaran.
Namun, lukisan dan gambarnya yang paling menarik perhatian. Ia telah membuat ilustrasi untuk beberapa buku, termasuk the Lord of The Rings karya J.R.R Tolkien. Lukisannya telah dipamerkan di museum dan galeri di Denmark dan luar negeri.
Kata Sejahrawan Mengenai Ratu Margrethe II
Dikutip dari CNBC, meski Magrethe adalah kepala negara, konstitusi Denmark dengan tegas mengesampingkan keterlibatannya dalam politik partai. Namun, sang ratu berpengalaman di bidang hukum dan mengetahui isu undang-undang harus ia tandangani.
Ia menerima pelatihan bahasa Prancis dan Inggris sejak usia dini, serta bahasa Swedia dari ibunya. Selain arkeologi, ia belajar filsafat, ilmu politik dan ekonomi di universitas di Kopenhagen, dan Cambridge serta London School of Economics dan Sorbonne di Paris.
Adapun Magrethe lahir di Kopenhagen pada 16 April 1940, satu minggu setelah Nazi menginvasi tanah airnya. Anak tertua dari tiga bersaudara, hukum suksesi Denmark kemudian melarang perempuan mewarisi takhta.
Sistem ini diubah pada 1953 setelah referendum, di bawah tekanan dari pemerintah Denmark berturut-turut yang menyadari perlunya memodernisasi masyarakat.
"Dia berhasil menjadi ratu yang mempersatukan bangsa Denmark di masa perubahan besar: globalisasi, munculnya negara multicultural, krisis ekonomi pada 1970-an, 1980-an dan pada 2008-2015, serta pandemi,” ujar Sejarawan Lars Hovebakke Sorensen seperti dikutip dari laman the Star.
“Dasar popularitasnya adalah ratu sama sekali tidak berpolitik,” ia menambahkan.
Margrethe menandai peringatan 50 tahun aksesinya pada Januari 2022 dengan upacara perayaan ditunda karena COVID-19. Perayaan penuhnya ditunda hingga September 2022, tetapi harus dikurangi lagi karena kematian sepupu ketiganya Ratu Elizabeth.
Putra sulung Margrethe, Putra Mahkota Frederik yang berusia 55 tahun akan menggantikan ibunya.
Advertisement
Mengenal Sosok Pangeran Frederik Pengganti Ratu Denmark Margrethe II
Sebelumnya diberitakan, Masyarakat Denmark tengah dikejutkan pada Malam Tahun Baru dengan pengumuman bahwa Ratu Margrethe II akan mengundurkan diri.
Dilansir BBC, Senin (1/1/2024), ia telah menjadi penguasa takhta paling lama di Eropa, setelah 52 tahun memegang kekuasaan.
Dengan pengunduran dirinya itu, Ratu Margrethe II akan segera digantikan oleh pewaris takhta selanjutnya yakni putra sulungnya sendiri.
"Saya akan menyerahkan tahta kepada putra saya, Putra Mahkota Frederik," katanya dikutip dari Kanal Global Liputan6.com.
Putra Mahkota Frederik dikenal di Denmark sebagai seorang pangeran partai pada awal tahun 1990an, namun persepsi tersebut mulai berubah setelah ia lulus dari Universitas Aarhus pada tahun 1995 dengan gelar master dalam ilmu politik. Dia adalah bangsawan Denmark pertama yang menyelesaikan pendidikan universitas.
Selama masa studinya ia menghabiskan waktu di Harvard, Amerika Serikat (AS), di mana ia mendaftar dengan nama samaran Frederik Henriksen.
Dia kemudian bertugas di angkatan laut Denmark, di mana dia dijuluki "Pingo" - yang menurut beberapa sumber diperoleh setelah pakaian selamnya terisi air selama kursus scuba diving dan dia harus berjalan seperti penguin.
Pria berusia 55 tahun ini terkenal pemberani, dengan keterlibatannya dalam ekspedisi ski selama empat bulan melintasi Greenland pada tahun 2000. Ketika itu, dia pernah dirawat di rumah sakit karena kecelakaan kereta luncur dan skuter.
"Saya tidak ingin mengurung diri di dalam benteng. Saya ingin menjadi diri saya sendiri, seorang manusia," katanya, bersikeras bahwa ia akan tetap berpegang pada hal itu bahkan setelah naik takhta.
Selain itu, Putra Mahkota Frederik, seperti Raja Charles III dari Inggris, dikenal atas kecintaannya terhadap lingkungan.
Sosok Istri Putra Mahkota Frederik
Istrinya, Putri Mary, dibesarkan di pulau Tasmania, Australia, dan bekerja sebagai pengacara ketika pasangan tersebut bertemu pada tahun 2000, di sebuah bar di Sydney selama Olimpiade.
Putri Mary pernah mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa ketika itu, dia tidak tahu bahwa suaminya adalah pangeran Denmark dan mengatakan, "Setengah jam kemudian seseorang mendatangi saya dan berkata, 'Apakah Anda tahu siapa orang-orang ini?'"
Pasangan tersebut dianggap oleh sebagian orang mewakili nilai-nilai modern dan telah berusaha mendidik keempat anak mereka - seorang perempuan, laki-laki dan saudara kembar - dengan pendidikan senormal mungkin, dan sebagian besar mengirim mereka ke sekolah negeri.
Berbeda dengan tradisi kerajaan Inggris, tidak akan ada upacara penobatan resmi Putra Mahkota Frederik. Sebaliknya, aksesinya akan diumumkan dari Kastil Amalienborg di Kopenhagen pada hari itu.
Dia akan menjadi Raja Denmark dan kepala negara di negara tersebut - yang merupakan monarki konstitusional - serta di Greenland dan Kepulauan Faroe.
Ratu Margrethe II adalah satu-satunya ratu yang berkuasa di dunia dan pemegang takhta kerajaan terlama saat ini di Eropa, mengambil takhta setelah kematian ayahnya Raja Frederik IX pada tahun 1972.
Ratu berusia 83 tahun itu mengungkapkan keputusan itu diambil setelah masa refleksi pasca operasi punggungnya pada awal tahun 2023.
Advertisement