Begini Perkembangan Program Gasifikasi Pembangkit Listrik

Melalui gasifikasi pembangkit listrik, penggunaan BBM dapat dikurangi sekaligus meningkatkan energi bersih.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 25 Jan 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2024, 11:00 WIB
Pembangunan pabrik gasifikasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan.
Pembangunan pabrik gasifikasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya menarik minat investor untuk terlibat dalam program gasifikasi pembangkit listrik PT PLN (Persero).

Untuk itu, Kementerian ESDM bersama Kementerian BUMN dan PLN tengah membahas strategi pada program yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi bersih dan efisiensi pada penyediaan tenaga listrik.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu di Jakarta, Rabu (24/1/2024). Menurut Jisman, program konversi pembangkit diesel ke gas (gasifikasi) ini akan memberikan manfaat yang besar bagi negara dan juga memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Melalui gasifikasi, penggunaan BBM dapat dikurangi sekaligus meningkatkan energi bersih. "Program gasifikasi ini direncanakan menyasar 27 Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan kapasitas total sekitar 2.269 MW," ujar Jisman.

Jisman lantas merinci total kapasitas tersebut terdiri atas 25 PLTMG eksisting yang telah beroperasi dengan total 999 MW, 1 PLTMG dalam tahap kontruksi dengan total 120 MW, dan 1 PLTMG Kluster Huadi dalam tahap perencanaan dengan total 1.150 MW.

Jisman menyebutkan keuntungan pembangkit listrk menggunakan gas, antara lain mengurangi impor minyak untuk menjaga neraca perdagangan, memberikan kontribusi nilai tambah dan multiplier effect bagi ekonomi rakyat di daerah, memenuhi komitmen Paris Agreement, serta pemenuhan target bauran energi dalam Kebijakan Energi Nasional.

Jisman menjelaskan program gasifikasi ini dikelompokkan diantaranya menjadi Kluster Kalimantan, Kluster Sulawesi-Maluku-Huadi, Kluster Nusa Tenggara, Kluster Papua Utara dan Kluster Papua Selatan.

Kementerian ESDM terus memonitor progres pelaksanaan proyek dan mengkoordinasikan kebutuhan gas oleh PLN yang akan bertambah seiring selesainya proyek gasifikasi pada PLTMG tersebut secara bertahap mulai Desember 2024 hingga akhir 2026.


Pemerintah Temukan Gas Hidrogen Alami di Sulawesi untuk Sumber Listrik

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah melakukan penyelidikan terhadap hidrogen alami sebagai sumber energi baru kelistrikan. Kondisi geologi Indonesia diklaim memungkinkan untuk terbentuknya hidrogen alami.

"Kami juga telah memulai kegiatan penyelidikan energi baru, diantaranya energi hidrogen alami. Itu diketahui dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik," ujar Plt Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/1/2024).

Wafid mengatakan, Badan Geologi melakukan survei untuk mengetahui keberadaan hidrogen alami di Pulau Sulawesi bagian timur. Pasalnya, daerah tersebut memiliki kondisi geologi yang ideal untuk terbentuknya gas hidrogen alami.

"Kita telah melakukan kegiatan penyelidikan potensi hidrogen alami di Sulawesi, dengan hasil konfirmasi keterdapatan hidrogen alami dalam jumlah yang menjanjikan untuk dieksplorasi lebih lanjut," ungkapnya.

 


Dua Lokasi

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Adapun survei terhadap sumber hidrogen alami itu dilakukan di dua lokasi di Sulawesi Tengah, yakni Tanjung Api (Ampana) dan Bahodopi (Morowali).

Hasil survei pada kedua lokasi menemukan rembesan gas hidrogen dengan kandungan 20-35 persen di daerah Tanjung Api, serta 9 persen di daerah Bahodopi. Di samping itu, turut dijumpai juga gas metana abiogenik dan nitrogen dalam konsentrasi yang signifikan.

"Meskipun belum dapat ditentukan keekonomisannya, hasil survei ini membuktikan bahwa sistem hidrogen alami ada di Indonesia," tegas Wafid.

"Diperlukan studi lebih detil untuk mengetahui model generation, migratuon, dan trapping mechanism," terang dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya