BPKP Belum Kantongi Permintaan Audit 3 Rangkaian KRL Impor Asal China Senilai Rp 783 Miliar

Deputi Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bidang Akuntan Negara Sally Salamah mengaku belum memperoleh permintaan audit atas pengadaan tiga (3) rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru asal China oleh KAI Commuter.

oleh Tim Bisnis diperbarui 01 Feb 2024, 21:10 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2024, 21:10 WIB
Polemik Impor 29 Unit Rangkaian KRL Bekas dari Jepang
Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan bahwa pengurangan unit kereta beroperasi tersebut akan menggerus kapasitas angkut harian KRL sebanyak 1,2 juta penumpang dan 1.081 perjalanan per hari. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Deputi Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bidang Akuntan Negara Sally Salamah mengaku belum memperoleh permintaan audit atas pengadaan tiga (3) rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru asal China oleh KAI Commuter.

Adapun, nilai pengadaan tiga rangkaian KRL baru asal China tersebut mencapai Rp 783 miliar.

"Belum tahu. Kami belum melakukan evaluasi ataupun auditnya," kata Sally kepada awak media di Gedung BPKP, Kamis (1/2).

Sally pun mengaku belum mengetahui alasan pemerintah menyetujui KAI Commuter untuk melakukan impor rangkaian KRL dari China ketimbang Jepang. Dia menyebut keputusan untuk melakukan impor tiga rangkaian KRL tersebut merupakan keputusan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan.

"Tanya ke KAI, yang impor baru (KRL China) itu keputusan rapat. Jadi rapat yang waktu  dipimpin pak Luhut," ucapnya.

Meski demikian, BPKP menyatakan kesiapan untuk melakukan audit atas pengadaan tiga rangkaian KRL baru asal China jika diminta oleh PT KAI.

"Mungkin saja kalau mereka meminta (audit). Kalau di BPKP prosedurnya mereka minta ada expose (membuka) dulu, di standar kami begitu. Ketika mereka expose bisa jadi kita melakukan penugasan tersebut," tegas Sally.

 


KRL China

Polemik Impor 29 Unit Rangkaian KRL Bekas dari Jepang
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menolak usulan PT KCI untuk mengimpor rangkaian kereta bekas dari Jepang serta meminta perseroan membeli produk dalam negeri dari PT Industri Kereta Api. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya,  PT Kereta Commuter Indonesia (KCI)/KAI Commuter bersama CRRC Sifang Co., Ltd. melakukan penandatanganan kontrak kerjasama pengadaan tiga (3) rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru buatan China di Beijing, China pada 31 Januari 2024. Tercatat, nilai Pengadaan tiga rangkaian KRL baru impor asal China sekitar Rp 783 miliar.

Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menyampaikan, pengadaan KRL baru asal China tersebut mempertimbangkan jumlah pengguna yang mencapai hampir 1 juta orang per hari. Adapun, tiga rangkaian KRL baru yang dibeli KAI Commuter dengan tipe KCI-SFC120-V. 

"Pengadaan sarana KRL baru ini merupakan pemenuhan atas jumlah sarana KRL sesuai dengan kebutuhan pelayanan pengguna Commuter Line Jabodetabek tahun 2024 -2025 yang sudah mencapai hampir 1 juta pengguna per harinya," ujar Asdo dalam keterangannya dikutip Kamis (1/2).

Asdo melanjutkan, pengadaan tiga KRL baru impor asal China ini juga merupakan bagian dari rangkaian pemenuhan sarana KRL Jabodetabek yang dibahas dalam Rapat Koordinasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada bulan Juni 2023 lalu. Rapat tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, BPKP, PT INKA, dan stakeholder lainnya.

 


Pembiayaan

Polemik Impor 29 Unit Rangkaian KRL Bekas dari Jepang
Sebanyak 29 unit rangkaian kereta rel listrik (KRL) wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang akan berhenti beroperasi periode 2023-2024, berpotensi menganggu layanan transportasi publik di masyarakat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Adapun seluruh pembiayaannya dari pinjaman KAI Commuter, shareholder loan dari PT KAI dan bantuan dari Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).

KAI Commuter menargetkan operasional KRL di wilayah  Jabodetabek dapat mengangkut 1,2 juta pengguna per hari pada tahun 2025.

"KAI Commuter menyampaikan terimakasih atas dukungan Pemerintah & stakeholder terhadap pengadaan sarana KRL ini termasuk mensupport pendanaan melalui PMN," ungkap Asdo.

Dalam pemenuhan pengadaan sarana KRL ini, KAI Commuter juga sudah melakukan Pengadaan 16 (enam belas) rangkaian sarana KRL baru oleh PT INKA dengan total investasi hampir sebesar Rp 3,83 triliun. Kemudian, pengadaan 19 (Sembilan belas) rangkaian KRL Retrofit oleh PT INKA degan total investasi lebih dari Rp 2,23 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya