Liputan6.com, Jakarta Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa pihaknya melakukan penyelidikan sumber daya CO2 Storage di cekungan-cekungan sedimen yang prospective maupun un-explore di wilayah Jawa.
“Pulau Jawa ini kalau dilihat masih banyak cekungan-cekungan yang statusnya masih berupa cekungan discovery, prospective, maupun unexplore, khususnya di Jawa bagian selatan,” ungkap Kepala Pusat Survey Geologi Kementerian ESDM, Edy Slameto dalam konferensi pers yang disiarkan pada Jumat (1/3/2024).
Dari temuan ini, Edy mengatakan, tim Badan Geologi melakukan kegiatan pengambilan sample dan analisis di laboratorium. Hasilnya, hitungan sementara potensi CO2 Storage yany ditemukan mencapai ribuan giga ton.
Advertisement
“Hasil hitungan sementara (ada) potensi CO2 Storage sebesar 1.225 giga ton,” bebernya.
Potensi CO2 Storage ini tersebar di berbagai wilayah di Jawa, yang sebagian besar berada di bagian selatan pulau itu.
Cekungan di Jawa Timur memiliki kedalaman kurang lebih 5 kilometer dengan ketebalan reservoir mencapai 1,2 kilometer dan potensi penyimpanan CO2 Storage (Saline Aquifer Prospective Storage Resources) sebesar 392 giga ton.
Kemudian di cekungan selatan Provinsi Jawa Tengah, juga memiliki cekungan dengan kedalaman sekitar 5 kilometer, dan rata-rata kedalaman reservoir saline 1 kilometer dam potensi penyimpanan sebesar 69 giga ton.
“Selanjutnya di cekungan Banyumas, memiliki ketebalan cekungan sedimen sejauh 6 kilometer, ketebalan saline aquiter 1,6 kilometer, serta potensi penyimpanan sebesar 209 giga ton,” terang Edy.
Sementara di selatan Provinsi Jawa Barat, memiliki ketabalan resevoir saline equiter 1 kilometer dan potensi penyimpanan sebesar 190 giga ton “Terakhir di cekungan Bogor, memiliki potensi penyimpanan hingga 365 giga ton,” jelas Edy.
Tak Cuma Hemat, Hidrogen Hijau Bisa Tekan Impor BBM 1,59 Juta Liter per Tahun
Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI), Sofyano Zakaria mengatakan pengembangan Hydrogen Refueling Station (HRS) oleh PT PLN Indonesia Power, subholding PT PLN (Persero) membuktikan komitmen negara terhadap transisi energi pada sektor otomotif di kancah internasional.
"Saya pikir itu bentuk komitmen negara yang hadir melalui inovasi dari BUMN dan Subholdingnya, kali ini PLN Indonesia Power telah membuktikannya di kancah internasional,” katanya dikutip dari Antara, Selasa (27/2/2024).Dalam hal ini, lanjutnya, PLN Indonesia Power membuktikan telah menjadi pionir dalam pembentukan ekosistem transisi energi pada sektor otomotif.
"Saya yakin, PLN khususnya PLN Indonesia Power akan menjadi pemain utama dalam penyediaan hidrogen hijau untuk berbagai kebutuhan, khususnya untuk kendaraan berbahan gerak hidrogen," katanya.
Secara data, penggunaan HRS ini akan mampu menekan importasi 1,59 juta liter bahan bakar minyak atau BBM per tahun. Selain penghematan penggunaan BBM berbasis fosil, penurunan emisi dipastikan terjadi sebesar 4,15 juta kilogram per tahun.
PLN Indonesia Power turut ambil bagian pada pameran otomotif tahunan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 dengan membawa HRS yang sudah mampu mengalirkan hidrogen ke kendaraan.
Advertisement
Hilirisasi
HRS merupakan bentuk hilirisasi dari Green Hydrogen Plant (GHP) yang antara lain merupakan residu dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/PLTP, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap/PLTGU dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap/PLTU.
"Ini bukti komitmen korporasi terhadap pengembangan energi baru terbarukan dan pengembangan ekosistem kendaraan masa depan," kata Sofyano.
Menurut dia, upaya mengubah energi listrik, menjadi energi gerak otomotif itu perlu diapresiasi, hal itu penting untuk menjaga kelanjutan program transisi energi nasional yang merupakan turunan dari cita-cita global.
Untuk itu, tegasnya, skala produksi hidrogen hijau harus terus ditingkatkan dan langkah maju PLN Indonesia Power itu harus menjadi semangat masyarakat untuk menggunakan energi hijau. "Dengan ini, saya yakin cita-cita net zero emission/NZE pada 2060 akan tercapai lebih cepat," katanya.