Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis, 7 Maret 2024. Harga emas melanjutkan rekor pada pekan ini seiring meningkatnya spekulasi pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed). Hal itu menambah sentimen selain dorongan aksi beli oleh bank sentral dan permintaan safe haven.
Dikutip dari CNBC, Jumat (8/3/2024), harga emas di pasar spot naik 0,46 persen menjadi USD 2.158,12 per ounce, dan melewati harga emas tertinggi sepanjang di USD 2.164,09 selama perdagangan di Asia. Harga emas berjangka AS melesat 0,40 persen menjadi USD 2.166,90.
Baca Juga
Ketua the Federal Reserve atau bank sentral AS Jerome Powell menuturkan, pihaknya cukup yakin inflasi menuju target the Fed 2 persen sehingga dapat memulai memangkas suku bunga.
Advertisement
Kondisi suku bunga rendah dapat diterjemahkan mengurangi kesempatan biaya memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil dan bebani dolar AS sehingga membuat emas batangan lebih murah bagi pembeli di luar negeri.
World Gold Council Market Strategist Joseph Cavatoni menuturkan, taruhan penurunan suku bunga mendorong harga emas dan semua pihak memperkirakan hal itu akan terjadi.
Cavatoni menambahkan, aksi beli emas oleh bank sentral juga bertambah kuat.Selanjutnya pasar akan mencari arah dari laporan US non-farm payrolls pada Jumat pekan ini.
Di pasar fisik, harga emas melonjak akan mengurangi konsumsi selama musim perkawinan di India. Namun, permintaan akan meningkat dari pembeli China.
Analis HSBC, James Steel menuturkan, risiko geopolitik juga menjadi pendorong utama harga emas. “Kami hanya memiliki sekelompok kecil aset yang dapat disebut sebagai safe haven oleh investor, dan emas adalah nomor satu di antara aset tersebut,” ujar James.
Harga emas telah menguat lebih dari USD 300 sejak dimulainya perang Israel-Hamas. Namun, kenaikan harga emas terbaru terjadi bersamaan dengan kenaikan aset berisiko.
Di sisi lain, harga perak bertambah 1 persen menjadi USD 24,40, sedangkan harga platinum menguat 1,4 persen menjadi USD 919,85 per ounce.
Sementara itu, palladium melemah 0,1 persen menjadi USD 1.040,76 setelah menguat 12 persen pada perdagangan Rabu pekan ini.
Prediksi Harga Emas Pekan Ini
Sebelumnya diberitakan, harga emas di pasar spot global mendekati harga USD 2.100 per ounce, tepatnya di kisaran USD 2.082 per ounce pada Minggu, 3 Maret 2024, kemarin.
Sedangkan untuk pergerakan harga emas dunia pekan ini para analis menyebut pasar bersiap menghadapi minggu besar, yang penuh dengan risiko makroekonomi yang signifikan.
Reli pasar emas dimulai pada Kamis karena harga melampaui resistensi awal di atas USD 2.050 per ounce setelah alat pengukur inflasi Federal Reserve menunjukkan kenaikan harga konsumen yang tidak terlalu besar.
Prediksi Analis
Analis pasar senior di FxPro, Alex Kuptsikevich mengatakan reli terbaru ini menunjukan kemampuan emas untuk tetap naik.
“Keuntungan pada hari Kamis dan Jumat (pekan lalu) menegaskan kembali kemampuan emas untuk naik di atas rata-rata pergerakan 50 hari, yang gagal dilakukan sebulan lalu,” kata Kuptsikevich, dikutip dari Kitcoi, Senin (4/3/2024).
Sementara emas telah berhasil menembus resistensi di USD 2,050, Kuptsikevich menambahkan bahwa level resistensi utama berikutnya yang harus diperhatikan adalah USD 2.088.
“Pada saat yang sama, pasar dapat melihat kenaikan yang signifikan jika momentum ini bertahan,” jelasnya.
Dalam sebuah catatan, Kepala Strategi Logam di MKS PAMP, Nicky Shiels mencatat pergerakan emas ke luar mungkin merupakan hasil dari konsolidasi selama berbulan-bulan. Ia mengatakan momentum dapat mendorong harga emas lebih tinggi, namun gambaran fundamentalnya tetap sama untuk saat ini.
“Dengan posisi emas dan perak yang masing-masing berjalan netral & pendek, pergerakan harga yang terkompresi secara teknis dan sentimen keseluruhan pada logam mulia habis, hal ini benar-benar merupakan cara untuk pergerakan besar yang tidak dapat dijelaskan,” ujar Shiels.
Advertisement
Harga Emas Diramal Tak Naik
Analis pasar di CPM Group juga tidak optimis pasar emas dapat mempertahankan kenaikan karena terjebak dalam pola perdagangan yang terdefinisi dengan baik.
“Harga emas paling banyak mengalami aksi jual setiap kali mereka menguji level resistance, dan ketika harga menguji level support yang kuat, investor kembali masuk ke pasar, sekali lagi memulai aksi beli baru,” jelas analis CPM Group.
Beberapa analis telah mencatat emas bisa menghadapi ujian yang signifikan minggu depan dengan dirilisnya laporan nonfarm payrolls pada Februari. Pada saat yang sama, pasar akan sangat ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam kesaksiannya selama dua hari di hadapan Kongres.
Data Ekonomi yang Perlu Dicermati
Menurut para analis ada beberapa data ekonomi yang perlu diperhatikan pada pekan kedua Maret 2024. Yaitu pertama pada Selasa ada data terkait Laporan Indeks Manajer Pembelian (PMI). Kedua pada Rabu Data ketenagakerjaan ADP, keputusan kebijakan moneter Bank Kanada, kesaksian Jerome Powell di hadapan Komite Jasa Keuangan AS.
Kemudian pada Kamis ada pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa, klaim pengangguran mingguan serta Kesaksian Powell di hadapan Komite Perbankan Senat. Terakhir pada Jumat laporan data terkait upah non pertanian.
Advertisement