Tepis Tuduhan Kartel, Garuda Indonesia Jelaskan Penyebab Harga Tiket Pesawat Mahal

Manajemen Garuda Indonesia telah memenuhi panggilan KPPU. Pemanggilan tersebut terkait tren kenaikan harga tiket pesawat jelang mudik Lebaran 2024. KPPU menduga adanya praktik kartel.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Apr 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2024, 08:30 WIB
Pesawat Garuda Indonesia (Foto: Garuda Indonesia)
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra menepis dugaan adanya praktik kartel tiket pesawat yang dilakukan sejumlah maskapai. Pesawat Garuda Indonesia (Foto: Garuda Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menepis dugaan adanya praktik kartel tiket pesawat yang dilakukan sejumlah maskapai. Isu ini menyeruak setelah Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memanggil sejumlah maskapai melihat tren kenaikan harga tiket pesawat jelang mudik Lebaran 2024.

Irfan menyatakan, Garuda Indonesia telah memenuhi panggilan KPPU tersebut. Ia pun menyebut maskapai pelat merah yang dibawahinya selalu terbuka untuk berkompetisi secara sehat.

"Sudah, tim kita sudah menghadap (KPPU). Sudah menjelaskan dasar-dasar kita ambil keputusan soal harga tiket. Yang jelas kita tak ada kartel," tegas Irfan di Jakarta, dikutip Selasa (2/4/2024).

Lebih lanjut, ia juga bilang bahwa Garuda Indonesia belum pernah menaikan harga tiket pesawat sejak 5 tahun lalu, sesuai dengan ketentuan tarif batas atas (TBA).

"Kita enggak pernah naik. Bukan kayak kita enggak mau naik, tapi kita sudah mahal. Itu pertama," seru Irfan.

"Kedua, kita ini kan airlines, maskapai reguler dibatasi dengan peraturan Kemenhub soal TBA. Nah ini sudah dari 2019 kita enggak pernah naik, TBA kita tidak pernah naik," ungkapnya.

Menurut dia, harga tiket pesawat tampak mahal lantaran adanya pengenaan pajak bandara (airport tax), khususnya di bandara-bandara utama. "Tahun lalu airport tax itu rata-rata naik 100-an persen," imbuhnya.

Oleh karenanya, Irfan mengusulkan agar pengenaan biaya airport tax bisa dipisah dengan tiket pesawat. Sehingga masyarakat bisa melihat bahwa harga tarif angkutan udara tidak mengalami lonjakan.

"Jadi yang harga tiket Anda bayar ke saya, dan airport tax waktu check in kan. Jadi ketahuan biang kerok naikin harga itu siapa. Kita enggak pernah naik. Yang kita naikin mungkin business class, tapi juga enggak banyak itu," tuturnya.

Maskapai Naikkan Harga Tiket Pesawat Lewati Batas Atas, Siap-Siap Sanksi Menanti

Menhub Ingatkan Maskapai Tidak Naikan Tiket Melebihi Batas Atas
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan, seluruh operator pesawat terbang atau maskapai, tidak menaikkan harga tiket di atas tarif maksimal atau batas atas, saat arus mudik Lebaran 2024.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan, seluruh operator pesawat terbang atau maskapai, tidak menaikkan harga tiket pesawat di atas tarif maksimal atau batas atas, saat arus mudik Lebaran 2024.

"Saya juga sudah ingatkan kepada operator (maskapai) tidak diperkenankan untuk menaikkan tiket melewati tarif batas atas," tegas Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Bandara Soekarno Hatta, Jumat (29/3/2024).

Selain itu, dia juga menegaskan, pemerintah dalam hal ini memiliki batas atas harga tiket untuk moda transportasi yang harus dipatuhi. Adapun batas atas harga tiket itu, adalah titik jumpa agar operator mendapatkan keuntungan dan tidak mengganggu daya beli masyarakat.

"Dan tentu ada sanksi apa bila melanggar atau melampaui harga tertinggi. Berkaitan itu, kita sudah berkoordinasi ke semua operator sebagai bagian memberikan pelayanan kepada masyarakat," jelasnya.

Menhub juga mengungkapkan, bila puncak pemesanan tiket mudik Lebaran akan terjadi pada H-3 sebelum masa cuti bersama libur Idul Fitri 1445 Hijriah. Berdasarkan hal tersebut, maka pihaknya selaku regulator akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengkondisikan kesiapan penggunaan tiket penerbangan dari sebelum dan sesudah masa mudik Lebaran.

Berdasarkan data potensi kenaikan jumlah pemudik secara nasional, terdapat kurang lebih sekitar 193 juta warga yang akan mudik, atau meningkat sebesar 50 persen. 

Adapun untuk mengatasi terjadinya lonjakan penumpang itu, Kementerian Perhubungan memerintahkan agar petugas bandara di area drop off ditambah, guna menghindari antrean panjang. 

Selain itu, sebagian besar counter check-in saat ini akan difungsikan hanya sebagai tempat untuk meletakkan bagasi. 

Penerbangan Mudik Paling Ramai pada H-4 dan H-3 Lebaran 2024

Mudik Natal dan Tahun Baru, Bandara Soetta Siapkan 478 Pesawat Ekstra
Calon penumpang menunggu penerbangan di Terminal 3 Bandara-Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (22/12/2019). Manajemen Bandara Soekarno-Hatta menyiapkan 478 pesawat ekstra untuk mengantisipasi lonjakan penumpang saat mudik libur Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jelang arus mudik lebaran 2024, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, lakukan pemantauan kesiapan dan ramp check sejumlah maskapai di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jumat (29/3/2024).

Bersama rombongan, Menhub Budi Karya Sumadi lakukan pengecekan mulai dari Terminal 1, 2 dan 3. Lengkap mengecek landasan dan kondisi pesawat, terutama pada maskapai Lion Air dan Garuda Indonesia.

"Hari ini secara khusus saya melakukan kordinasi, ramp check pesawat, seperti Garuda Indonesia dan Lion,"ujar Menhub Budi Karya Sumadi, seusai melakukan pengecekan arus mudik Lebaran 2024.

Menurutnya, dari apa yang sudah dirapatkan dan dikordinasikan oleh Kemenhub, AP II dan juga operator pesawat, didapati fakta yang menarik. Bila mudik Lebaran pada tahun ini ada peningkatan yang besar, bila dibandingkan dengan periode tahun-tahun sebelumnya.

"Ada peningkatan yang besar. Ada 193 juta yang akan mudik. Oleh karenanya harus dipersiapkan secara baik,"kata Menhub.

 

Diskon Tarif

Sementara untuk pemesanan tiket pesawat juga didapati, bila akan terjadi peningkatan atau lonjakan penumpang pada H-4 dan H-3 Lebaran 2024. Untuk itu, Menhub mengimbau ada beberapa langkah yang bisa dilakukan operator atau maskapai untuk mengurainya sejak dini.

"Terjadi suatu fakta dari pemesan tiket, H-4 dan H-3 ini yang tertinggi. Dengan dasar itu maka kami selaku legulator dan tadi sudah dibahas dengan teman-teman operator untuk melakukan penerbangan dari H-10 sampai ke H-5, bisa dapat diskon atau sebagainya, karna pada saat H-4 itu bisa sangat ramai sekali,"tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya