Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, longsor yang terjadi di Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Tol Bocimi) Sukabumi, Jawa Barat, pada Rabu 3 April 2024 disebabkan karena faktor alam. Menurutnya, tanah di daerah tersebut sangat rentan, sehingga bukan kesalahan dari pihak pengelola.
"Jadi yang perlu saya sampaikan itu adalah bencana bukan karena kesalahan siapa-siapa. Karena memang tanah di daerah Sukabumi sangat fragile. Kereta api kita dua kali juga ada longsor di situ," kata Menhub kepada media, Jakarta, Jumat (5/4/2024).
Untuk penggunaan jalur arus mudik saat Lebaran, masyarakat bisa menggunakan jalam arteri yang ada ataupun kereta api.
Advertisement
"Tentang arus mudik pasti berpengaruh tetapi kita tahu sebenarnya Bocimi itu kan baru satu tahun, dulu-dulunya masyarakat menggunakan jalan arteri yang ada dan juga ada kereta api," terang dia.
Kendati begitu, kata Budi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Korps Lalu Lintas Kepolisian (Korpslantas) berkeinginan untuk menyelesaikan jalan amblas itu sebelum lebaran. Tetapi, pihaknya belum mengetahui seberapa besar geseran yang ditimbulkan dari peristiwa itu.
"Hari ini akan tau (geserannya), kalau itu ada satu yang masif katakanlah sepanjang satu kilometer ya nggak bisa, tapi kalo itu cuman 50 meter mungkin bisa dilaksanakan," terang Budi.
Curah Hujan Lebat
Sebagai informasi, pada 3 April 2024 lalu, telah terjadi longsor di Jalan Tol Bocimi KM 64 arah Sukabumi pada hari ini, 3 April 2024. Kejadian tersebut berdampak pada lajur 1 mainroad jalan tol Bocimi.
Diduga longsor terjadi karena gerusan air akibat curah hujan yang lebat di sekitar lokasi.
PT Trans Jabar Tol selaku pemilik konsesi jalan tol Bocimi tengah melakukan pengamanan di lokasi kejadian dan melakukan pengalihan lalu lintas di sekitar lokasi kejadian.
Kendaraan dari arah Ciawi menuju Parungkuda dialihkan keluar di Cigombong. Adapun akses dari arah Parungkuda menuju Ciawi ditutup sementara guna menghindari potensi longsor tambahan.
Reporter: Ayu
Sumber: Merdeka.com
Tinjau Longsor Tol Bocimi, Menteri PUPR: Uji Satu Jalur untuk Mudik Lebaran
Akses Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) seksi dua Parungkuda-Cigombong masih ditutup akibat longsor pada Rabu (3/4/2024) kemarin. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau area longsor KM 64.400+ dengan ketinggian 20 meter tersebut.
“Titik 64.400 tol bocimi dari Bogor ke Ciawi di jalur A. Kita lihat di sana longsornya ini bukan gerakan tanah tapi memang longsoran, tanah timbunan pada saat pembangunan, karena curah hujan yang tinggi,” ucap Basuki di lokasi exit tol Parungkuda Kabuoaten Sukabumi, Jumat (4/5/2024).
Basuki menjelaskan, penanganan sementara longsor tersebut akan dipasang sheet pile (tiang penyangga) dalam tiga hari ke depan. Pihaknya juga berencana melakukan percobaan membuka satu jalur di jalur B satu arah untuk pemudik.
“Kami akan berusaha untuk menangani secara temporer, tiga hari ini kita akan sheet pile, kemudian hari Senin nanti kita monitor, kita tes dulu untuk bisa kita upayakan jalur B nya itu dipakai jalur mudik,” ujarnya.
Advertisement
Buka Satu Jalur untuk Golongan Tertentu
Menurutnya, upaya itu diharapkan bisa sedikit mengurangi kepadatan lalu lintas pada arus mudik. Jalur satu arah ini nantinya hanya bisa digunakan kendaraan golongan satu seperti sedan dan minibus. Tebing longsoran juga ditutup terpal, untuk mencegah resapan air saat hujan.
“Kita tes kalau aman nanti pak polisi akan koordinasi untuk bisa dibuka jalur B nya, sementara untuk golongan satu. Nanti arus balik untuk satu arah. Kemudian setelah itu baru kita tangani secara permanen setelah lebaran,” jelasnya.
Lebih lanjut, fokus perbaikan itu rencananya akan dilakukan setelah libur bersama. Hal itu mengingat memberikan waktu libur juga kepada para pekerja. Dia menilai, pengerjaan itu bisa memakan waktu hingga tiga bulan.
“kita upayakan Senin/Selasa bisa dipakai kalau penanganan temporer bisa berhasil. Saya kira kita kasih kesempatan libur dulu sampai tgl 15 baru full speed utk penanganan permanen. Penanganan permanennya kira-kira 2-3 bulan utk bisa secara permanen kita bisa tangani,” ungkapnya.