Liputan6.com, Jakarta Tulisan Bagaskara Ikhlasulla Arif di akun LinkedIn menjadi viral. Ini setelah keponakan Presiden Jokowi tersebut menuliskan pesan atas jabatan baru di Pertamina.Â
"I’m happy to share that I’m starting a new position as Manager Non Government Relation at PT Pertamina (Persero)!," tulis Bagaskara.
Dalam akun LinkedIn, Bagaskara pernah menduduki posisi Asisten Manajer di PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI pada November sampai hingga Oktober 2021 lalu.
Advertisement
Berita mengenai Bagaskara Ikhlasulla Arif ini menjadi berita yang paling banyak dibaca di kanal Bisnis Liputan6.com, Jumat (7/6/2024). Berikut daftarnya:
1. Viral Keponakan Jokowi Jadi Manajer di Pertamina, Lewat Orang Dalem atau Profesional?
PT Pertamina (Persero) membenarkan kabar yang menyebutkan bahwa Bagaskara Ikhlasulla Arif selaku saudara Presiden Joko Widodo atau keponakan Jokowi, memperoleh jabatan sebagai Manager Non-Government Relations di PT Pertamina (Persero).Â
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyatakan, Bagaskara Ikhlasulla Arif diangkat sebagai Manager Non-Government Relations di PT Pertamina (Persero) melalui jalur profesional.
Keponakan Jokowi tersebut bergabung ke Pertamina pada Maret 2024 silam.
2. Menteri PUPR dan Sri Mulyani Sepakat Tapera Ditunda
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Ketua Komite BP Tapera, Basuki Hadimuljono, mengungkapkan bahwa ia telah berdiskusi dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengenai penundaan implementasi Tapera.
"Terlebih lagi jika ada usulan dari DPR atau Ketua MPR untuk diundur. Saya sudah berkomunikasi dengan Bu Menteri (Keuangan), dan kita akan mengikuti arahan tersebut," ujar Menteri PUPR saat ditemui di Kompleks DPR RI pada Kamis (6/6/2024).
Basuki menegaskan bahwa pemerintah tidak akan terburu-buru mengimplementasikan program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) jika dinilai belum siap.
"Menurut saya pribadi, jika memang belum siap, tidak perlu kita terburu-buru," tambahnya.
Advertisement
3. Muhammadiyah Takut Ini Terjadi Jika Terlalu Banyak Simpan Uang di BSI
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas mengungkap alasan organisasinya menarik dana triliunan dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Menurutnya, dana yang disimpan di bank syariah BUMN itu terlalu banyak.
Atas kondisi tersebut, Anwar khawatir hal tersebut bisa menimbulkan risiko secara bisnis. Pasalnya, dana milik Muhammadiyah terkonsentrasi di BSI.
"Fakta yang ada menunjukkan bahwa penempatan dana Muhammadiyah terlalu banyak berada di BSI, sehingga secara bisnis dapat menimbulkan resiko konsentrasi (concentration risk)," kata Anwar dalam keterangannya, Kamis (6/4/2024).
Sementara itu, penempatan dana di bank syariah lain masih lebih sedikit. Anwar menilai, hal itu membuat bank syariah lain tak bisa berkompetisi dengan margin yang ditawarkan oleh BSI. Baik dalam hal penempatan dana maupun pembiayaan.