Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)Â telah menetapkan Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis bioetanol Juli 2024 sebesar Rp 15.101 per liter.
"Kementerian ESDM melalui Ditjen EBTKE telah mematok HIP BBN Bioetanol Bulan Juli Tahun 2024 menjadi Rp15.101 per liter. Hal itu tertuang di dalam Surat Direktur Jenderal EBTKE Nomor T-2222/EK.05/DJE.B/2024 yang ditandatangani pada tanggal 21 Juni 2024," jelas Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi dikutip dari pernyataan resmi, Sabtu (6/7/2024.)
Baca Juga
Agus menyampaikan, terjadi kenaikan HIP BBN Bioetanol pada Juli sebanyak Rp 479 per liter apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni sebesar Rp 14.622 per liter pada Juni 2024 lalu.
Advertisement
Adapun perhitungan besaran harga HIP BBN Bioetanol tersebut, jelas Agus, menggunakan formula yang telah ditetapkan, (Harga tetes tebu KPB Rata-rata 3 bulan x 4,125 kg/L) + 0,25 USD per liter.
"Harga tetes tebu KPB rata-rata 15 Januari-14 Juni 2024, yakni Rp 2.682 per kg. Sedangkan konversi nilai kurs menggunakan rata-rata kurs tengah Bank Indonesia dengan periode 15 Mei-14 Juni 2024 sebesar Rp 16.159. Sehingga ditetapkan Harga HIP BBN Bioetanol Bulan Juli 2024 sebesar Rp 15.101 per liter," terangnya.
Selain menetapkan Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan Bakar Nabati (BBN) Bioetanol, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM juga menetapkan HIP BBN jenis Biodiesel untuk Juli 2024 sebesar Rp 12.161 per liter.
Agus menuturkan, HIP BBN Biodiesel sebesar Rp 12.161 per liter tersebut, berlaku efektif mulai 1 Juli 2024.
"HIP BBN Biodiesel Bulan Juli 2024 mengalami kenaikan sebanyak Rp 429 per liter, apabila dibandingkan dengan HIP Biodiesel Bulan Juni lalu yang sebesar Rp 11.732 per liter," ungkap Agus.
Â
Â
Ongkos Angkut
Adapun besaran HIP BBN jenis Biodiesel dihitung berdasarkan ketentuan Diktum Kesatu Keputusan Menteri ESDM Nomor 3.K/EK.05/DJE/2024 tentang Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel yang Dicampurkan ke Dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar.
Agus menuturkan, cara perhitungan HIP BBN biodiesel menggunakan formula sebagai berikut, HIP = (Harga CPO KPB Rata-rata + 85 USD per ton) x 870 kg per m3 + Ongkos Angkut.
"Besaran ongkos angkut mengacu kepada Keputusan Menteri ESDM Nomor 3.K/EK.05/DJE/2024, dengan konversi nilai kurs menggunakan rata-rata kurs tengah Bank Indonesia pada periode 25 Mei-24 Juni 2024 sebesar Rp 16.254," ujar dia.
Advertisement
Biodiesel B40 Uji Coba ke Mesin Traktor, Hasilnya 6 Bulan Lagi
Sebelumnya, Pemerintah melalui Lemigas Kementerian ESDM terus mendorong peningkatan penggunaam biodiesel. Terbaru, Lemigas melakukan uji penggunaan bahan bakar minyak solar, yang dicampur 40 persen bahan bakar nabati (BBN) atau biodiesel B40 untuk alat dan mesin pertanian (alsintan).
Kepala Lemigas Kementerian ESDM Mustafid Gunawan menjelaskan, saat ini proses uji penggunaan B40 masuk tahap proses uji cold startability. Tes ini untuk menguji kemampuan nyala diesel penggerak traktor setelah didiamkan (soaking) pada temperatur rendah.
"Selama pengujian selama enam bulan yakni sejak 27 Mei sampai 27 November 2024, setiap hari bakal dilakukan monitoring terhadap temperatur lingkungan, kelembaban lingkungan, temperatur bahan bakar, dan temperatur oli," katanya dikutip dari Antara, Kamis (30/5/2024).
Menurut dia, Lemigas berperan sebagai pelaksana uji yang dikoordinatori oleh Direktorat Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM serta pendanaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Untuk lebih memastikan kinerja B40 pada alsintan, lanjut Mustafid, Lemigas bersama PT Yanmar Diesel Indonesia, PT Kubota Indonesia, dan PT Tri Ratna Diesel Indonesia, yang berkontribusi dalam mesin uji, serta PT Pertamina (Persero) dan Aprobi, yang berkontribusi dalam penyediaan bahan bakar, melakukan uji cold startability, sehingga masyarakat nantinya dapat merasakan performa yang maksimal dari B40.
Pengujian tersebut dilakukan menggunakan 10 unit mesin diesel penggerak traktor dari dua merek yang umum di pasaran.
Â
Â
Didiamkan 6 Bulan
Mustafid juga menjelaskan dalam uji cold startability, seluruh mesin traktor yang akan diuji tangkinya dikosongkan terlebih dahulu, lalu diisikan bahan bakar B40.
Setelah tangki terisi bahan bakar B40, mesin lalu dinyalakan selama 30 menit dan kemudian dilakukan hot startability sebelum di-soaking.
"Tahapan selanjutnya dilakukan soaking. Pada tahap ini mesin traktor dikelompokkan dan didiamkan selama enam bulan. Dilakukan pengecekan temperatur bahan bakar dan oli secara berkala," sebutnya.
Setelah melalui tahap soaking, selanjutnya tahap starting dengan penyalaan mesin secara paralel dan waktu penyalaan diukur dengan stopwatch.
"Setiap pengujian cold startability dilaksanakan, akan disaksikan secara bersama-sama oleh semua stakeholder, agar keterbukaan dan keberterimaan hasil uji tetap terjaga untuk menumbuhkan keyakinan akan kredibilitas mutu pengujian," ujar Mustafid.
Â
Advertisement