Pelita Air Luncurkan Program Reward ke Pelanggan dan Aplikasi Hiburan, Intip Keunikannya

Maskapai anak perusahaan Pertamina Group, Pelita Air meluncurkan dua program khusus dalam kegiatan Pelita Air Exclusive Launch pada Kamis, 11 Juli 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Jul 2024, 18:45 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2024, 18:45 WIB
Maskapai anak perusahaan Pertamina Group, Pelita Air meluncurkan dua program khusus dalam kegiatan Pelita Air Exclusive Launch
Maskapai anak perusahaan Pertamina Group, Pelita Air meluncurkan dua program khusus dalam kegiatan Pelita Air Exclusive Launch pada Kamis, 11 Juli 2024. Program High Spender Pelita Air, merupakan hasil kolaborasi maskapai dengan BMW Indonesia dan PT Dua Surya Dinamika (DSD).

Liputan6.com, Jakarta Maskapai anak perusahaan Pertamina Group, Pelita Air meluncurkan dua program khusus dalam kegiatan Pelita Air Exclusive Launch pada Kamis, 11 Juli 2024. Program High Spender Pelita Air, merupakan hasil kolaborasi maskapai dengan BMW Indonesia dan PT Dua Surya Dinamika (DSD).

Program tersebut bertujuan untuk memberikan peningkatan layanan serta memberikan penghargaan kepada penumpang setia Pelita Air.

"Hari ini Pelita Air meluncurkan dua program. Pertama adalah High Spender yang didukung oleh BMW Indonesia. Program kedua adalah fitur layanan baru bernama PasFlix yang di-support oleh PT. Dua Surya Dinamika," ungkap Direktur Niaga PT. Pelita Air Service, Asa Perkasa di Jakarta Selatan, Kamis (11/7/2024).

"Mengenai High Spender, program ini kita buat karena kita ingin ada semacam reward kepada pelanggan setia kita. Jadi program ini dirancang untuk orang yang sering membeli penerbangan kita melalui website maupun mobile-app. Nanti yang terbesar belanjanya itu akan mendapat hadiah langsung mobil BMN 218i," jelas Asa.

Program High Spender Pelita Air ini dijadwalkan berlangsung dari Juli hingga Desember 2024.

Adapun In-Flight Entertainment Pelita Air bernama PASflix, sebuah platform yang menyediakan berbagai hiburan seperti film, musik, hingga games yang bisa di unduh penumpang Pelita Air.

"Kita melihat perlu ada hal-hal yang harus dikembang (dalam hal In-Flight Entertainment).

"Mudah-mudahan (diluncurkannya PASflix) ini bisa menambah pengalaman bagi seluruh pelanggan Pelita Air," ujar Asa.

Dia mencatat bahwa, hingga Juni 2024, Pelita Air telah melayani total 1,2 juta penumpang. Ia pun berharap dengan hadirnya platform PASflix dapat menambah kepuasan para penumpang untuk kedepannya.

 

High Spender Pelita Air

PT Pelita Air Service (PAS) masuk ke segmen penerbangan komersial berjadwal (regular flight) dengan mendatang dua pesawat Airbus A320. (Dok Pertamina)
PT Pelita Air Service (PAS) masuk ke segmen penerbangan komersial berjadwal (regular flight) dengan mendatang dua pesawat Airbus A320. (Dok Pertamina)

Program High Spender Pelita Air, merupakan program penghargaan kepada penumpang sebagai apresiasi kepada loyalitas penumpang serta mendorong keterlibatan pelanggan.

Inisiatif ini berusaha mendorong pengguna untuk secara rutin membeli tiket dan barang tambahan seperti pemilihan kursi dan bagasi prabayar.

Event kolaborasi antara Pelita Air dan BMW itu berlangsung mulai Juli hingga Desember 2024 dengan hadiah utama yaitu BMW 218i, motor Vespa LX125 I-GET, dan travel voucher senilai Rp 15.000.000,-.

Pelita Air menyampaikan, Program High Spender dapat diikuti siapapun dengan syarat melakukan pembelian tiket dan produk ancillary (seat option. prepaid baggage) sebanyak-banyaknya selama periode program berlangsung.

Tentang Platform PASflix

Adapun platform hiburan PASflix yang dibuat Pelita Air berkolaborasi dengan PT. Dua Surya Dinamika.

PASflic ini merupakan pengembangan dari aplikasi Tripper yang berisi berbagai jenis hiburan seperti film, bahan bacaan serta permainan.

Selain itu, beragam konten eksklusif Pelita Air juga hadir di aplikasi tersebut. Aplikasi ini dapat diunggah melalui App Store (iOS) ataupun Playstore (Android).

 

Kabar Teranyar Nasib Pelita Air Gabung Garuda Indonesia Group

Arus Balik Lebaran, Anak Usaha Pertamina Pelita Air Capai On Time Performance hingga 95%
Pelita Air.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkap kabar terbaru penggabungan maskapai pelat merah. Yakni, Pelita Air Service untuk masuk ke Garuda Indonesia Group.

Arya mengatakan, pada tahap awal ini memastikan posisi Pelita Air ke Garuda Indonesia Group. Pada tahap ini tengah dikaji sejumlah opsi, termasuk membeli kepemilikan dari maskapai anak usaha Pertamina itu.

"Iya, karena belum tahu nih, apakah dibayar, sanggup enggak uang Garuda? Kalau enggak, kepemilikan Pertamina di situ. Apakah masih di anak perusahaannya, join nanti di situ di bawah, anaknya Garuda sama Pertamina, atau dia masuk ke Garuda, kan belum tahu," ujar Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (4/7/2024).

Dia bilang, jika Pelita Air dibagung dengan Citilink melalui skema joint venture (JV) maka akan ada perusahaan baru. Pada opsi ini Garuda tak perlu keluar uang untuk membeli kepemilikan Pertamina atas Pelita Air.

“Kalau bikin JV itu nggak mempengaruhi semua, enggak ada kepemilikan aset nambah nggak nambah, si Garuda nggak perlu kasih uang,” katanya

Sementara, jika Pelita dimerger dengan Citilink, Pertamina akan ikut memiliki saham Ciltilink. Jika demikian, porsi aset Garuda Indonesia akan bertambah. Di sisi lain, aset Pertamina pun akan menjadi perhatian.

“Kalau merger dia gabung (jadi) satu, berarti kan masuk aset Pertamina di situ. Saham Pertamina ada di mana, di Garuda? Kalau merger itu berarti kan nambah modal, kalau nambah modalnya Garuda di situ berpengaruh kepemilikan saham di atas kan,” jelasnya.

 

Posisi di InJourney

PT Pelita Air Service (PAS) masuk ke segmen penerbangan komersial berjadwal (regular flight) dengan mendatang dua pesawat Airbus A320. (Dok Pertamina)
PT Pelita Air Service (PAS) masuk ke segmen penerbangan komersial berjadwal (regular flight) dengan mendatang dua pesawat Airbus A320. (Dok Pertamina)

Setelah negosiasi itu rampung, baru ditentukan posisi Garuda Indonesia Group dalam Holding BUMN Industri Pariwisata dan Pendukung, InJourney. Menyusul telah terbentuknya subholding pengelola bandara.

Ini merujuk pada PT Angkasa Pura Indonesia yang membawahi PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II yang kedepannya juga akan digabung. Sementara itu, untuk posisi maskapai BUMN di InJourney akan dibahas lebih lanjut.

“Nanti kalau sudah oke ini baru masuk skema berikutnya Garuda ada di mana posisinya di InJourney-nya, karena ada (subholdin bandara sendiri, nanti ini gimana, ini gimana,” beber Arya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya