Pertamina Hulu Mahakam Punya Kapal Berbahan Bakar Diesel Dicampur LNG

DDF Crewboat adalah kapal dengan mesin diesel yang dimodifikasi sehingga mesin tersebut bisa berjalan dengan campuran bahan bakar diesel dan LNG.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Agu 2024, 13:10 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 13:10 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan operasional Prototype Diesel Dual Fuel (DDF) Crewboat milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM). (Dok Kementerian ESDM)
Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan operasional Prototype Diesel Dual Fuel (DDF) Crewboat milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM). (Dok Kementerian ESDM)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan operasional Prototype Diesel Dual Fuel (DDF) Crewboat milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM). Peresmian dilakukan di Pelabuhan Somber Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Senin kemarin.

Arifin mengapresiasi atas inisiatif yang dilakukan Pertamina Hulu Mahakam dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi emisi sesuai dengan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

"Dengan peresmian prototype DDF Crewboat ini merupakan salah satu bukti nyata partisipasi aktif perusahaan minyak dan gas bumi (migas) Indonesia yang dapat memberikan manfaat secara signifikan bagi PHM dan masyarakat secara umum," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (13/8/2024).

Dunia tengah bergerak menuju ke arah green energy. Termasuk dalam sektor transportasi, dimana International Maritime Organization (IMO) juga sudah merumuskan pemakaian bahan bakar transportasi yang ramah lingkungan dengan low maupun zero emission.

"Jadi inisiatif crewboat ini untuk kapal hybrid. Diesel dual fuel system ini patut kita hargai, tentu saja melalui satu kajian dengan perhitungan-perhitungan yang matang sehingga bisa dilaksanakan dengan baik sehingga mampu mengurangi emisi dan efisiensi bahan bakar," papar Arifin.

Arifin berharap bahwa inisiatif modifikasi kapal DDF ini bisa segera diterapkan di kapal-kapal lainnya, karena memiliki tingkat efisiensi yang sangat besar.

"Kapal DDF ini akan diuji coba selama setahun. Kemudian bisa ekspansi ke kapal-kapal yang lain. Nanti dari hasil ini akan kita kaji hal-hal apa yang memang bisa membuat inisiatif dan motivasi dari pengusaha-pengusaha kapal. Kalau memang mempunyai nilai keekonomian dan investasi yang baik, mereka bisa melakukan investasi lagi untuk melakukan modifikasi," jelas Arifin.

Selain itu, Arifin mengatakan penggunaan kapal DDF akan memaksimalkan produksi gas dalam negeri dan tidak bergantung terhadap minyak bumi yang harganya semakin tinggi.

"Karena kita lihat sekarang, dengan konstelasi geopolitik yang ada, harga minyak mentah itu bisa dikontrol dan tidak akan mungkin turun di bawah USD 70 per barel lagi. Jadi kalau harganya turun 5, produksinya di turunkan 9 lagi. Kita amati sekarang ya. Seperti yoyo, kita harus challenge ini dimanfaatkan sumber energi apa yang ada di dalam negeri," pungkasnya.

 

Jalankan Rekomendasi IMO

Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan operasional Prototype Diesel Dual Fuel (DDF) Crewboat milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM). (Dok Kementerian ESDM)
Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan operasional Prototype Diesel Dual Fuel (DDF) Crewboat milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM). (Dok Kementerian ESDM)

 

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengapresiasi atas upaya yang dilakukan PHM dengan kapal DDF. Hal itu merupakan salah satu wujud nyata Indonesia menjalankan rekomendasi IMO untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim dengan mengurangi emisi dari tranportasi laut.

"Dengan melakukan berbagai upaya, diantaranya green shipping, ini sejalan dengan apa yang diinisiasi oleh IMO dan kita harus dukung serta kita harus melakukan mitigasi kewajiban penggunaan bahan bakar rendah sulfur," imbuhnya.

Sementara itu General Manager PHM, Setyo Sapto Edi menyampaikan teknologi kapal DDF tersebut merupakan bagian dari efisiensi transportasi yang dilakukan oleh PHM. Apabila menggunakan kapal berbasis diesel akan memakan bahan bakar sebanyak 1.500 liter per hari, dan menggunakan DDF, bahan bakar diesel hanya sekitar 40% dan 60% sisanya dari gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) .

"Efisiensi yang kami dapatkan dari crewboat tersebut adalah kalau kita estimasi konsumsi bahan bakar selama satu hari sebanyak 1.500 liter, kemudian setelah dimodifikasi menjadi kapal DDF, kita akan mengganti 60% konsumsi bahan bakar dengan 30 MMBTU LNG, maka efisiensi yang bisa kita peroleh adalah sekitar Rp 12 juta per hari," papar Setyo.

 

Pangkas Biaya Operasional

Sebagai informasi, DDF Crewboat adalah kapal dengan mesin diesel yang dimodifikasi sehingga mesin tersebut bisa berjalan dengan campuran bahan bakar diesel dan LNG. Teknologi ini tidak sepenuhnya menghilangkan penggunaan bahan bakar diesel, tapi akan mengurangi pemanfaatan diesel. Tabung LNG akan diletakkan pada kompartemen tangki bahan bakar.

Dari hasi studi PHM, potensi optimasi dari pemanfaatan DDF tersebut akan mengurangi penggunaan bahan bakar diesel sekitar 6.050 Kiloliter per tahun untuk 10 crewboat yang beroperasi di offshore WK Mahakam, dan berpotensi mengurangi biaya operasional sebesar USD 4,1 juta per tahun.

PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan afiliasi dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE), selaku Subholding Upstream Pertamina. PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya