APPI Desak Tindak Tegas Oknum Pemagang dan Pekerja Migran yang Meresahkan di Jepang

APPI mengimbau seluruh anggotanya untuk mengecek dan membina para peserta yang sudah dan akan diberangkatkan ke Jepang.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Sep 2024, 22:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2024, 22:00 WIB
APPI Desak Tindakan Tegas terhadap Oknum Pemagang dan Pekerja Migran Indonesia yang Meresahkan di Jepang
Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Indonesia (APPI) mengutuk keras tindakan beberapa oknum pemagang dan pekerja migran Indonesia (PMI) di Jepang yang terlibat dalam pembentukan kelompok atau geng yang meresahkan warga setempat.(Foto:APPI)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Indonesia (APPI) mengutuk keras tindakan beberapa oknum pemagang dan pekerja migran Indonesia (PMI) di Jepang yang terlibat dalam pembentukan kelompok atau geng yang meresahkan warga setempat.

Tindakan ini tidak hanya mencemarkan nama baik peserta magang, tetapi juga merusak citra Indonesia di mata masyarakat dan pemerintah Jepang.

APPI mengimbau seluruh anggotanya untuk segera melakukan pengecekan dan pembinaan kepada para peserta yang sudah dan akan diberangkatkan ke Jepang.

Ketua Umum APPI, Yadi Suryadi menuturkan, para peserta yang terindikasi terlibat dalam kegiatan yang tidak terpuji harus diberikan sanksi yang tegas sesuai peraturan yang berlaku.

"Kami meminta para peserta magang dan PMI yang saat ini berada di Jepang untuk tidak tergiur atau terpancing oleh ajakan yang dapat mencemarkan nama baik diri sendiri maupun Indonesia. Tujuan utama mereka bekerja di Jepang adalah untuk memperbaiki kesejahteraan keluarga dan bangsa, bukan untuk terlibat dalam kegiatan yang melanggar norma dan hukum,” ujar Yadi Suryadi seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (3/9/2024).

APPI juga mengimbau kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Ketenagakerjaan dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jepang, serta seulurh elemen terkait untuk segera mengambil tindakan yang diperlukan demi mencegah hal ini terulang kembali.

Langkah-langkah ini sangat penting agar nama baik para pemagang, pekerja migran Indonesia, serta pemerintah Indonesia tidak tercemar oleh tindakan segelintir individu yang tidak bertanggung jawab.

"APPI menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat dan pemerintah Jepang yang mungkin telah menjadi korban atau merasa terganggu oleh tindakan tersebut. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pihak dalam menjaga nama baik Indonesia di kancah internasional," ujar Yadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Viral WNI Diduga Bikin Resah Warga Jepang, KBRI Tokyo dan Osaka Umumkan 4 Imbauan

Gedung di Osaka Jepang Dilalap Api
Petugas pemadam kebakaran bekerja di depan sebuah gedung, tempat kebakaran terjadi di Osaka (17/12/2021). Kebakaran terjadi di lantai empat sebuah gedung berlantai delapan di kawasan perbelanjaan dan hiburan di kota Osaka. (AFP/STR/Jiji Pers)

Sebelumnya, di media sosial sedang viral gerombolan pria berbaju hitam yang diduga sebagai pekerja Indonesia atau warga negara Indonesia (WNI) dan disebut bikin resah warga Jepang. Dalam sebuah video yang beredar, tampak rombongan pria yang diduga tergabung dalam sebuah geng tersebut duduk di pinggiran jalan di Osaka, Jepang.

Tak hanya duduk sembarangan, ada pula video yang menampilkan pria yang menggendarai sepeda berkeliling kota dengan atribut geng-nya. Memanggapi hal itu, KBRI Tokyo dan KJRI Osaka mengeluarkan imbauan yang dibagikam di alun Instagram resmi mereka, @kbritokyp dan @indonesianosaka pada Minggu, 1 September 2024. Mereka mengimbau seluruh WNI di Jepang untuk:

1. Mematuhi nilai, norma, kebiasaan dan aturan hukum setempat. Setiap pelanggaran memiliki konsekuensi yang menjadi tanggung jawab pelaku;

2. Turut serta menjaga ketertiban umum;

3. Menjaga nama baik bangsa dan negara;

4. Saling mengingatkan dan menjaga komunikasi dengan simpul masyarakat dan Perwakilan RI.

"Aparat setempat punya otoritas untuk mengambil tindakan hukum kepada warga negara asing (WNA) yang melanggar ketertiban maupun ketentuan di Jepang," tulis unggahan itu lagi.

"Jangan sampai cita-cita luhur untuk sukses di rantau terhambat karena perilaku kita sendiri. Mari kita jaga nama baik Indonesia!” sambungnya.

Sementara itu, Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia di Kemlu RI Judha Nugraha menyebut pihaknya sedang mencari tahu kebenaran video tersebut.

"Beredar informasi di media sosial mengenai sekelompok orang yang diduga WNI melakukan kegiatan yang meresahkan masyarakat setempat. Lokasi kejadian diduga terjadi di Osaka, Jepang,” terang Judha dalam pernyataannya, mengutip kanal Global Liputan6.com, Minggu.

 


Hormati Budaya Lokal

KBRI Tokyo dan KJRI Osaka disebut sedang mendalami kebenaran dan akurasi informasi tersebut, termasuk berkomunikasi dengan simpul simpul masyarakat Indonesia di Jepang. "Kemlu dan Perwakilan RI terus mengimbau masyarakat Indonesia di luar negeri agar selalu mematuhi hukum negara setempat termasuk menjaga ketertiban dan menghormati budaya lokal,” jelasnya.

Para WNI di luar negeri juga diminta untuk menghormati norma budaya setempat dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengganggu aktivitas warga. Sejumlah video yang menunjukkan aktivitas kelompok itu sudah menjadi viral di media sosial.

Salah satu video memperlihatkan sekelompok orang tersebut bergerombol di fasilitas umum Osaka hingga menghalangi jalan. Selain itu, ditemukan pula sejumlah akun media sosial yang diduga mewakili kelompok itu.

"KBRI Tokyo dan KJRI Osaka saat ini sedang mendalami kebenaran dan akurasi informasi tersebut," kata Judha. Untuk itu, ia memastikan bahwa perwakilan RI telah berkomunikasi dengan komunitas Indonesia di Jepang. Judha juga kembali mengingatkan WNI yang berada di luar negeri agar tetap menjaga ketertiban di fasilitas umum.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya