Prabowo Bakal Luncurkan Superholding BUMN, Danantara Namanya

Presiden Prabowo akan mengumumkan superholding BUMN pada 8 November 2024.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 29 Okt 2024, 16:16 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2024, 16:15 WIB
Prabowo Pimpin Sidang Kabinet Perdana di Istana Jakarta
Presiden Prabowo Subianto didampingi Wapres Gibran Rakabuming Raka memimpin sidang perdana Kabinet Merah Putih di Istana, Jakarta, Rabu (23/10/2024). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo memastikan Indonesia akan memiliki Superholding BUMN. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Keuangan III, Anggito Abimanyu. Superholding BUMN bernama Danantara ini dipimpin oleh Muliaman Darmansyah Hadad. 

Anggito Abimanyu menyatakan, Presiden Prabowo akan mengumumkan langsung Superholding BUMN ini.

"Nantinya, Pak Presiden Prabowo akan mengumumkan sendiri total dana yang kita kumpulkan dari saham-saham kita, baik itu di Pertamina, PLN, maupun BUMN-BUMN lainnya, termasuk dana pensiun. Aset-aset ini jika dioperasikan secara individual tidak bisa menghasilkan leverage yang maksimal," jelas Anggito dalam Orasi Ilmiah Dies Natalis Sekolah Vokasi UGM, dikutip dari Antara, Selasa (29/10/2024).

"Ini adalah superholding yang dananya tidak digunakan secara tunai, tetapi bisa meningkatkan dana dan menarik investasi asing dalam jumlah besar," tambahnya.

Model Superholding Seperti SWF Internasional

Anggito menyebut bahwa Danantara akan dibentuk dengan mengadopsi model sovereign wealth fund (SWF) negara-negara besar, seperti Norges Bank Investment Management (NBIM) Norwegia, yang merupakan pengelola dana investasi terbesar di dunia dengan aset senilai USD 1.700 miliar.

Selain itu, ada China Investment Corporation (CIC) dengan Asset Under Management (AUM) sebesar USD 1.240 miliar, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) yang mengelola USD 993 miliar, dan Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi dengan dana mencapai USD 847 miliar.

Danantara juga akan mengacu pada model Qatar Investment Authority (QIA) yang mengelola USD 765 miliar, National Wealth Fund (NWF) Rusia senilai USD 510 miliar, Superholding Temasek Singapura sebesar USD 332 miliar, Kuwait Fund for Arab Economic Development (KFAED) USD 302 miliar, dan Khazanah Malaysia dengan dana USD 30 miliar.

Superholding Danantara untuk Biayai Proyek Strategis

Anggito menekankan bahwa Danantara akan menjadi superholding yang sangat solvent, meskipun dana yang dikumpulkan bersifat tidak likuid. Hal ini bertujuan untuk menarik investasi dari luar guna mendukung proyek-proyek strategis nasional.

"Jadi, meskipun dana ini tidak likuid, ketika dikumpulkan dalam superholding, kita akan menjadi entitas yang solvent, yang mampu menarik dana asing untuk mendanai proyek strategis di Indonesia," ujar Anggito Abimanyu.

 

Danantara Berbeda dengan Kementerian BUMN

Kasus Bank Century, KPK Periksa Mantan Deputi Gubernur BI
Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad usai menjalani pemeriksaan oleh penyidik di Gedung KPK, Jakarta, Senin (27/5/2019). Muliaman diperiksa untuk dimintai keterangan terkait pengembangan kasus Bank Century. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Presiden Prabowo Subianto membentuk badan baru yang bertugas untuk pengelolaan investasi. Badan tersebut ialah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang dikepalai Muliaman Darmansyah Hadad dan Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang sebagai Wakil Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara.

Keduanya dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 142/P Tahun 2024. Muliaman menegaskan Badan Pengelola Investasi Danantara memiliki tugas dan fungsi yang berbeda dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kementerian BUMN).

"Nantinya ditugaskan mengelola investasi di luar APBN. Jadi semua aset-aset pemerintah yang dipisahkan itu nanti akan dikelola badan ini, tapi tentu saja itu bertahap," kata Muliaman di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/10/2024), demikian mengutip keterangan resmi.

Muliaman menyebut Badan Pengelola Investasi Danantara seperti sovereign wealth fund Indonesia Investment Authority (INA). Namun, Muliaman sampaikan Danantara memiliki cakupan yang lebih luas lantaran juga mengelola investasi negara di luar APBN.

Muliaman Hadad menyebut pembentukan badann ini merupakan bentuk komitmen Prabowo dalam mengoptimalkan pengelolaan investasi negara. Muliaman menyampaikan Prabowo ingin pengelolaan investasi dapat lebih terpadu dan tak lagi berjalan sendiri-sendiri.

"Ya misalnya ada aset-aset pemerintah yang dikelola oleh kementerian, lalu digabung menjadi satu, di-leverage, dikelola. Kemudian, kebijakan investasi nasional seperti apa," kata Muliaman.

Kaharuddin Djenod Daeng Jadi Wakil Kepala Danantara

Sementara itu, Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang menjadi Wakil Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) mendampingi Kepala Badan Danantara Muliaman Darmansyah Hadad dalam Kabinet Merah Putih pada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Mengutip Antara, Selasa (22/10/2024), pria kelahiran Surabaya, 14 Maret 1971 ini, menempuh pendidikan sarjana di Jurusan Teknik Penerbangan Institut Teknologi Bandung (ITB), yang di tengah jalan mendapatkan beasiswa Program Habibie (Program STAID-2).

Kemudian melanjutkan ke Jurusan Arsitek Perkapalan di Nagasaki Institute of Applied Science, Jepang. Usai lulus S1, Kaharuddin melanjutkan studi S2 dan S3 di Jurusan Arsitek Perkapalan, Hiroshima University, Jepang, untuk mendalami ilmu desain perkapalan yang dikombinasikan dengan kecerdasan buatan (AI) yang masih langka pada masa itu. Beberapa desain hasil karyanya yang dipatenkan, di antaranya Patent Right, Sub-Optim System of Ship Desain on Java, Master Tesis Strength Optimization of Bulk Carrier.

Serta Doktoral Desertation: Hull Optimazation of Tanker and Bulk Carrier with Combined Method of Neural Network and Genetic Algorithim. Dengan keberhasilan pendidikannya di Jepang, Ia mendapatkan penghargaan "The Best Naval Architect Student in Japan" dan berbagai penghargaan lainnya di bidang teknologi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya