Menhub Targetkan Harga Tiket Pesawat Turun Sebelum Natal 2024

Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi bersama Kementerian Perekonomian resmi membentuk Satgas Supervisi Harga Tiket Angkutan Penerbangan Nasional yang melibatkan lintas kementerian dan lembaga.

oleh Arief Rahman H diperbarui 30 Okt 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2024, 19:00 WIB
Menhub Dudy Purwagandhi menargetkan harga tiket pesawat bisa turun sebelum Natal 2024. (Arief/Liputan6.com)
Menhub Dudy Purwagandhi menargetkan harga tiket pesawat bisa turun sebelum Natal 2024. (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menargetkan harga tiket pesawat bisa turun sebelum Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) mendatang. Ini diharapkan jadi hasil kerja dari satgas penurunan harga tiket pesawat.

Dudy tak berbicara banyak mengenai targetnya itu. Dia mengatakan Satgas Supervisi Harga Tiket Angkutan Penerbangan Nasional berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dipimpin Airlangga Hartarto.

Dia mengaku masih menunggu hasil pembahasan Satgas yang melibatkan berbagai kementerian tersebut.

"Itu kan dikoordinasikan oleh Kemenko Perekonomian ya, nanti kami menunggu dari Kemenko Perekonomian untuk menyampaikan hasil dari Satgas itu," ujar Dudy, di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (30/10/2024).

Kendati masih menunggu, dia berharap satgas tersebut bisa berhasil meramu penurunan harga tiket sebelum Nataru mendatang.

"Kami lagi masih menunggu, harapannya, saya harapannya sebelum Nataru ini kita sudah bisa dapat hasil dari Satgas itu," sebut Dudy.

Informasi, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi bersama Kementerian Perekonomian resmi membentuk Satgas Supervisi Harga Tiket Angkutan Penerbangan Nasional yang melibatkan lintas kementerian dan lembaga.

Ini termasuk Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Keuangan, dan Kementerian Hukum dan HAM. Satgas tersebut menargetkan bisa menekan harga tiket pesawat domestik yang dikeluhkan mahal oleh para konsumen.

AHY Temui Luhut Binsar Pandjaitan

Tarif Batas Atas Tiket Pesawat
Pesawat maskapai Lion Air terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (16/5/2019). Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi antara Kementerian Bidang Perekonomian dan Kementerian Perhubungan memutuskan tarif batas atas tiket pesawat turun sebesar 12-16 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bakal melanjutkan upaya menurunkan harga tiket pesawat domestik. Bahkan, dia mengaku sudah menemui Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan.

Upaya menurunkan harga tiket pesawat itu sebelumnya dikepalai oleh Luhut saat menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Caranya melalui Satgas Supervisi Harga Tiket Angkutan Penerbangan Nasional.

"Saya sendiri sudah bertemu langsung dengan Bapak Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Marves terdahulu yang kini sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional. Saya tentu meminta pengalaman-pengalaman beliau dan juga wisdom dan wejangan yang bisa saya gunakan," ujar AHY di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (30/10/2024).

Dia mengatakan, Satgas Harga Tiket Pesawat akan terus dijalankan. Harapannya, berbagai pihak dalam tim khusus tersebut bisa membuahkan hasil.

"Tadi ada pertanyaan, nanti mungkin bisa dijelaskan lebih rinci oleh deputi kami, yang tentunya semangatnya bahwa tadi ada Satgas penurunan tiket, itu memang kita juga pastinya akan terus kelola," ucapnya.

Dia akan mengutamakan kenyamanan masyarakat dalam melakukan mobilitas, termasuk dalam menggunakan pesawat.

"Karena bagaimanapun ini yang saya sampaikan, kemudahan, kenyamanan dan juga nilai ekonomi bagi masyarakat itu kita juga utamakan," sambung AHY.

Berpengaruh ke Ekonomi

Mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang tersebut mengatakan, penurunan harga tiket pesawat jadi kuncu pertumbuhan ekonomi. Ketika biaya mobilitas terpaut tinggi, maka produktivitasnya pun dikhawatirkan ikut terhambat.

"Karena kalau kita ingin ekonomi lebih maju, lebih tumbuh di berbagai daerah, transportasinya termasuk biaya seseorang dari dan ke suatu daerah termasuk barang, itu harus semakin efisien," kata dia.

"Kalau masih terlampau tinggi, nah ini akan sangat berpengaruh pada bukan hanya pergerakan tetapi juga pada produktivitas. Disini yang tentu kita akan kawal ke depan," imbuh AHY.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya