Jabat Bos InJourney, Maya Watono Bakal Geber Pariwisata RI

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama InJourney, Maya Watono menegaskan akan terus menggenjot pariwisata di Indonesia. Menyusul Holding BUMN Industri Pariwisata dan Pendukung itu yang memang berfokus pada sektor tersebut.

oleh Arief Rahman H diperbarui 31 Okt 2024, 21:10 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2024, 21:10 WIB
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono. (Foto: Istimewa)
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama InJourney, Maya Watono menegaskan akan terus menggenjot pariwisata di Indonesia. Menyusul Holding BUMN Industri Pariwisata dan Pendukung itu yang memang berfokus pada sektor tersebut.

Maya saat ini menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, dia juga ditunjuk menjadi Plt Direktur Utama. Mengingat, Dony Oskaria didapuk menjadi Wakil Menteri BUMN.

"Nanti menunggu definitif ya. Pastinya kita melanjutkan dengan InJourney yang telah kita bangun selama 2,5 tahun ini dengan fokus yang sama," kata Maya, ketika ditanya soal fokusnya sebagai Plt Dirut InJourney, di Jakarta, Kamis (31/10/2024).

Dia menjelaskan, aspek yang jadi perhatian adalah pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Utamanya dalam 6 klaster yang jadi fokus bisnis InJourney.

"6 kluster ini airport, aviation service, ITDC, lalu juga TWC untuk heritage management, lalu Sarinah dan juga hospital. Dengan kluster ini yang menjadikan ini ekosistem yang terintegrasi dari hulu-hilir yang belum pernah ada di Indonesia," tuturnya.

Maya kembali menegaskan, pengembangan pariwisata akan jadi fokus yang tetap dijaganya kedepan. Harapannya ekosistem pariwisata RI bisa semakin baik.

"Nah pastinya kita tetap melakukan orkestrasi pariwisata Indonesia dengan cara ekosistem ini dari hulu-hilir Itu tidak akan berubah," tegasnya.

 

KEK Sanur Rampung Maret 2025

KEK Sanur
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) yang dikenal dengan Injourney, melalui anak perusahaannya PT Hotel Indonesia Natour (HIN), bekerja sama dengan PT Pertamina Bina Medika - Indonesia Healthcare Corporation (IHC) tengah membangun Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia, berlokasi di Sanur, Bali.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali diprediksi akan rampung pada kuartal I-2025, tahun depan. Ekosistem di wilayah KEK kesehatan itu bakal semakin lengkap.

Plt. Direktur Utama InJourney Maya Watono mengatakan, dia akan fokus melanjutkan pengembangan yang jadi perhatian BUMN pariwisata tersebut.

"Kalau untuk KEK Sanur ekspektasi kita akan ready di Q1 2025," kata Maya di Kantor InJourney, Sarinah, Jakarta, Kamis (31/10/2024).

Dia menjelaskan, ekosistem pariwisata kesehatan di KEK Sanur akan semakin lengkap. Mulai dari hotel, yakni The Meru dan Bali Beach Hotel serta dilengkapi dengan aula acara.

"Jadi KEK Sanur ini kan ada beberapa komponen Ada hotel, ada convention center, hotel ada dua, ada The Meru, lalu juga ada Bali Beach Hotel, which is a heritage hotel, jadi memang hotel bersejarah Indonesia," ujarnya.

Kemudian, pada aspek kesehatannya akan dilengkapi dengan rumah sakit berteknologi tinggi. Baik layanan kardiologi, onkologi, dan neurologi, hingga klinik bertaraf internasional.

"Klinik ini kita ada Stem Cell klinik dari Jerman, Jepang, dan Amerika. Kita ada estetik klinik, kosmetik dari Korea, kita ada fertility dari Malaysia dan dari berbagai area internasional lainnya," ucapnya.

"Dan ini sudah melakukan groundbreaking, jadi kita harapkan ini by Maret 2025 kita akan bisa ready untuk launch kawasan ekonomi khusus ini," jelas Maya.

 

Pembangunan Mencapai 80 Persen

KEK Sanur.
Pemandangan KEK Kesehatan Sanur dari udara. (Foto: PT HIN)

Lebih lanjut, secara kawasan Sanur, pembangunan disebut mencapai 80 persen. Namun, untuk pembangunan convention center sudah mencapai 90 persen.

"Kurang lebih saya rasa bisa dibilang (80 persen), kalau untuk hotel dan convention Kita sudah 90 persen ya kita sudah ready," kata Maya.

Di sisi lain, aspek pembangunan klinik dan rumah sakit internasional masih membutuhkan waktu. Hanya saja, dia membidik seluruhnya bisa rampung dan diresmikan pada Maret 2025.

"Tapi memang klinik ini karena kita bekerja dengan internasional dan kita ingin ensure kualitas yang terbaik, begitu juga hospital. Pastinya kita ingin lebih baik kualitasnya ini, terbaik ya, sehingga kita memang menargetkan Maret 2025," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya