Kantongi Tarif Subsidi, Pengguna KRL Commuter Line Tembus 307,8 Juta Orang

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mencatat jumlah pengguna KRL Commuter Line mencapai 307,8 juta orang. Angka itu didapat dari pengguna KRL Commuter Line di seluruh wilayah operasi hingga Oktober 2024.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 22 Nov 2024, 21:49 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2024, 21:40 WIB
Kini Naik Trasportasi Umum Diperbolehkan Tidak Mengenakan Masker
Penumpang menunggu kedatangan KRL Commuter Line di Stasiun Sudirman, Jakarta, Senin (12/6/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mencatat jumlah pengguna KRL Commuter Line mencapai 307,8 juta orang. Angka itu didapat dari pengguna KRL Commuter Line di seluruh wilayah operasi hingga Oktober 2024.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan, tingkat okupansi KRL Commuter Line terus bertambah berkat adanya tarif subsidi melalui penugasan Public Service Obligation (PSO).

"Terbukti, total pengguna Commuter Line di seluruh wilayah operasi Commuter Line dari Januari hingga Oktober 2024 mencapai 307.810.140 orang," terangnya, Jumat (22/11/2024).

Adapun keseluruhan, pengguna tersebut terdiri dari pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek sebanyak 271.806.800 orang, pengguna Commuter Line Merak sebanyak 3.509.387 orang, pengguna Commuter Line di wilayah 2 Bandung sebanyak 13.164.971 orang.

Termasuk pengguna di wilayah 6 Yogyakarta, yakni Commuter Line Yogyakatya-Palur sebanyak 6.513.540 orang, dan Commuter Line Prameks sebanyak 792.094 orang. Sedangkan di wilayah 8 Surabaya, sepanjang 2024 hingga 31 Oktober telah melayani sebanyak 12.023.488 orang.

"Dengan adanya PSO ini, tarif yang dibebankan kepada pengguna menjadi lebih terjangkau. Contohnya tarif Commuter Line Jabodetabek, dengan tarif Rp 3.000 untuk 25 km pertama, dan ditambahkan Rp 1.000 untuk perjalanan setiap 10 kilometer berikutnya. Sedangkan tarif Commuter Line Yogya-Palur sebesar Rp 8.000," jelas Joni.

 

"Ke depan, KAI Commuter akan terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan transportasi publik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekaligus menciptakan ekosistem transportasi terbaik dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia," pungkasnya.

 

PSO Lain

Subsidi KRL Berbasis NIK Bakal Bikin Kelas Menengah Makin Tertekan
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai rencana pemerintah mengubah skema pemberian subsidi untuk KRL Jabodetabek menjadi berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) mulai tahun 2025 akan semakin membebani kelas menengah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tidak hanya jenis KRL, KAI Commuter juga mendapatkan penugasan PSO 2024 pada Kereta Api Perkotaan. Antara lain:

1. Commuter Line Merak (Rangkasbitung-Merak PP) dengan tarif Rp 3.000

2. Commuter Line Walahar (Purwakarta-Cikarang PP) dengan tarif Rp 4.000

3. Commuter Line Jatiluhur (Cikarang-Cikampek PP) dengan tarif Rp 3.000

4. Commuter Line Garut (Purwakarta–Cibatu-Garut PP) dengan tarif Rp 8.000-14.000

5. Commuter Line Bandung Raya (Cicalengka-Padalarang PP) dengan tarif Rp 5.000

6. Commuter Line Prameks (Yogyakarta-Kutoarjo PP) dengan tarif Rp 8.000

7. Commuter Line Dhoho/Penataran (Surabaya-Kertosono-blitar-Malang-Surabaya PP) dengan tarif Rp 10.000-30.000

8. Commuter Line Jenggala (Surabaya-Mojokerto-Sidoarjo PP) dengan tarif Rp 5.000-10.000

9. Commuter Line Supas (Surabaya-Pasuruan PP) dengan tarif Rp 6.000

10. Commuter Line Arjonegoro (Surabaya Pasar Turi-Babat-Bojonegoro PP) dengan tarif Rp 5.000-6.000

11. Commuter Line Blorasura (Surabaya-Cepu PP) dengan tarif Rp 13.000

12. Commuter Line Sindro (Sidoarjo-Surabaya Pasar Turi-Indro PP) dengan tarif Rp 5.000

"Penugasan PSO bukan hanya soal menyediakan aksesibilitas transportasi yang lebih baik, tetapi juga bagian dari upaya mengurangi biaya transportasi masyarakat dan mendorong perubahan gaya bertransportasi ke arah yang lebih efisien dan ramah lingkungan," imbuh Joni. 

Melalui layanan kereta PSO, Joni menambahkan, KAI Commuter ingin mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik untuk mengurangi kemacetan dan polusi.

 

Infografis Polemik Operasional KRL Jabodetabek saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Polemik Operasional KRL Jabodetabek saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya