Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar di Indonesia tumbuh lebih tinggi pada bulan November 2024.
Mengutip laporan Uang Beredar (M2) BI per November 2024, Jumat (27/12/2024) Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso mengungkapkan bahwa posisi M2 pada November 2024 tercatat sebesar Rp.9.175,8 triliun, atau tumbuh 7,0% (yoy).Â
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,8% (yoy).
Advertisement
Berdasarkan komponen M2, pertumbuhan M2 didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 9,1% (yoy) dan uang kuasi sebesar 2,3% (yoy).
Komponen M12 dengan pangsa 56,2% dari M2, pada November 2024 tercatat Rp.5.157,7 triliun atau tumbuh sebesar 9,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,1% (yoy).
Uang Kartal
Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, serta giro rupiah.
Uang kartal yang beredar di masyarakat pada November 2024 mencapai Rp.1.002,0 triliun, atau tumbuh 12,2% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 12,4% (yoy).
Giro rupiah tercatat sebesar Rp.1.820,3 triliun, atau tumbuh sebesar 12,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Oktober 2024 sebesar 5,7% (yoy).
Ramdan menyebut, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 45,3% terhadap M1, tercatat sebesar Rp.2.335,4 triliun pada November 2024 atau tumbuh sebesar 5,4% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,0% (yoy).
Adapun uang kuasi dengan pangsa 42,6% dari M2, tercatat sebesar Rp.3.910,7 triliun atau tumbuh 2,3% (yoy) pada November 2024. setelah tumbuh 4,3% (yoy) pada Oktober 2024.
Berdasarkan komponen uang kuasi, simpanan berjangka dan tabungan lainnya tumbuh, masing-masing sebesar 3,4% (yoy) dan 4,1% (yoy). Sementara giro valas terkontraksi sebesar 2,8% yoy.
Â
Â
Â
Faktor yang Memengaruhi Uang Beredar pada November 2024
Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada November 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pempus, ungkap Ramdan.
"Penyaluran kredit pada November 2024 tumbuh sebesar 10,1% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya. Tagihan bersih sistem moneter kepada Pempus pada November 2024 tumbuh sebesar 1,1% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 0,1% (yoy)," papar Ramdan.
Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 1,0% (yoy) pada November 2024, setelah tumbuh sebesar 1,6% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Advertisement
Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Adapun penghimpunan DPK pada November 2024 tercatat sebesar Rp.8.534,8 triliun, atau tumbuh 6,3% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,0% (yoy).
Berdasarkan golongan nasabah, DPK korporasi tumbuh sebesar 15,2% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Oktober 2024 sebesar 12,8% (yoy). Sementara itu, DPK perorangan terkontraksi sebesar 1,1% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 0,6%.
Pada November 2024, giro tumbuh sebesar 8,4% (yoy), meningkat dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,5% (yoy).
Tabungan tumbuh sebesar 6,6% (yoy), setelah pada bulan Oktober 2024 tumbuh sebesar 7,5% (yoy). Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 4,3% (yoy), setelah tumbuh 5,2% (yoy) pada Oktober 2024.