Uang Beredar di Indonesia per Oktober 2024 Tembus Rp 9.078 Triliun

Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat sebesar Rp 9.078,6 triliun, atau tumbuh sebesar 6,7% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya uang beredar ini tumbuh 7,2% (yoy).

oleh Tira Santia diperbarui 22 Nov 2024, 11:45 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2024, 11:45 WIB
3 Alasan Kenapa Rabu Kemarin Rupiah Menguat
Ilustrasi dana BLT

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia mencatat Uang Beredar (M2) tetap tumbuh pada Oktober 2024. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat sebesar Rp 9.078,6 triliun, atau tumbuh sebesar 6,7% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya uang beredar ini tumbuh 7,2% (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan berdasarkan komponen, perkembangan M2 didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,1% (yoy) dan uang kuasi sebesar 4,2% (yoy).

“Komponen M12 dengan pangsa 55,3% dari M2, pada Oktober 2024 sebesar Rp5.022,2 triliun atau tumbuh sebesar 7,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,9% (yoy),” kata Ramdan dalam laporan Analisis Perkembangan Uang Beredar Oktober 2024 Bank Indonesia, Jumat (22/11/2024).

Uang Kartal

Untuk perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, serta tabungan rupiah dapat ditarik sewaktu-waktu.

Uang kartal yang beredar di masyarakat pada Oktober 2024 sebesar Rp970,1 triliun, atau tumbuh 12,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada September 2024 sebesar 10,6% (yoy).

Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,3% terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.324,5 triliun pada Oktober 2024 atau tumbuh sebesar 6,0% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

Giro rupiah tercatat sebesar Rp1.727,6 triliun, atau tumbuh sebesar 5,7% (yoy), setelah tumbuh sebesar 6,1% (yoy) pada bulan sebelumnya.

 

Uang Kuasi

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Disisi lain pada Oktober 2024, uang kuasi dengan pangsa 43,5% dari M2, tercatat sebesar Rp3.946,5 triliun atau tumbuh 4,2% (yoy), setelah tumbuh 5,3% (yoy) pada September 2024.

Berdasarkan komponen uang kuasi, simpanan berjangka dan tabungan lainnya tumbuh masing-masing sebesar 4,6% (yoy) dan 4,9% (yoy). Sementara itu, giro valas tumbuh sebesar 2,0% (yoy).

Adapun berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada Oktober 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pempus. Penyaluran kredit pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 10,4% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

“Tagihan bersih sistem moneter kepada Pempus pada Oktober 2024 terkontraksi sebesar 0,1% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 12,3% (yoy),” ujarnya.

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 1,6% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 0,3% (yoy) pada September 2024.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya