China Susun Rencana Pulihkan Sektor Real Estat pada 2025

China juga akan secara ketat mengendalikan pasokan perumahan komersial.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 27 Des 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2024, 14:00 WIB
China Susun Rencana Pulihkan Sektor Real Estat pada 2025
China akan berupaya menstabilkan dan mencegah pelemahan lebih lanjut di pasar real estat lokalnya. (AFP/STR)

Liputan6.com, Jakarta - China akan berupaya menstabilkan dan mencegah pelemahan lebih lanjut di pasar real estat lokalnya.

Kabar itu diungkapkan dalam laporan media lokal China Construction News, mengutip konferensi kerja yang diadakan oleh regulator perumahan negara itu baru-baru ini.

Mengutip Channel News Asia, Jumat (27/12/2024) laporan itu menyebutkan bahwa China berencana mempromosikan reformasi sistem penjualan perumahan komersial, dan menargetkan perluasann cakupan renovasi desa perkotaan melampaui penambahan 1 juta unit.

Negara itu juga akan secara ketat mengendalikan pasokan perumahan komersial, sambil meningkatkan pasokan perumahan yang terjangkau untuk membantu memecahkan masalah kehidupan sejumlah besar warga negara baru, generasi muda, dan pekerja migran.

Seperti diketahui, para pembuat kebijakan China telah meningkatkan upaya untuk menghidupkan kembali sektor real estat negara itu dengan memperkenalkan langkah-langkah baru untuk mendorong permintaan rumah, setelah kampanye yang dipimpin pemerintah untuk mengendalikan pengembang yang sangat berutang memicu krisis pada 2021.

Sejak September 2024, langkah-langkah yang ditujukan untuk mendorong pembelian rumah mencakup pemotongan suku bunga hipotek dan pembayaran uang muka minimum, serta insentif pajak untuk menurunkan biaya transaksi perumahan.

Pasar real estat China sendiri telah menunjukkan momentum stabilisasi, dengan transaksi perumahan pada bulan Oktober dan November 2024 mengalami pertumbuhan tahunan dan bulanan yang positif kata konferensi tersebut.

Harga rumah di China juga sudah turun pada laju paling lambat dalam 17 bulan pada November 2024, didukung oleh upaya pemerintah untuk menghidupkan kembali sektor tersebut, menurut data resmi.

Seorang pejabat Komisi Keuangan dan Urusan Ekonomi Pusat China pada bulan Desember menyerukan agar langkah-langkah kebijakan dengan dampak langsung pada stabilisasi pasar real estat diadopsi sesegera mungkin, dengan pemerintah daerah mendapatkan otonomi yang lebih besar untuk membeli persediaan perumahan.

Bank Dunia Naikkan Ramalan Ekonomi China, Tumbuh 4,9% pada 2024

Ujian Masuk Perguruan Tinggi Tersulit di China
Bus-bus diperintahkan untuk mengambil jalan memutar dan operasi konstruksi dihentikan untuk menghindari kebisingan di 105 lokasi ujian masuk kota selama periode ujian empat hari, menurut pemberitahuan pemerintah kota. (AP Photo/Ng Han Guan)

Bank Dunia menaikkan proyeksinya pada pertumbuhan ekonomi China untuk tahun 2024 dan 2025, tetapi memperingatkan bahwa kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang lesu, bersama dengan hambatan di sektor properti, akan terus membebani negara itu tahun depan.

Melansir CNBC International, Jumat (27/12/2024) Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto China akan tumbuh sebesar 4,9% tahun ini, naik dari perkiraannya pada bulan Juni sebesar 4,8%.

Kenaikan itu berkat efek pelonggaran kebijakan dan kekuatan ekspor jangka pendek.

Sebagai catatan, China menetapkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% tahun ini, sebuah tujuan yang menurutnya dapat dicapai.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi China untuk tahun 2025 diperkirakan turun menjadi 4,5%. Namun, angka tersebut masih lebih tinggi dari perkiraan Bank Dunia sebelumnya sebesar 4,1%.

Pertumbuhan pendapatan rumah tangga yang lebih lambat dan efek kekayaan negatif dari harga rumah yang lebih rendah diperkirakan akan membebani konsumsi China hingga tahun 2025, imbuh Bank Dunia.

"Mengatasi tantangan di sektor properti, memperkuat jaring pengaman sosial, dan meningkatkan keuangan pemerintah daerah akan menjadi penting untuk membuka pemulihan yang berkelanjutan," kata Mara Warwick, direktur negara Bank Dunia untuk China.

"Penting untuk menyeimbangkan dukungan jangka pendek terhadap pertumbuhan dengan reformasi struktural jangka panjang," tambahnya.

Seperti diketahui, ekonomi terbesar kedua di dunia itu tengah berjuang tahun ini, terutama karena krisis properti dan permintaan domestik yang lesu. Kenaikan tarif barang impor oleh AS ketika Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat pada bulan Januari juga dapat memengaruhi pertumbuhan China.

Bank Dunia Pekirakan 55% Kelas Menengah di China Tak Aman Secara Ekonomi

China memberlakukan penguncian saat COVID-19 melonjak setelah liburan
Seorang penjaga keamanan yang mengenakan masker berjalan melewati lokasi konstruksi di Beijing, Selasa (11/10/2022). Lockdown di China dilakukan setelah jumlah kasus Covid-19 harian baru meningkat tiga kali lipat setelah liburan selama seminggu, menjelang pertemuan besar Partai Komunis di Beijing minggu depan. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Kelas menengah China telah berkembang secara signifikan sejak tahun 2010-an, mencakup 32% dari populasi pada tahun 2021, tetapi perkiraan Bank Dunia menunjukkan sekitar 55% masih "tidak aman secara ekonomi", yang menggarisbawahi perlunya menciptakan peluang.

Untuk menghidupkan kembali pertumbuhan, otoritas China dilaporkan telah sepakat untuk menerbitkan obligasi pemerintah khusus senilai 3 triliun yuan tahun depan.

Angka-angka tersebut tidak akan diumumkan secara resmi hingga pertemuan tahunan parlemen China Kongres Rakyat Nasional, pada bulan Maret 2025 mendatang, dan masih dapat berubah sebelum itu.

Sementara regulator perumahan akan terus berupaya untuk membendung penurunan lebih lanjut di pasar real estat tahun depan, Bank Dunia mengatakan pemulihan sektor tersebut tidak diantisipasi hingga akhir tahun 2025.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya