Kembangkan Teknologi Carbon Capture and Storage, Kemenko Perekonomian Gandeng ExxonMobil

Kerja sama ini sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah terhadap penerapan Carbon Capture and Storage (CCS) yang menjadi salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Jan 2025, 22:25 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2025, 22:25 WIB
Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kemenko Perekonomian dan ExxonMobil ExxonMobil terkait penerapan Carbon Capture and Storage (CCS). (Dok Kemenko Perekonomian)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan ExxonMobil Chemical International Major Growth Ventures (ExxonMobil) terkait pengembangan Carbon Capture and Storage (CCS), dan juga terkait dengan industri di petrochemicals, pada Rabu (22/1/2025).

Penandatanganan ini diwakili oleh Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Elen Setiadi dan Vice President ExxonMobil Chemical International Major Growth Venture Zoe Barinaga.

Kerja sama ini sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah terhadap penerapan Carbon Capture and Storage (CCS) yang menjadi salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.

“Ini adalah signing daripada MOU, dimana MOU ini salah satu proyeknya adalah Carbon Capture and Storage, dan juga terkait dengan industri di petrochemicals. Plastic dan synthetic fiber, ya seperti itu, terutama plastik,” ungkap Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (22/1/2025).

Nota Kesepahaman tersebut menandai komitmen bersama untuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia, serta dinilai akan dapat membuka peluang besar bagi pengembangan sektor petrokimia di Indonesia. Selain itu, MoU tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi potensi investasi ExxonMobil dalam pembangunan kompleks petrokimia kelas dunia di Indonesia, dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai USD10 miliar.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa proyek tersebut turut mendukung kebijakan hilirisasi dari Presiden Prabowo Subianto, membantu dalam penciptaan lapangan pekerjaan selama masa konstruksi, serta menjadi wujud komitmen pembangunan berkelanjutan karena pembangunan CCS tersebut diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 hingga sebesar 90%. Selain itu, proyek tersebut juga diharapkan dapat menjadi proyek CCS yang dapat beroperasi pertama kali.

 

Jadi Fondasi

Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kemenko Perekonomian dan ExxonMobil ExxonMobil terkait penerapan Carbon Capture and Storage (CCS). (Dok Kemenko Perekonomian)... Selengkapnya

Selain berbagai dampak tersebut, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi aspek penting yang menjadi prioritas. Untuk itu, ExxonMobil berkomitmen untuk melatih tenaga kerja Indonesia agar memiliki kompetensi yang setara dengan standar global. Selain itu, proyek tersebut juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis lokal melalui berbagai kemitraan strategis.

Ke depan, MoU tersebut diharap dapat menjadi fondasi untuk membangun kerangka kerja sama yang lebih erat, termasuk pembentukan Satuan Tugas Bersama yang bertugas mengoordinasikan langkah-langkah strategis untuk merealisasikan proyek tersebut. Kerja sama ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang ramah dan kompetitif.

“ExxonMobil telah berada di sini selama bertahun-tahun, jadi saya pikir Indonesia bukan sebuah kawasan yang tidak dikenali oleh mereka. Mereka memiliki pengalaman dan operasi yang berhasil di bidang minyak dan gas. Saya ingin mengucapkan terima kasih dan mengucapkan selamat, dan semoga proyek ini bisa dikembangkan dengan cepat,” pungkas Menko Airlangga.

 

Tamu yang Hadir

Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian, Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Kementerian Lingkungan Hidup, serta President ExxonMobil Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya