Harga Emas Tumbang Usai Cetak Rekor Termahal sepanjang Sejarah

Secara teknis, Indeks Kekuatan Relatif atau Relative Strength Index (RSI) emas berada di atas 70, yang menunjukkan bahwa logam tersebut terlalu banyak dibeli.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Feb 2025, 07:30 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2025, 07:30 WIB
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Harga emas spot turun 0,4% menjadi USD 2.853,83 per ons setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di USD 2.882,16 pada hari Rabu. Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia turun 1% pada perdagangan Kamis. Penurunan harga emas ini terjadi setelah dolar AS menguat menjelang laporan pekerjaan di Amerika Serikat (AS).

Selain itu pelemahan harga emas ini juga terjadi karena aksi ambil untung investor setelah harga emas mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan harga emas terjadi selama lima sesi berturut-turut yang didorong perang dagang AS dengan China.

Mengutip CNBC, Jumat (7/2/2025), harga emas spot turun 0,4% menjadi USD 2.853,83 per ons setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di USD 2.882,16 pada hari Rabu. Harga emas berjangka AS turun 0,5% menjadi USD 2.877,9 per ons.

"Mungkin ada kombinasi dari dolar AS yang lebih kuat, beberapa aksi ambil untung, dan imbal hasil yang bergerak sedikit lebih tinggi dari posisi terendahnya," jelas analis senior RJO Futures Daniel Pavilonis.

Data Tenaga Kerja

Dalam survei yang dijalankan salah satu media internasional ke para ekonom menunjukkan jumlah pekerja nonpertanian diprediksi naik 170.000 pekerjaan setelah melonjak menjadi 256.000 pada Desember. Tingkat pengangguran diperkirakan tidak berubah pada 4,1%.

Pasar tenaga kerja yang tangguh mendorong pertumbuhan ekonomi dan memungkinkan Federal Reserve (Fed) atau Bank Sentral AS menghentikan pemotongan suku bunga saat mengevaluasi dampak inflasi dari kebijakan fiskal, perdagangan, dan imigrasi Trump.

"Selain volatilitas secara umum, inflasi masih terjadi di latar belakang yang mulai merangkak naik, jadi emas menjadi respons sebagai tempat berlindung yang aman," kata Chief Operating Officer (COO) Allegiance Gold Alex Ebkarian.

"Emas sedang menuju USD 2.900 dan memiliki sentimen yang sangat kuat meskipun dalam jangka pendek, dolar menguat." tambah dia.

Terlalu Banyak Dibeli

Secara teknis, Indeks Kekuatan Relatif atau Relative Strength Index (RSI) emas berada di atas 70, yang menunjukkan bahwa logam tersebut terlalu banyak dibeli.

Sementara itu, Wakil Gubernur Dave Ramsden mengatakan stok emas di Bank of England telah turun sekitar 2% sejak akhir tahun lalu, dengan alasan permintaan yang kuat untuk emas yang disimpan di bank tersebut untuk memanfaatkan perbedaan harga internasional.

2 Faktor Ini Jadi Pendorong Harga Emas Naik di 2025

Harga Emas Dunia Hari Ini: Foto: Freepik/Wirestock
Harga Emas Dunia Hari Ini: Foto: Freepik/Wirestock... Selengkapnya

Sebelumnya, harga emas diperkirakan akan terus naik dalam beberapa waktu mendatang, memasuki periode awal pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan dua faktor yang dapat mendorong harga emas melampaui USD 2.850 per ons.

Faktor pertama, adalah kekhawatiran perang dagang antara AS dan China yang berlanjut, di mana Amerika memberlakukan tarif impor 10% pada semua barang China. Sebelum dilantik menjadi Presiden AS, Trump berencana menaikkan tarif impor barang dari China hingga 60%.

Tarif impor memicu respon dari Beijing, salah satunya rencana melaporkan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tentang tarif impor tersebut.

Beijing melaporkan ke WTO karena ada kehawatiran atas peningkatan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Trump juga tampaknya belum segera bertemu Presiden China Xi Jinping. Ini yang membuat situasi memanas dan harga emas pun mengalami kenaikan.

 

Jalur Gaza

Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP... Selengkapnya

Faktor kedua, adalah rencana Trump untuk memindahkan masyakarat Palestina di jalur Gaza ke Mesir dan Yordania, yang menimbulkan penolakan besar-besaran di antara negara-negara Timur Tengah.

“Walaupun akhirnya Trump juga memberikan solusi bahwa warga Gaza dipindahkan ke Mesir dan Jordania hanya bersifat sementara untuk menstabilkan situasi politik.Kondisi ini juga menimbulkan harga emas naik,” jelas Ibrahim.

Faktor lainnya, adalah dampak dari perang dagang yang memicu lonjakan inflasi AS dan China hingga menaikkan harga emas.

“Belum diketahui apakah risiko perang dagang ini bersifat sementara, akan dinegosiasikan atau kembali normal,” imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya