Liputan6.com, Jakarta Musim 'war' tiket mudik lebaran telah tiba. Kereta api menjadi salah satu moda transaportasi yang tiketnya mulai bisa dibeli masyarakat. Masyarakat sudah bisa memesan tiket mudik lebaran mulai H-45 sebelum keberangkatan, yakni sejak 4 Februari 2025. Pemesanan dilakukan secara bertahap sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Masyarakat rela begadang hingga dini hari demi mendapatkan tiket kereta api untuk mudik 2025. Maklum saja, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mulai menjual tiket kereta api secara online pada pukul 00.00 WIB setiap harinya.
Baca Juga
War tiket mudik lebaran 2025 ini bisa dilakukan melalui aplikasi Access by KAI, situs booking.kai.id, serta mitra resmi Online Travel Agent (OTA).
Advertisement
Saat ini, tersedia sebanyak 2.877.473 tempat duduk untuk perjalanan KA jarak jauh reguler pada periode 21 Maret hingga 11 April 2025.
Dari riuhnya war tiket kereta api yang sudah berlangsung, banyak keluhan dari masyarakat tentang sistem yang digunakan KAI. Ya, KAI menggunakan sistem antrian bagi siapa saja masyarakat yang berburu lewat online. Ada yang berhasil, tapi banyak juga yang harus gigit jari.
Cerita Sulitnya Berburu Tiket Kereta Api Mudik Lebaran
"Itu adalah war tiket terburuk yang pernah saya alami. Sistem yang sangat aneh," ungkap Podcaster @fathianpujakesuma dalam postingannya.
Dia menceritakan, saat berburu tiket kereta api harus menunggu waktu antrian 30 menit. Hanya saja yang membuat dirinya kelas adalah, waktu tunggu antrian di KAI ini bukannya tambah turun justru malah makin lama.
"Keanehan pertama adalah saya antri 30 menit. harusnya makin lama jadi 29, 28 dan seterusnya. Saya tinggal 10 menit malah jadi lebih lama antriannya 50 menit. Loh, kenapa malah naik ini antrian. 5 menit lagi turun jadi 20 menit, kemudian naik lagi ke 30 menit. Ibarat antri itu ada yang pergi, lalu nyela lagi, dan begitu seterusnya. Jadi aneh banget," ceritaanya.
Singkat cerita, dirinya akhirnya masuk ke dalam room pemesanan tiket kereta api. Hanya saja, dia tak selega itu. Keanehan selanjutnya ia rasakan ketika dirinya tidak bisa melakukan transaksi dengan keterangan sistem saat itu adalah seat tidak tesedia hingga sistem error.
"Kereta saat itu masih banyak seatnya. Harusnya setengah jam, 40 menit ludes tiketnya, tapi masih banyak. Saat saya bayar tidak bisa. Time Out lah, No Seat lah, bla bla bla. Saat saya berhasil dan ingin melakukan pembayaran tidak bisa. Hinga sampai di durasi tertentu saya dianggap tidak melakukan transaksi apa-apa saya ditendang dari room. Dan akhirnya saya ulangi antri dari awal lagi. Begitu terus," penjelasannya.
Apa yang ia alami ini ternyata bukan satu-satunya. Banyak keluhan warganet yang kesulitan mendapatkan tiket kereta api secara online. Padahal, mereka mengaku sudah menggunakan sistem internet berkecepatan tinggi.
"Paginya saat saya buka media sosial, ternyata viral, calo tiket kereta. Kalau memang calo tiket, ya ini jawabannya kenapa sistemnya buruk dan dibiarkan buruk," tutupnya.
Calo Tiket Kereta Merajalela
Dari penelusuran Liputan6.com, memang benar. Banyak akun media sosial yang menawarkan jasa titip alias Jastip berburu tiket kereta api mudik lebaran.
"21 Maret-24 Maret yang mau mudik awal kereta murah monggo japri. Bengawan, Serayu, Airlangga, Kahuripan," tulis promo para calo tiket.
Ada lagi penawaran lain.
"Monggo yang mau jastip kereta murah bengawan, serayu, airlangga, kahuripan, kutsel atau kereta apa saja all rute all class untuk keberangkatan tgl 24 maret / h-7 dan seterusnya PM aja," tangkapan layar netizen lainnya.
Banyaknya jejak digital calo tiket digital di media sosial ini lantas mengundang banyak reaksi netizen.
Seperti salah satunya diungkapkan @sums******.
"Halooo @KAI121 @keretaapikita kami kira kalian sudah belajar dari kasus "calo digital" di sumbagsel kemarin," tulisnya
Sementara keluhan lain juga diungkapkan akun @deer*****.
"KAI121 sekarang susah ya dapat tiket.. udah kaya war tiket konser padahal sudah bela belain jam 00.00 akhirnya gagal dapat tiket lebaran deh. terima kasih tolong dikurangi calo calo dan operator nakalnya @KAI121 🙏🏻🙏🏻😬😬"
Apakah KAI Menyediakan Sistem Calo?
Ada yang mengatakan bahwa maraknya calo tiket kereta api digital ini karena adanya sistem penggantian nama penumpang oleh KAI.
Namun, berdasarkan penelusuran Liputan6.com, sistem penggantian nama penumpang tersebut tidak ada. Penumpang harus membatalkan tiket terlebih dahulu dan kemudian penumpang lain harus membelinya ulang secara online.
Hanya saja, KAI saat ini memiliki sistem Transfer Tiket Kereta Api. Apa itu? Sistem dimana satu akun KAI Access bisa mentransfer tiket ke akun terdaftar KAI Access lainnya.
Begini caranya:
- Buka aplikasi Access by KAI
- Pilih menu "Tiket Saya"
- Pilih tiket atau kode booking yang akan ditransfer
- Pilih fitur "Kelola Pesanan Anda"
- Pilih "Transfer Tiket"
- Pilih daftar penumpang yang dituju untuk menerima transfer tiket
- Masukkan nomor handphone penumpang yang terdaftar pada akun Access by KAI
- Centang kolom persetujuan
- Klik "Transfer Tiket"
Lantas, apakah ini yang menjadi celah para calo-calo digital melancarkan aksinya? Bisa benar, bisa tidak. Hanya mereka dan KAI yang lebih paham.
Masukan dari Pengamat
Fenomena calo tiket digital ini ternyata juga mengundang respon banyak pihak. Salah satunya Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno.
Dia menuturkan, meskipun ada kemajuan dalam sistem transportasi, seperti peningkatan pelayanan di KAI (Kereta Api Indonesia), masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk memastikan kelancaran mudik, terutama dalam hal ketersediaan moda transportasi dan pengawasan yang lebih ketat.
"Oh kalau KAI. Sudah enak kalau KAI. Sudah gampang kalau KAI. Di stasiun sudah lebih rapi ya," kata Djoko kepada Liputan6.com.
Kendati begitu, Djoko menyarankan agar pemerintah dan pihak terkait lebih fokus pada satu sistem aplikasi untuk pengelolaan tiket mudik. Aplikasi ini akan mengurangi peran calo dan memberikan kemudahan bagi pemudik untuk melakukan pendaftaran.
"Dengan adanya aplikasi satu pintu untuk transportasi mudik, calo-calo bisa dikurangi dan pemudik pun akan lebih mudah dalam mengakses tiket," ujar Djoko.
Advertisement
KAI Beri Penjelasan
Banyaknya keluhan dari para pemburu tiket kereta api mudik lebaran ini langsung dijawab oleh pihak KAI.
VP Public Relations KAI Anne Purba mengatakan pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan bagian IT mengenai keluhan antrian sistem dalam penjualan tiket kereta api secara online tesebut
"Ini kami sedang cek ya. Seperti yang saya info ada memang KA-KA favorit yang cepat habis. Sementara untuk kereta lain ada beberapa yg masih avilable," ucap dia ketika dikonfirmasi Liputan6.com.
Mengenai adanya celah sistem KAI yang menjadikan calo digital makin marak, Anne tidak menjelaskan secara gamblang. Dia justru hanya menyarankan pembelian tiket di saluran resmi yang tersedia.
Hanya saja, Anne menjelaskan, KAI tidak akan segan-segan memnindak calo tiket kereta api.
“Kami mengimbau pelanggan untuk hanya membeli tiket melalui saluran resmi KAI guna menghindari potensi penipuan dan kesalahan pemesanan. Perlu diketahui bahwa loket stasiun hanya melayani pembelian go-show mulai 3 jam sebelum keberangkatan,” terangnya.
"Pelanggan dapat segera melaporkan aktivitas calo yang mencurigakan melalui layanan pengaduan KAI121 yang dapat dihubungi 24 jam melalui media sosial, email cs@kai.id, atau WhatsApp KAI121 di 0811-1211-1121. KAI akan menindak tegas oknum calo yang merugikan pelanggan," pungkasnya Anne.
Dengan banyaknya keluhan netizen dan masukan dari para pakar. Semoga sistem pembelian tiket kereta api mudik lebaran terus mengalami perbaikan dan semakin meminimalisirkan peluang bagi para calo untuk mengambil untung.
Jadi apakah calo tiket digital kereta api mudik lebaran benar-benar ada? mungkin jawaban yang lebih tepat saat ini adalah antara ada dan tiada.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)