Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat dan Inggris sedang merundingkan perjanjian perdagangan bilateral, di tengah isu pengenaan tarif impor yang menuai kekhawatiran di pasar global.
Mengutip The Straits Times, Sabtu (1/3/2025) Presiden AS Donald Trump mengatakan, kesepakatan perdagangan AS dengan Inggris memungkinan negara tersebut tidak terkena tarif impor.Â
Baca Juga
"Kita akan memiliki perjanjian perdagangan yang hebat dalam waktu dekat," kata Donald Trump dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.
Advertisement
"Kita akan berakhir dengan perjanjian perdagangan yang sangat baik untuk kedua negara, dan kita sedang mengusahakannya saat kita berbicara," ia menambahkan.
"Saya pikir kita bisa saja berakhir dengan kesepakatan perdagangan yang sebenarnya di mana tarif tidak diperlukan. Kita lihat saja nanti," beber Trump.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Wakil Presiden AS J.D. Vance, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick serta penasihat keamanan nasional Mike Waltz akan memimpin penyusunan kesepakatan tersebut.
Sementara itu, pihak Starmer mengatakan bahwa kedua negara telah mulai memproses kesepakatan ekonomi baru, yang salah satunya mencakup sektor teknologi.
 Ketika ditanya apakah Starmer telah meyakinkannya untuk menghindari ancaman tarif timbal balik, Trump berkata: "Dia sudah mencoba".
Trump pun memuji keterampilan negosiasi PM Inggris tersebut.
Inggris Pastikan Tak Kena Dampak Tarif Impor Trump
Sebelumnya, Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves mengungkapkan bahwa ia optimis perdagangan dan investasi AS-Inggris tidak akan terganggu oleh kebijakan tarif impor baru.
"Terakhir kali Presiden Trump berada di Gedung Putih, arus perdagangan dan investasi antara kedua negara kita meningkat, dan saya sangat yakin bahwa itu dapat terjadi lagi," imbuhnya dalam sebuah wawancara di sela-sela pertemuan kepala keuangan Kelompok 20 di Afrika Selatan.
Â
Inggris Tercatat Sebagai Mitra Dagang Utama AS
Inggris dan AS berupaya merundingkan perjanjian perdagangan bebas selama masa jabatan pertama Trump, tetapi tidak menyelesaikan negosiasi tersebut sepenuhnya. Ketika Presiden AS Joe Biden menjabat pada tahun 2021, ia tidak melanjutkan upaya tersebut.
Pada tahun 2023, impor dan ekspor barang dan jasa antara Inggris dan AS mencapai total USD 317 miliar.
Catatan Biro Analisis Ekonomi AS menunjukkan, Inggris merupakan mitra dagang AS terbesar kelima setelah Kanada, Meksiko, China, dan Jerman.
Â
Advertisement
Tarif Impor 25% ke Kanada dan Meksiko Berlaku Mulai 4 Maret 2025
Sementara itu, tarif impor terhadap Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku mulai 4 Maret mendatang.
Mengutip CNBC International, Jumat (28/2/2025) Trump juga mengatakan akan menambah tarif impor terhadap China sebesar 10% pada tanggal yang sama.
"TARIF yang diusulkan yang dijadwalkan untuk mulai berlaku pada TANGGAL EMPAT MARET akan benar-benar berlaku, sesuai jadwal," tulis Trump dalam postingan di platform media sosial miliknya, Truth Social.
"(China) juga akan dikenakan Tarif tambahan sebesar 10% pada tanggal tersebut," kata Trump.
"Tanggal Tarif Timbal Balik Kedua pada bulan April akan tetap berlaku penuh dan efektif," bebernya.
Seorang pejabat Gedung Putih, Hassett mengonfirmasi bahwa bea masuk baru terhadap Beijing berarti tarif AS atas impor China akan berjumlah total 20%.
Lebih lanjut, Hassett mengatakan bahwa Trump akan memutuskan kebijakan tarif impor untuk semua negara setelah mengevaluasi sebuah studi yang dijadwalkan akan keluar pada tanggal 1 April.
Selain tarif terhadap Tiongkok, Meksiko, dan Kanada, Trump juga mengenakan tarif global sebesar 25% atas impor baja dan aluminium, yang akan mulai berlaku pada 12 Maret mendatang.
