Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memastikan bahwa pengenaan tarif impor sebesar 25% pada Kanada dan Meksiko akan berlaku mulai Selasa, 4 Maret 2025.
"Semuanya sudah ditetapkan. Tarif akan mulai berlaku besok," kata Trump di sebuah acara di Gedung Putih, dikutip dari CNBC International, Selasa (4/3/2025).
Baca Juga
"Tidak ada ruang tersisa bagi Meksiko atau Kanada (untuk menegosiasikan alternatif tarif)," ucapnya.
Advertisement
Pasar saham anjlok setelah pernyataan Trump. Indeks S&P 500 turun 1,76%, menandai penurunan terburuknya sejak Desember 2024, sehingga indeks AS berada di zona merah untuk tahun ini.
Beberapa waktu lalu, Trump mengungkapkan bahwa tarif dikenakan untuk menekan aliran masuk obat fentanil AS.
"Sejumlah besar fentanil telah mengalir ke negara kita dari Meksiko, dan seperti yang Anda ketahui, juga dari China, yang kemudian dikirim ke Meksiko dan Kanada," Trump menyebut.
Selain mengumumkan bahwa tarif pada dua negara tetangga AS itu akan berlaku pada hari Selasa, Trump juga mengenakan tarif tambahan sebesar 10% pada impor dari China, menggandakan bea masuk 10% yang telah dikenakannya pada Beijing pada awal Februari 2025.
Seorang pejabat Gedung Putih, Hassett pekan lalu mengonfirmasi bahwa bea masuk baru terhadap China berarti tarif AS atas impor China akan berjumlah total 20%.
Lebih lanjut, Hassett mengatakan bahwa Trump akan memutuskan kebijakan tarif impor untuk semua negara setelah mengevaluasi sebuah studi yang dijadwalkan akan keluar pada tanggal 1 April.
Selain tarif terhadap China, Meksiko, dan Kanada, Trump juga mengenakan tarif impor global sebesar 25% atas impor baja dan aluminium, yang akan mulai berlaku pada 12 Maret mendatang.
Trump: Inggris Kemungkinan Tak Kena Tarif Impor AS
Diwartakan sebelumnya, Amerika Serikat dan Inggris sedang merundingkan perjanjian perdagangan bilateral, di tengah isu pengenaan tarif impor yang menuai kekhawatiran di pasar global.
Mengutip The Straits Times, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan AS dengan Inggris memungkinan negara tersebut tidak terkena tarif impor.
"Kita akan memiliki perjanjian perdagangan yang hebat dalam waktu dekat," kata Donald Trump dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.
"Kita akan berakhir dengan perjanjian perdagangan yang sangat baik untuk kedua negara, dan kita sedang mengusahakannya saat kita berbicara," ia menambahkan.
"Saya pikir kita bisa saja berakhir dengan kesepakatan perdagangan yang sebenarnya di mana tarif tidak diperlukan. Kita lihat saja nanti," beber Trump.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Wakil Presiden AS J.D. Vance, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick serta penasihat keamanan nasional Mike Waltz akan memimpin penyusunan kesepakatan tersebut.
Sementara itu, pihak Starmer mengatakan bahwa kedua negara telah mulai memproses kesepakatan ekonomi baru, yang salah satunya mencakup sektor teknologi.
Ketika ditanya apakah Starmer telah meyakinkannya untuk menghindari ancaman tarif timbal balik, Trump berkata: "Dia sudah mencoba".
Trump pun memuji keterampilan negosiasi PM Inggris tersebut.
Advertisement
Inggris Pastikan Tak Kena Dampak Tarif Impor Trump
Dalam responnya terhadap tarif impor AS, Kanada pada Februari 2025 mengatakan siap untuk mengenakan tarif 25% pada barang-barang AS senilai USD 155 miliar.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves mengungkapkan bahwa ia optimis perdagangan dan investasi AS-Inggris tidak akan terganggu oleh kebijakan tarif impor baru.
"Terakhir kali Presiden Trump berada di Gedung Putih, arus perdagangan dan investasi antara kedua negara kita meningkat, dan saya sangat yakin bahwa itu dapat terjadi lagi," imbuhnya dalam sebuah wawancara di sela-sela pertemuan kepala keuangan Kelompok 20 di Afrika Selatan.
