Pengamat Sebut Makan Bergizi Gratis Tak Efektif saat Ramadan

Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar usul program makan bergizi gratis disetop sementara saat Ramadan 2025.

oleh Arief Rahman H Diperbarui 06 Mar 2025, 20:10 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2025, 20:10 WIB
Melihat Kesibukan Dapur Penyedia dan Penyuplai Makan Bergizi Gratis
Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar menilai Makan Bergizi Gratis (MBG) seharusnya disetop sementara selama Ramadan.(merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar menilai Makan Bergizi Gratis (MBG) seharusnya disetop sementara selama Ramadan. Dia menilai, program ini kurang efektif dijalankan sementara mayoritas pesertanya sedang menjalankan ibadah puasa.

"Kalau pertanyaannya apakah sebaiknya MBG dihapus sementara selama Ramadan? Ya memang dihapus," kata Media Wahyudi kepada Liputan6.com, Kamis (6/3/2025).

Kendati begitu, dia mengatakan, sarannya ini kemungkinan tak akan dituruti oleh pemerintah. Lantaran, kebijakan MBG masuk dalam ranah politik anggaran yang perlu menjamin programnya berjalan.

"Karena enggak logis juga pelaksanaan program ini, tapi saya yakin juga keinginan saya enggak akan mungkin terjadi karena dari perspektif pemerintahnya ini sudah politik anggaran," ucapnya.

"Kalau sudah politik anggaran, kebijakannya dipaksakan," ia menambahkan.

Dia menilai, pelaksanaan MBG saat bulan Ramadan akan menimbulkan anggaran terbuang hingga miliaran bahkan triliunan rupiah.

"Ya akhirnya terjadi pertama itu inefisiensi anggaran terbuang begitu saja dan jumlahnya miliaran bahkan triliunan rupiah karena satu minggu saja itu sudah miliaran ya jumlahnya. Itu bahkan triliunan se nasional," bebernya.

Soroti Menu saat Ramadan

Sebelumnya, Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar merespons pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) selama Ramadan 2025. Dia menilai, menu yang dihadirkan dinilai kurang mencukupi batas minimal gizi.

Media Wahyudi menjadi salah satu pihak yang sudah mengawal pelaksanaan MBG sejak awal dilaksanakan. Dia juga turut melakukan sederet penelitian mengenai efektivitas MBG tersebut.

Dia mengakui sempat menerima laporan mengenai menu MBG yang berbeda drastis dari pelaksanaan saat sebelum ramadan.

"Jadi yang dikirim ke kami misalkan foto MBG-nya biskuit, ada telur untuk dimakan di rumah jadi saya enggak yakin ini memenuhi standar gizi," kata Media Wahyudi kepada Liputan6.com, Kamis, 6 Maret 2025.

 

Promosi 1

Belum Berdampak

Dia menilai MBG ini terkesan dipaksakan untuk tetap berjalan selama Ramadan. Alhasil, banyak keluhan masyarakat mengenai menu yang disajikan.

Badan Gizi Nasional (BGN) sendiri telah mengonfirmasi kalau menunya terdiri dari telur rebus, susu, kurma, buah, hingga kue kering fortifikasi. Kendati begitu, Media Wahyudi menilai menu itu belum bisa berdampak signifikan ke peningkatan gizi masyarakat.

"Makanan-makanannya adalah makanan yang sudah siap saji dalam bentuk biskuit, makanan yang sudah, ini mungkin perlu ahli gizi yang mengonfirmasi, tetapi menurut hemat saya, pembacaan saya sangat tidak relevan dan kemungkinan besar tentu tidak berdampak sama sekali terhadap upaya peningkatan gizi masyarakat," beber dia.

Peternak Jamin Makan Bergizi Gratis Tak Bikin Stok Daging Ayam Seret

FOTO: Jelang Lebaran, Harga Daging Sapi dan Ayam Alami Kenaikan
Pedagang menata daging ayam di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (26/4/2022). Harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau mengalami kenaikan jelang Lebaran, di antaranya daging sapi dan ayam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, Kelompok pengusaha peternak yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU) menjamin program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak akan membuat stok daging ayam di pasaran berkurang.

Ketua Umun GPPU Achmad Dawami mewajari jika kebutuhan daging ayam untuk program Makan Bergizi Gratis saat ini belum banyak. Lantaran, ia menilai program tersebut baru akan masif terdistribusi antara 1-2 tahun ke depan.

"Sehingga jumlah yang dibutuhkan MBG itu tidak akan mempengaruhi stok daripada ayam," ujar Dawami usai mengadakan rapat bersama pemerintah di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (4/3/2025).

Ke depan, ia juga meyakini MBG tak akan membuat stok daging ayam di pasaran langka. Sebab, tidak semua menu Makan Bergizi Gratis di setiap daerah bakal menyajikan potongan ayam ataupun produk turunannya.

"MBG itu juga tidak akan mungkin ayam semuanya dong, ya kan? Tergantung dari daerahnya, tergantung dari hobinya orang. Kalau telur memang ada potensi, karena telur itu paling mudah dimasak dan paling mudah diolah," ungkapnya.

Distribusikan Sesuai Standar

Di sisi lain, Dawami pun memastikan kelompok peternak bakal mendistribusikan ayam potong berkualitas sesuai standar. Selaras dengan tujuan program MBG untuk meningkatkan konsumsi protein bagi para siswa.

"Tinggal bagaimana MBG ini disalurkan melalui rumah-rumah potong yang berkualitas, dengan higienitas yang bagus. Kalau di prosesnya, dalam proses pemasakannya atau pemotongannya itu dengan higienik, sampai di sasaran itu proteinnya masih bagus," paparnya.

Dawami juga menyatakan, hampir seluruh peternak bakal terlibat untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis milik pemerintah.

"Peternak yang dilibatkan berapa banyak pak? Banyak kali. Jadi, sekarang hampir semua peternak itu akan terlibat. Karena banyak sekali perusahaan-perusahaan yang sudah bermitra dengan peternak," tutur dia.

Butuh Tambahan Rp 100 Triliun

Warga Semarang Senang Terlibat di Dapur Makan Bergizi Gratis, Ini Membuka Lapangan Pekerjaan
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) (Foto: Dokumentasi Tim Media Presiden Prabowo.)... Selengkapnya

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menghitung, butuh tambahan anggaran senilai Rp 75 triliun sampai Rp 100 triliun untuk makan bergizi gratis (MBG). Guna melayani 82,9 juta penerima manfaat MBG yang ditargetkan terwujud pada akhir 2025.

Dadan menyebut tambahan anggaran makan bergizi gratis itu di antaranya untuk membiayai operasional, belanja bahan baku, pelatihan, dan memperluas jaringan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang bertugas mengoperasikan dapur-dapur umum makan bergizi gratis.

"Nanti (pencairannya) kami proses kalau infrastruktur sudah siap," kata Kepala BGN dilansir dari Antara.

Ada mekanisme anggaran yang harus dilewati Badan Gizi Nasional (BGN) sebelum menerima tambahan anggaran, di antaranya mencakup persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Dadan mengklaim sejauh ini Presiden Prabowo Subianto telah memberikan persetujuan dengan tambahan anggaran sebesar Rp 100 triliun itu. "Ya itu kan memang sudah dianggarkan," kata Dadan.

Infografis Uji Coba dan Daerah Prioritas Program Makan Bergizi Gratis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Uji Coba dan Daerah Prioritas Program Makan Bergizi Gratis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya