Defisit Neraca Dagang RI Lebih Rendah dari Thailand dan Hong Kong

Defisit neraca perdagangan Indonesia sampai semester 1 2013 mencapai US$ 3,3 miliar.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Agu 2013, 16:45 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2013, 16:45 WIB
neraca-perdagangan-130102b.jpg
Neraca perdagangan Indonesia sampai Juni 2013 tercatat defisit sebesar US$ 846,6 juta. Defisit terjadi karena perdagangan migas sebesar US$ 772,6 atau US$ 509,2 juta (month on month) serta non-migas sebesar US$ 74 juta (US$ 17,9 juta).

Secara kumulatif, defisit neraca perdagangan pada semester 1 2013 mencapai US$ 3,3 miliar yang terdiri dari surplus neraca perdagangan non-migas sebesar US$ 2,5 miliar dan defisit neraca migas US$ 5,8 miliar.

Namun, menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan, menyebutkan tekanan neraca perdagangan selama semester 1 2013 juga dialami negara-negara lain.

"Seperti Brasil yang desifit sebesar US$ 3,1 miliar, Thailand defisit US$ 17,3 miliar dan Hong Kong defisit US$ 39,5 miliar," ujar dia di Jakarta, Jumat (2/8/2013).

Gita menuturkan kondisi ekonomi global terus menekan kinerja ekspor nasional. Nilai ekspor bulan Juni 2013 mencapai US$ 14,7 miliar atau turun sebesar 8,6% (mom).

Terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 2,8 miliar yang turun 5,8% (mom) dan ekspor non-migas US$ 12 miliar yang turun 9,3% (mom). Dibanding tahun lalu, ekspor bulan Juni 2013 ini juga turun 4,5%.

"Tekanan ekonomi global terhadap ekspor ini juga dialami beberapa negara lain seperti China, Korea Selatan, Hong Kong, Brasil, Thailand dan Argentina dengan penurunan sebesar 3,2% hingga 13,3% dibanding bulan sebelumnya," tutur dia.

Namun secara umum, penurunan nilai ekspor selama semester 1 2013 ini dipicu belum membaiknya harga beberapa komoditas ekspor non-migas Indonesia di pasar internasional.

Hal ini ditunjukan total volume ekspor non-migas yang mengalami peningkatan sebesar 17,8% sementara nilainya turun 2,6% selama periode tersebut.

Beberapa produk yang mengalami fenomena serupa antara lain bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, karet dan produk-produk karet, mesin-mesin pesawat mekanik, berbagai produk kimia, ikan dan udang. (Dny/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya