Neraca perdagangan Indonesia sampai Juni 2013 tercatat defisit sebesar US$ 846,6 juta. Defisit terjadi karena perdagangan migas sebesar US$ 772,6 atau US$ 509,2 juta (month on month) serta non-migas sebesar US$ 74 juta (US$ 17,9 juta).
Secara kumulatif, defisit neraca perdagangan pada semester 1 2013 mencapai US$ 3,3 miliar yang terdiri dari surplus neraca perdagangan non-migas sebesar US$ 2,5 miliar dan defisit neraca migas US$ 5,8 miliar.
Namun, menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan, menyebutkan tekanan neraca perdagangan selama semester 1 2013 juga dialami negara-negara lain.
"Seperti Brasil yang desifit sebesar US$ 3,1 miliar, Thailand defisit US$ 17,3 miliar dan Hong Kong defisit US$ 39,5 miliar," ujar dia di Jakarta, Jumat (2/8/2013).
Gita menuturkan kondisi ekonomi global terus menekan kinerja ekspor nasional. Nilai ekspor bulan Juni 2013 mencapai US$ 14,7 miliar atau turun sebesar 8,6% (mom).
Terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 2,8 miliar yang turun 5,8% (mom) dan ekspor non-migas US$ 12 miliar yang turun 9,3% (mom). Dibanding tahun lalu, ekspor bulan Juni 2013 ini juga turun 4,5%.
"Tekanan ekonomi global terhadap ekspor ini juga dialami beberapa negara lain seperti China, Korea Selatan, Hong Kong, Brasil, Thailand dan Argentina dengan penurunan sebesar 3,2% hingga 13,3% dibanding bulan sebelumnya," tutur dia.
Namun secara umum, penurunan nilai ekspor selama semester 1 2013 ini dipicu belum membaiknya harga beberapa komoditas ekspor non-migas Indonesia di pasar internasional.
Hal ini ditunjukan total volume ekspor non-migas yang mengalami peningkatan sebesar 17,8% sementara nilainya turun 2,6% selama periode tersebut.
Beberapa produk yang mengalami fenomena serupa antara lain bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, karet dan produk-produk karet, mesin-mesin pesawat mekanik, berbagai produk kimia, ikan dan udang. (Dny/Nur)
Secara kumulatif, defisit neraca perdagangan pada semester 1 2013 mencapai US$ 3,3 miliar yang terdiri dari surplus neraca perdagangan non-migas sebesar US$ 2,5 miliar dan defisit neraca migas US$ 5,8 miliar.
Namun, menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan, menyebutkan tekanan neraca perdagangan selama semester 1 2013 juga dialami negara-negara lain.
"Seperti Brasil yang desifit sebesar US$ 3,1 miliar, Thailand defisit US$ 17,3 miliar dan Hong Kong defisit US$ 39,5 miliar," ujar dia di Jakarta, Jumat (2/8/2013).
Gita menuturkan kondisi ekonomi global terus menekan kinerja ekspor nasional. Nilai ekspor bulan Juni 2013 mencapai US$ 14,7 miliar atau turun sebesar 8,6% (mom).
Terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 2,8 miliar yang turun 5,8% (mom) dan ekspor non-migas US$ 12 miliar yang turun 9,3% (mom). Dibanding tahun lalu, ekspor bulan Juni 2013 ini juga turun 4,5%.
"Tekanan ekonomi global terhadap ekspor ini juga dialami beberapa negara lain seperti China, Korea Selatan, Hong Kong, Brasil, Thailand dan Argentina dengan penurunan sebesar 3,2% hingga 13,3% dibanding bulan sebelumnya," tutur dia.
Namun secara umum, penurunan nilai ekspor selama semester 1 2013 ini dipicu belum membaiknya harga beberapa komoditas ekspor non-migas Indonesia di pasar internasional.
Hal ini ditunjukan total volume ekspor non-migas yang mengalami peningkatan sebesar 17,8% sementara nilainya turun 2,6% selama periode tersebut.
Beberapa produk yang mengalami fenomena serupa antara lain bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, karet dan produk-produk karet, mesin-mesin pesawat mekanik, berbagai produk kimia, ikan dan udang. (Dny/Nur)