Turis Pilih Pesawat Murah Tapi Tinggal di Hotel Berbintang 4

Studi terbaru Visa menyebutkan wisatawan asing yang bertandang ke Indonesia sangat memperhatikan pengeluaran mereka.

oleh Nurmayanti diperbarui 06 Sep 2013, 13:32 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2013, 13:32 WIB
pesawat-130906b.jpg

Studi terbaru Visa berjudul Global Travel Intentions Study 2013 menyebutkan wisatawan asing yang bertandang ke Indonesia sangat memperhatikan pengeluarannya.

Menurut studi yang melibatkan 12.631 responden dari 25 negara ini, wisatawan yang datang ke Indonesia cenderung memilih penerbangan hemat atau rendah biaya, tetapi memilih untuk mengalokasikan lebih banyak anggarannya pada hotel bintang empat atau di atasnya.

Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia mengatakan sektor pariwisata memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara," kata dia, Jumat (6/9/2013).

Dia menggambarkan, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi sebesar 5% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional dan memberikan lapangan pekerjaan bagi lebih dari 8 juta orang di 2012. 

Indonesia merupakan salah satu negara tujuan favorit di Asia Pasifik dengan mayoritas pengunjung dari Malaysia (22%), Singapura (21%), dan Australia (20%).

Para pengunjung ini sangat memperhatikan anggaran atau pengeluaran mereka. Mereka memilih good value for money (48%) dan sesuai dengan anggaran biaya (41%) sebagai alasan utama mengunjungi Indonesia.

"Para wisatawan juga datang ke Indonesia karena cuacanya yang bagus serta pemandangan alamnya yang indah," jelas dia.

Namun, pengeluaran para wisawatan di Indonesia jauh lebih sedikit dibandingkan rata-rata pengeluaran turis secara global.

Wisatawan yang datang ke Indonesia rata-rata menghabiskan US$ 1.634 (sekitar Rp 18.259.950) per perjalanan dibandingkan dengan pengeluaran turis global yaitu US$ 2.930 (sekitar Rp 32.742.750) per perjalanan.

Namun, turis dari Australia cenderung memiliki pengeluaran yang lebih besar saat berkunjung ke Indonesia yaitu sebesar US$ 4.118 (sekitar Rp 46.018.650) dibandingkan dengan pengeluaran turis dari Malaysia dan Singapura.

Wisatawan asal Malaysia dan Singapura masing-masing hanya mengeluarkan biaya US$ 1.145 (sekitar Rp 12.795.375) dan US$ 618 (sekitar Rp 6.906.150).

Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia membelanjakan uang mereka pada sektor ritel (30%) dan makanan (25%) sementara pengeluaran terkecil adalah tiket pesawat (4%).

Selain wisatawan dari Asia Pasifik, Arab Saudi merupakan salah satu dari lima negara pengunjung Indonesia terbanyak, termasuk juga Taiwan.

Wisatawan asing umumnya mengunjungi Indonesia tiga kali dalam setahun, angka yang sama dengan rata-rata perjalanan global.

Wisatawan yang datang ke Indonesia ingin menikmati liburan yang sederhana, bebas dan mudah. Kebanyakan dari mereka ingin menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga (42%) sementara para wisatawan yang berusia lebih muda (usia 25-34 tahun) ingin berwisata ke pantai (18%). Wisatawan yang berusia lebih tua cenderung lebih tertarik untuk menghabiskan waktunya pada wisata budaya (12%).

Pada beberapa tahun ke depan, keinginan untuk berwisata ke Indonesia cenderung tinggi terutama bagi para turis dengan kategori usia muda.

Wisatawan yang ingin mengunjungi Indonesia di beberapa tahun mendatang umumnya masih datang dari negara-negara yang sama, dengan peningkatan pada jumlah turis Malaysia (35%) dan Australia (19%).

“Mudahnya akses untuk berwisata dalam kawasan, termasuk pula berwisata ke Indonesia, yang diikuti oleh tumbuhnya kelas menengah sangat berpengaruh terhadap peningkatan pariwisata di Asia. Negara-negara Asia telah mengalami peningkatan signifikan dalam sektor pariwisata yang didukung oleh pertumbuhan ekonomi serta promosi wisata akan keunikan dari masing-masing negara sebagai destinasi pariwisata,” tandas Ellyana. (Nur)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya