Kendaraan Pribadi Tak Dibatasi, Jakarta Selamanya Macet

Beberapa kalangan menilai kemacetan di Jakarta ini sepertinya tidak akan mudah teratasi jika penjualan kendaraan pribadi masih terus terjadi

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 30 Nov 2013, 12:02 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2013, 12:02 WIB
macet-jakarta-xyz-131027b.jpg
Semakin banyaknya warga Jakarta yang memiliki kendaraan pribadi baik itu motor ataupun mobil yang tanpa diimbangi dengan pertumbuhan jalan raya mengakibatkan ruas-ruas jalanan di Jakarta tak pernah sepi.

Beberapa kalangan menilai kemacetan di Jakarta ini sepertinya tidak akan mudah teratasi jika penjualan kendaraan pribadi masih terus berlangsung. Jakarta pun terancam macet total selamanya.

"Selama di Jakarta jumlah mobil pribadi dan angkutan umum berbeda, mobil pribadi tidak dibatasi, masalah kemacetan tidak akan bisa kita atasi," ungkap Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementrian PU Danis H Sumadilaga seperti yang ditulis, Sabtu (30/11/2013).

Meski di sekitaran Jakarta juga terdapat sarana jalan berbayar yang bebas hambatan (jalan tol) hal itu nampaknya juga belum memberikan solusi yang berarti bagi warga Jakarta. "Kemacetan bukan hanya dalam tol saja," jelasnya.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Eka Sari Lorena sebelumnya bahkan memprediksikan kurang dari 1 tahun Jakarta akan mengalami macet total jika tidak segera membenahi transportasi umumnya.

"Nggak sampai 1 tahun kita akan berhenti total karena jalan itu isinya mobil dan motor semua. Bayangkan tiap tahun pertambahan motor saja mencapai 1.200-1.500 unit. Saya rasa ini bukan lagi lampu kuning, tetapi sudah lampu merah bagi transportasi kita," ujar Eka.

Menurut dia, cara untuk menghindari dampak kemacetan yang lebih parah lagi yaitu dengan menyediakan angkutan umum yang nyaman dengan harga yang murah sehingga masyarakat diharapkan akan beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. "Masyarakat harus bisa pergi dengan biaya transportasi yang murah," lanjutnya.

Eka juga mengkritisi kebijakan pemerintah yang malah mengeluarkan kebijakan mobil murah dibandingkan melakukan perbaikan pada transportasi umum. Selain itu, penyataan mobil murah tersebut akan ramah terhadap lingkungan dinilai tidak benar karena masih menyedot bahan bakar dalam jumlah yang banyak. (Yas/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya