Kerugian finansial yang ditanggung pengusaha akibat cuaca buruk yang terjadi belakangan ini diperkirakan terus bertambah. Hal ini lantaran cuaca buruk telah berlangsung cukup lama hingga 2 minggu.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi mengaku bila sebelumnya pengusaha rugi hingga Rp 100 miliar per hari, kini telah naik dua kali lipat.
"Kemarin Rp 100 milir per hari, tapi sekarang bisa sampai Rp 200 miliar per hari, karena logistik kita makin parah, (jalur) Pantura tertutup," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Jumat (24/1/2014).
Selain masalah lamanya distribusi logistik, penundaan keberangkatan kapal yang membawa barang untuk ekspor pun semakin menambah biaya kirim para pengusaha lantaran adanya pinalti dari pembeli terkait keterlambatan.
"Kapal juga tidak bisa datang tepat waktu, ombaknya besar. Sekarang ini bagaimana menyelamatkan barang. Mereka juga kena pinalti. Kerugian ini baru bisa dilihat secara pasti nanti pada Februari (saat curah hujan kembali normal) saat banjir selesai," kata dia.
Oleh sebab itu, pemerintah diminta lebih cepat merespon bencana yang terjadi tiap tahun ini agar tidak lagi terulang pada tahun depan.
"Perusahaan ini nanti jadi kesulitan, mereka tidak bisa bayar pinjaman dari bank. Sedangkan menunggu Februari lama sekali," tandasnya. (Dny/Nrm)
Baca juga:
Pengusaha Siasati Hambatan Distribusi Lewat Jalur Alternatif
Cuaca Buruk Hambat Pengiriman Logistik Jalur Laut
18% Jam Kerja Terbuang, Terminal di Tanjung Perak Buka 24 Jam
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi mengaku bila sebelumnya pengusaha rugi hingga Rp 100 miliar per hari, kini telah naik dua kali lipat.
"Kemarin Rp 100 milir per hari, tapi sekarang bisa sampai Rp 200 miliar per hari, karena logistik kita makin parah, (jalur) Pantura tertutup," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Jumat (24/1/2014).
Selain masalah lamanya distribusi logistik, penundaan keberangkatan kapal yang membawa barang untuk ekspor pun semakin menambah biaya kirim para pengusaha lantaran adanya pinalti dari pembeli terkait keterlambatan.
"Kapal juga tidak bisa datang tepat waktu, ombaknya besar. Sekarang ini bagaimana menyelamatkan barang. Mereka juga kena pinalti. Kerugian ini baru bisa dilihat secara pasti nanti pada Februari (saat curah hujan kembali normal) saat banjir selesai," kata dia.
Oleh sebab itu, pemerintah diminta lebih cepat merespon bencana yang terjadi tiap tahun ini agar tidak lagi terulang pada tahun depan.
"Perusahaan ini nanti jadi kesulitan, mereka tidak bisa bayar pinjaman dari bank. Sedangkan menunggu Februari lama sekali," tandasnya. (Dny/Nrm)
Baca juga:
Pengusaha Siasati Hambatan Distribusi Lewat Jalur Alternatif
Cuaca Buruk Hambat Pengiriman Logistik Jalur Laut
18% Jam Kerja Terbuang, Terminal di Tanjung Perak Buka 24 Jam