Masyarakat Indonesia bakal menikmati nyamannya menggunakan kereta api super cepat Shinkansen pada 2020. Pemerintah dan konsultan asal Jepang sedang mengebut studi kelayakan proyek pembangunan kereta api tahap awal Jakarta-Bandung mulai kemarin (28/1/2014) hingga Desember 2015.
Kereta Shinkansen atau biasa disebut kereta peluru memberikan pelayanan lebih cepat, nyaman, mudah dan ramah lingkungan. Kereta ini menawarkan kecepatan tinggi hingga 300 kilometer (km) per jam sehingga jarak Jakarta-Bandung dapat ditempuh hanya dalam waktu 37 menit.
Rata-rata keterlambatan Shinkansen hanya satu menit selama kurun waktu 50 tahun sejak diresmikan penggunaannya di Jepang, di samping memiliki teknologi untuk merespon gempa bumi karena dilengkapi dengan sensor yang dapat mendeteksi gempa bumi dari jarak berkilo-kilo meter jauhnya dengan cara berhenti secara otomotis, bahkan ketika sedang dalam terowongan sekalipun.
Menurut Deputi Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dedy Priyatna mengatakan, pemerintah Indonesia dan Jepang akan membangun kereta api super cepat jarak Jakarta-Surabaya. Namun penumpang bisa mampir ke Bandung dan Cirebon.
"Rutenya Jakarta-Bandung-Cirebon-Surabaya sepanjang 860 km dan secara detail Jakarta-Bandung membentang 160 km. Tapi untuk tahap awal dimulai dulu dengan pembangunan kereta api Shinkansen Jakarta-Bandung," jelasnya.
Stasiun Shinkansen, tambah Dedy, akan berlokasi di kawasan Dukuh Atas yang memiliki akses baik menuju Stasiun Sudirman dan stasiun bawah tanah MRT baru.
Sedangkan di Bandung, pusat stasiun akan dibangun di kawasan Gedebage. Stasiun ini diusulkan berada di bawah tanah untuk mengatasi kepadatan bangunan dan struktur lainnya.
Pelaksanaan proyek kereta api super cepat Jakarta-Bandung, tambah dia, akan dibagi dalam beberapa tahapan. Tahap I meliputi studi kelayakan selama dua tahun mulai hari ini.
"FS dua tahun saya bilang kelamaan, jadi saya minta dibuat 18 bulan. Stage I dinamakan basic design mulai dikerjakan hari ini sampai April 2015 dan kalkulasi detailnya ada di stage II yang digarap dari April 2015-Desember 2015," ujarnya.
Sedangkan Deputi Menteri Perekonomian Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Lucky Eko Wuryanto mengungkapkan, salah satu pembangunan kereta api super cepat ini adalah mengurangi kepadatan penduduk di Jakarta.
"Banyak sekali businessman yang tinggal di Bandung dengan jarak dari Jakarta sekitar 45 menit, sedangkan Cirebon sekitar satu jam. Nanti mereka bisa tinggal di sana sehari atau beberapa hari lalu balik ke Jakarta dengan mudah," tandas dia.
Baca juga
Ogah Rugi, Jepang Minta RI Bereskan Studi Kereta Super Cepat
Advertisement
3 Alasan RI Bangun Kereta Super Cepat Shinkansen Jakarta-Bandung
Tarif Kereta Shinkansen Jakarta-Bandung Diusulkan Rp 200 Ribu