PLN Rugi Rp 30 Triliun pada 2013

Nilai tukar kurs rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdampak terhadap kinerja keuangan PLN pada 2013.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Feb 2014, 19:42 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2014, 19:42 WIB
pln130514b.jpg
Meski nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), PT PLN mencatatkan  rugi bersih (unaudited) turun  menjadi Rp 30,9 triliun pada 2013 dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 34,1 triliun.

Direktur Keuangan PLN, Setio Anggoro Dewo menuturkan, kerugian itu disebabkan rugi kurs. Hal itu terjadi karena 30% utang PLN berupa valuta asing.

“Pinjaman PLN dari World Bank, ADB, JICA dan lainnya, termasuk global bond, semuanya berupa valuta asing. Sehingga bottom line utang sangat tergantung pada dinamika kurs,” kata Dewo, dalam rapat kerja dengan komisi VII DPR, di Jakarta, Senin (10/2/2013).

Dewo menambahkan, PLN mencatatkan pendapatan usaha mencapai Rp 258 triliun pada 2013. Beban usaha perseroan mencapai Rp 223 triliun pada tahun lalu. Oleh karena itu, perseroan membukukan laba usaha sekitar Rp 34,7 triliun pada 2013.

"Laba usaha terus meningkat. Pada 2008, laba usaha hanya Rp3,6 triliun," ungkap Dewo.

Perseroan mengharapkan meraih pendapatan mencaapi Rp 290 triliun pada 2014. Sementara itu, beban usaha sekitar Rp 249 triliun. Dengan hasil tersebut, laba usaha perseroan diharapkan sekitar Rp 41 triliun. Sedangkan laba bersih diharapkan mencapai Rp 11,7 triliun pada 2014.

Pada 2013, penjualan PLN mencapai 188,1 Tera Watt hour (TWh) atau tumbuh 7,8% dibandingkan 2012 sebesar 174 TWh. Susut jaringan pada 2013 terealisasi 9,5 %, harga jual Rp816,4 per kWh, biaya pokok produksi Rp1.338 per kWh, dan jumlah pelanggan bertambah 3,8 juta sehingga totalnya 53,6 juta.

“Rendahnya penjualan listrik karena perekonomian tidak sebaik yang diperkirakan,” pungkasnya. (Pew/Ahm)


*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com




Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya