Pemerintah AS Dilema Hadapi Kenaikan Upah Minimum

Pemerintah Amerika Serikat juga menghadapi kenaikan upah minimum. Bila menaikkan upah minimum maka jumlah pengangguran meningkat.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 20 Feb 2014, 07:00 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2014, 07:00 WIB
gaji-amerika-140219d.jpg
Tak hanya di Indonesia, gejolak kenaikan upah minimum juga terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat (AS). Bedanya, pilihan menaikkan upah minimum di AS justru menjadi dilema pahit yang tengah dihadapi pemerintah.


Seperti dikutip dari Money CNN, Kamis (20/2/2014), jika pemerintah AS menaikkan upah minimum pegawai, hal itu diprediksi dapat meningkatkan jumlah pengangguran yang saat ini justru tengah menjadi salah satu masalah utama di sana.


Hasil analisa terbaru yang diluncurkan Congressional Budget Office (CBO) menunjukkan upaya pemerintah untuk menaikkan upah minimum pegawai dapat memicu masalah baru yaitu peningkatan jumlah pengangguran.


Laporan CBO mengungkapkan pemerintah dapat menaikkan sebagian besar gaji pegawai dari semula sebesar US$ 7,25 menjadi US$ 10,1. Langkah itu diprediksi dapat mengangkat sebanyak 900 ribu warga AS keluar dari perangkap kemiskinan.


Sayangnya, jika itu benar terjadi, sebanyak 500 ribu warga AS dapat menjadi pengangguran dalam waktu bersamaan. Artinya setengah juta penduduk AS justru kehilangan mata pencahariannya saat pemerintah menaikkan upah minimum pegawai di sana.


Menurut CBO, kenaikan upah minimum pegawai dapat menambah beban pengeluaran para pengusaha. Demi mensiasati biaya yang lebih tinggi, para pengusaha diduga akan memutuskan hubungan kerja sebagian pegawai, mengurangi jam kerja, bahkan tidak merekrut karyawan baru.


Sementara para ekonom di Gedung Putih menyangkal hal itu bisa terjadi. Para ekonom menilai, kenaikan upah dapat meningkatkan produktivitas pegawai sehingga mampu menggenjot pendapatan perusahaan yang lebih tinggi. (Sis/Ahm)


*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya