Liputan6.com, Jakarta - Yunani kembali mengirim tim sepakbolanya ke ajang Piala Dunia. Setelah lolos dari babak play-off, tim berjuluk Negeri 1000 Dewa tersebut kini tergabung di grup C bersama Kolombia, Jepang, dan Pantai Gading.
Perjalanan Yunani ke Piala Dunia di Brasil terbilang penuh liku. Berada di grup G babak kualifikasi zona Eropa, Yunani yang kini dilatih pria asal Portugal, Fernando Santos hanya mampu bertengger di posisi dua klasemen.
Dari 10 pertandingan, mereka hanya mampu mengamankan delapan kemenangan. Di dua laga sisa, Yunani dipaksa imbang 0-0 dan menyerah 1-3 saat menghadapi Bosnia-Herzegovina di laga kandang tandang.
Pada babak play-off, Yunani bertemu dengan Rumania. Di leg pertama 16 November 2013 lalu, mereka berhasil meraih kemenangan dengan skor 3-1. Lalu saat leg kedua 20 November 2013, Yunani ditahan imbang Rumania 1-1. Meski gagal meraih kemenangan di leg kedua, Yunani tetap berhak lolos ke Piala Dunia usai unggul aggregat dengan skor 4-2.
Kiprah di Piala Dunia
Yunani boleh saja disebut sebagai salah satu negara raksasa di daratan Eropa. Namun mereka belum mampu membuktikan keperkasaannya di level dunia. Hal tersebut bisa dibuktikan dari catatan Yunani di ajang Piala Dunia. Negara yang terletak di selatan Eropa itu baru tiga kali tampil termasuk di tahun ini.
Dari dua kesempatan sebelumnya, mereka selalu gagal lolos ke babak 16 besar. Pada Piala Dunia di Amerika Serikat 1994 lalu, Yunani terpuruk di dasar klasemen grup D karena kalah bersaing dengan penghuni lainnya yakni Nigeria, Bulgaria, dan Argentina.
Pada Piala Dunia 2010 yang digelar di Afrika Selatan, Yunani kembali satu grup dengan Argentina dan Nigeria. Selain dua negara itu, juga ada Korea Selatan yang melengkapi kontestan di grup B menjadi empat peserta. Pada klasemen akhir, Argentina bersama Korsel lolos ke babak 16 besar dan Yunani hanya mampu menempatkan dirinya di peringkat tiga.
Pemain Bintang
Lupakan nama Giorgios Karagounis. Sebab Yunani kini punya pemain bintang baru yaitu Georgios Samaras yang siap menunjukkan kemampuannya menjebol gawang lawan pada Piala Dunia nanti.
Samaras sudah tujuh musim memperkuat klub Skotlandia, Glasgow Celtic. Pemain berusia 29 tahun itu ikut mengantarkan klubnya merebut tiga juara liga (2007/2008, 2011/2012, 2012/2013), dua Piala Skotalndia (2010/2011, 2012/2013), dan satu Piala Liga Skotlandia (2008/2009).
Kemampuan Samaras tentunya sangat diharapkan publik Yunani. Meski baru bisa mengukir delapan gol saat mengenakan kostum Timnas, Samaras tetap dijadikan sebagai andalan untuk mengobrak-abrik lini pertahanan lawan.
Pelatih
Setelah tampil buruk di Piala Dunia 2010, Federasi Sepakbola Yunani (Hellenic Football Federation) langsung ambil tindakan memecat Otto Rehhagel dan menggantikannya dengan Fernando Santos. Di tangan Santos, Yunani berhasil bangkit dari keterpurukan dengan memastikan diri lolos ke babak penyisihan Piala Dunia 2014.
Santos bukanlah sosok asing bagi masyarakat Yunani. Meski status kewarganegaraannya berasal dari Portugal, ia sudah mengenal baik kondisi sepakbola di negara yang dilatihnya.
Hal tersebut didapat Santos dari pengalamannya melatih tiga klub Yunani. Pada Juni 2001 sampai Mei 2002, Santos dipercaya melatih AEK Athens. Setelah pulang ke negaranya untuk melatih Sporting CP, ia kembali menangani AEK Athens di musim 2004.
Pada Juli 2006, Santos kembali ke Portugal untuk melatih Benfica. Lalu semusim kemudian, ia balik lagi ke Yunani untuk melatih PAOK Thessaloniki FC.
Pelatih yang lahir pada 19 Oktober 1954 itu berhasil mengantarkan dua tim Yunani yang dilatihnya merebut status runner up liga. Karena prestasinya tersebut, ia akhirnya dipercaya untuk mengisi tempat sebagai pelatih Timnas Yunani.
Â