Serba-Serbi HUT ke-52 PDIP: Patung Banteng Terpanah, Mobil Merah hingga Foto Gibran

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah menyelenggarakan perayaan hari ulang tahunnya yang ke-52, pada Jumat 10 Januari 2025. Berikut sederet serba-serbi HUT PDIP ke-52.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 11 Jan 2025, 11:34 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2025, 11:34 WIB
Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan Pidato Politik di acara HUT ke-52 PDIP.
Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan Pidato Politik di acara HUT ke-52 PDIP. (Liputan6.com/Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah menyelenggarakan perayaan hari ulang tahunnya yang ke-52. Awak redaksi Liputan6.com hadir langsung di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung Jakarta berkesempatan meliput momen bersejarah ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato politik dengan gaya khasnya selama hampir tiga jam penuh. Dimulai pukul 14.00 dan berakhir menjelang 17.00 WIB.

Banyak pesan tersirat dan tersurat disampaikan Megawati, juga kritik dan satir terkait situasi kebangsaan politik dan peristiwa kekinian. Khususnya soal pembukaan pidato yang diwarnai isak tangis terkait TAP MPRS nomor 33 Tahun 1967 yang resmi dicabut oleh pemerintah Presiden Prabowo.

"Sungguh istimewa, setelah berjuang dengan penuh kesabaran revolusioner, 57 tahun, sejak 1967 sampai 2024, akhirnya atas kehendak, keputusan luar biasa, surat penegasan tidak berlaku TAP MPRS 33 Tahun 1967 tentang pencabutan kekuasaan negara dari presiden pertama, Bung Karno. Tuduhan Bung Karno pernah berkhianat, tidak terbukti, dan batal demi hukum!," kata Megawati, dalam pidato politik di acara HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/1/2025).

Megawati menegaskan, Soekarno bukanlah pengkhianat bangsa. Sehingga tidak pernah ada proses hukum apa pun yang dilaksanakan untuk membuktikan tuduhan tersebut, hingga wafat 21 Juni 1970.

“Ini lama ya, untung keluargaku sabar, jangan begini lagi, tapi kalau memang salah, ya harus salah. Tapi ini politisasi," tegas dia. 

Selain pidato yang berapi-api, ada hal lain yang menjadi catatan awak redaksi menjadi serba-serbi HUT ke-52 PDIP, berikut catatannya:

 

Patung Banteng Terpanah dan Mobil Merah Megawati

Mobil Toyota Innova yang terparkir di halaman lokasi acara berwarna merah cerah dengan plat nomer B 3 PDI, nomer ‘keberuntungan’ partai yang membawa kemenangan Pemilu Legislatif di 2019 dan 2024.
Mobil Toyota Innova yang terparkir di halaman lokasi acara berwarna merah cerah dengan plat nomer B 3 PDI, nomer ‘keberuntungan’ partai yang membawa kemenangan Pemilu Legislatif di 2019 dan 2024. (Liputan6.com/Radityo Proyasmoro)

PDIP menjadi partai berlogo banteng dengan ciri moncong putih. Logo banteng bukanlah hal baru, karena sejatinya PDIP adalah partai evolusi dari akar sebelumnya yakni PNI atau Partai Nasional Indonesia yang didirikan oleh Soekarno sebelum kemerdekaan.

Namun saat HUT ke-52 PDIP, bukan patung banteng yang biasa terpajang, sebab banteng yang ditampilkan kali ini adalah banteng yang penuh dengan anak panah tertancap. 

Meski dipanah dari segala penjuru di badannya, banteng tersebut tetap kokoh berdiri memperlihatkan mata yang tajam dan tanduknya yang besar serta gigi taring. Memperlihatkan sosok banteng yang perkasa.

Selain itu, Megawati kali ini juga tampil serba merah. Tidak hanya dengan pakaian yang dikenakan namun juga mobil yang ditumpanginya bersama sang putra, Prananda. Mobil Toyota Innova yang terparkir di halaman lokasi acara berwarna merah cerah dengan plat nomer B 3 PDI, nomer ‘keberuntungan’ partai yang membawa kemenangan Pemilu Legislatif di 2019 dan 2024.

 

Munculnya Foto Gibran di Ruang Aula Sekolah Partai

Gibran Rakabuming Raka adalah eks kader PDIP yang kini duduk sebagai wakil presiden Republik Indonesia mendampingi Prabowo Subianto. 

Namun jalan menuju kursi RI-2 tidaklah mulus, sebab diwarnai perubahan konstitusi terlebih dahulu di Mahkamah Konstitusi (MK) hingga pembangkangan Gibran dari perintah partai yang mengakibatkan dirinya dipecat.

Pada awal pemerintahan Prabowo-Gibran, ruang aula sekolah sekolah partai belum dihiasi kedua foto kepala negara tersebut. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pada waktu itu hanya akan memasang foto Prabowo. Alasannya, sekolah partai adalah tempat yang sakral. Sehingga setiap yang terpanjang di dalamnya membutuhkan pertimbangan matang. 

"Jadi sekolah partai kan lambang idealisme, komitmen terhadap konstitusi proses kontestasi yang sehat, tanpa campur tangan melalui Mahkamah Konstitusi. Jadi, di tempat ini kami berikan tempat untuk Presiden Prabowo," kata Hasto di Sekolah Partai pada Rabu 4 Desember 2024.

Kala itu, Hasto menyatakan foto Gibran baru akan dipasang kalau sudah ada kebenaran. Padahal Gibran sudah resmi dilantik sebagai wakil presiden sejak Oktober 2024. 

"Ya, kita menunggu kebenarannya," ucap Hasto.

 

Kedewasaan PDIP

Namun pada HUT ke-52 tampak berbeda. Megawati duduk di mimbar pidato dengan hadirnya foto Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran. Menurut senior partai, Panda Nababan hal itu menujukkan kedewasaan PDIP menyikapi semua situasi yang ada saat ini.

“Di ruang acara itu lihat? Gambar Gibran ada di situ. Artinya gak ada masalah. Lihat di situ. Prabowo-Gibran,” kata Panda usai mengikuti rangkaian HUT ke-52 PDIP, Jumat (10/1/2025).

Menurut Panda hal itu tidak lagi dikaitkan lagi dengan apa yang sudah diperbuat oleh Jokowi terhadap PDIP. Sebab PDIP ingin terus melangkah sebagai partai yang lebih kuat.

“Gak dihitung lagi lah Jokowi,” Panda menandasi.

Infografis Pidato Politik Megawati di HUT ke-52 PDIP
Infografis Pidato Politik Megawati di HUT ke-52 PDIP. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya