PSSI Dibekukan, 7 Kerugian Bila Indonesia Kena Sanksi FIFA

Indonesia tak bisa tampil di turnamen apa pun baik untuk level klub maupun Timnas.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 18 Apr 2015, 17:40 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2015, 17:40 WIB
Indonesia vs Myanmar
Timnas senior Indonesia sedang berpose jelang pertandingan menghadapi Myanmar (Andrian Martinus Tunay/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - FIFA telah mengultimatum BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk tidak mengintervensi PSSI. Selain itu, FIFA juga memperingatkan BOPI dan Kemenpora untuk tidak mencampuri masalah kompetisi sepak bola Indonesia atau sanksi akan dijatuhkan oleh induk organisasi sepak bola dunia tersebut.

FIFA sendiri sudah mengirim balasan atas surat balasan yang dikirim Kemenpora terkait penyelenggaraan QNB League 2015. BOPI hanya meloloskan 16 tim, sedangkan PT Liga Indonesia tetap bersikukuh menjalankan kompetisi QNB League 2015 dengan 18 tim.

Situasi ini kemudian membuat FIFA menginstruksikan kepada PSSI agar kompetisi kasta tertinggi sepakbola Indonesia tetap berjalan dengan 18 tim. Sayangnya, hal ini malah dianggap sebagai pembangkangan oleh Kemenpora, yang langsung mengirim surat teguran dengan ancaman mencabut izin kegiatan PSSI. 

Bersambung ke halaman berikutnya>>>

7 Kerugian Akibat Sanksi FIFA

BOPI dan FIFA
BOPI dan FIFA

Bila pada akhirnya FIFA benar-benar mengganjar sanksi berupa skorsing, tentu ini akan merugikan sepak bola Indonesia. Sepak bola Indonesia tidak bisa ikut berpartisipasi di berbagai turnamen internasional sampai FIFA mencabut sanksi mereka. 

Berikut daftar kerugian yang dialami Indonesia bila akhirnya FIFA menjatuhkan sanksi:   

1. Indonesia tidak dapat mengikuti turnamen internasional baik timnas maupun klub, bisa sepanjang satu tahun atau dua tahun, tergantung keputusan Exco FIFA.

2. Tidak ada kompetisi lokal yang diakui oleh FIFA. Otomatis sang juara kompetisi hanya jago kandang dan tidak teruji di tingkat internasional.

3. Sanksi FIFA tersebut secara tidak langsung mengebiri bakat-bakat pemain sepakbola muda Indonesia yang biasanya mampu berbicara banyak di turnamen internasional untuk usia dini.

4. Sanksi FIFA tidak cuma berimbas di level klub/timnas, tapi juga menimpa level grassroot, kepelatihan, dan perwasitan. Renegerasi perwasitan Indonesia untuk level internasional pun bisa terganggu.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Kerugian Lain

Djohar Arifin
Djohar Arifin Husein saat menerima Bola.com dan Liputan6.com di kantor PSSI (Helmi Fithriansyah/Liputan6.com)

5. Kerugian bagi industri media, tidak bisa menyiarkan, mengabarkan, atau memberitakan pertandingan klub maupun Timnas Indonesia, karena sanksi larangan bermain di turnamen internasional pada level usia berapapun. Situasi ini berimbas pada minimnya sponsor.

6. Suporter tak akan lagi bisa mendukung Timnas Indonesia di ajang seperti SEA Games, Asian Games, Pra Olimpiade, Kualifikasi Piala Asia, Kualifikasi Piala Dunia, Piala AFF, dan lain-lain selama sanksi FIFA masih berlaku.   

7. Klub-klub besar dunia akan mengurungkan niatnya untuk berkunjung ke Indonesia selama sanksi FIFA masih berlaku.

Bersambung ke halaman berikutnya...

PSSI dan Kemenpora Duduk Bersama

Curhatan Menpora Imam Nahrawi di Markas Liputan6.com
Menpora Imam Nahrawii menyatakan, akan menghidupkan kembali senam kesegaran jasmani (SKJ) pada sekolah-sekolah untuk meningkatkan kesehatan siswa, Jakarta, Rabu (10/12/2014). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kerugian-kerugian ini tentu bisa semakin membuat lesu persepakbolaan Indonesia, mengingat tak adanya target di level internasional. Sanksi akan dicabut jika persyaratan yang dikeluarkan FIFA benar-benar terpenuhi dan itupun berdasarkan keputusan Exco FIFA yang bersidang hanya satu tahun sekali.

Oleh karena itu, ultimatum yang dikirim FIFA terkait sanksi pun harus disikapi dengan kepala dingin oleh PSSI dan Kemenpora. Keduanya wajib duduk bersama untuk mendapatkan solusi terbaik dan permasalahan klasik sepakbola Indonesia tak lagi muncul di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya