Tiga Faktor Utama Kekalahan Juventus di Final

Performa La Vecchia Signora di Olympia Stadion, Berlin, Sabtu 6 Juni 2015 layak dipertanyakan.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 07 Jun 2015, 16:52 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2015, 16:52 WIB
Juventus (AFP PHOTO / OLIVIER MORIN)
Juventus (AFP PHOTO / OLIVIER MORIN)

Liputan6.com, Kekalahan Juventus dari tangan Barcelona di final Liga Champions jelas menyisakan sejumlah teka-teki. Performa La Vecchia Signora di Olympia Stadion, Berlin, Sabtu 6 Juni 2015 layak dipertanyakan. Pasalnya, tim besutan Maxi Allegri itu tampil cukup memesona musim ini.

Tim Raksasa Italia menelan kekalahan telak 1-3. Gol Ivan Rakitic sempat disamakan Alvaro Morata. Namun, Juventus tetap tidak mampu membendung keperkasaan Barcelona. Dua gol masing-masing dicetak Luis Suarez dan Neymar membuat Juventus harus bertekuk lutut.

Dan untuk kali keenam, La Vecchia Signora kalah di delapan final Liga Champions. Catatan buruk itu membuat mereka menjadi tim yang paling banyak menelan kekalahan daripada tim-tim lain yang pernah tampil di final.

Beragam alasan pun mengiringi kegagalan Juventus merebut trofi berjuluk Si Kuping Besar itu. Setidaknya, terdapat beberapa penyebab kegagalan itu, berikut ulasannya

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1

1. Tanpa Giorgio Chiellini

Cedera yang dialami Chiellini ketika berlatih, jelas menjadi pukulan tersendiri bagi sang pelatih, Maxi Allegri jelang final. Pengalaman Chiellini bermain di pertandingan penting ikut mempengaruhi hasil akhir.

Dalam pertandingan itu, tampak dua bek tengah Juventus, Andrea Barzagli dan Leonardo Bonucci tampak kewalahan mengimbangi permainan cepat yang diperagakan Barcelona. Gol terakhir Barcelona yang diciptakan Neymar menunjukkan, dua bek tersebut terlambat mengantisipasi serangan balik.

Goal.com menulis, dua pemain tersebut kurang ngotot mengawal pemain depan Barcelona, meskipun secara keseluruhan duet tersebut tampil meyakinkan. Leonardo Bonucci mampu melakukan interceptions terbanyak, yaitu sebanyak 4 kali.


2

2. Penyelesaian akhir buruk

Pelatih Juventus, Maxi Allegri sendiri telah mengungkapkan, buruknya penyelesaian akhir menjadi masalah Juventus dalam membongkar pertahanan Azulgrana. Padahal, Juventus juga memiliki peluang berbahaya.

Tanpa bentuk permainan terbaik, mustahil bagi Juventus dapat mengalahkan tim sekaliber Barcelona. "Kami punya beberapa kesempatan, termasuk di awal laga, dan bermain baik. Kami harusnya bisa lebih baik dalam beberapa situasi," begitu kata Allegri selepas pertandingan

Carlos Tevez dan Claudio Marchisio setidaknya, sama-sama memiliki dua tembakan ke arah gawang. Sayang, tidak mampu dikonversikan menjadi gol.


3

3. Gol cepat Ivan Rakitic

Tidak dapat dipungkiri, gol cepat Ivan Rakitic telah meruntuhkan mental bertanding Juventus. Rakitic "terlalu" cepat menjebol gawang Juventus. Mantan pemain Sevilla itu membuka keran gol di menit ke-4.

Soal ini, Allegri tidak menyangkal. "Kami kebobolan dengan mudah saat sedang punya momentum bagus," katanya.

Dan, ketika Juventus sedang mengejar gol kedua, mereka justru kebobolan oleh gol Neymar. Situasi tersebut membuat Si Nyonya Tua berada dalam tekanan hebat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya