Liputan6.com, Jakarta Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mengungkapkan temuannya seputar perangkat pertandingan yang bertugas di Piala Kemerdekaan 2015. Dua wasit yang memimpin dinilai tidak layak bertugas karena tengah menjalani masa hukuman.
"Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mengingatkan penyelenggaran Piala Kemerdekaan, demi tata kelola sepak bola yang baik," ujar ketua Komdis PSSI, Ahmad Yulianto, di kantor PSSI, Kamis (27/8). "Pada turnamen Piala Kemerdekaan ada perangkat pertandingan yang sudah terkena hukuman dan ditetapkan bandingnya," sambung Yulianto.
Ada dua wasit yang dianggap tidak layak bertugas di Piala Kemerdekaan. Pertama adalah Aris Munandar. Menurut Yulianto, Aris sudah dilarang beraktivitas di sepak bola Indonesia sejak 2014. Dia dipaksa 'gantung peluit' oleh Komdis PSSI karena terbukti dan mengaku telah menerima uang dari pihak ketiga sebesar Rp50 juta.
Advertisement
Di Piala Kemerdekaan, Aris kembali ditunjuk sebagai wasit. Seperti bangkit dari kubur, Aris dipercaya memimpin 6 laga. Anehnya, pada turnamen ini, Aris sempat tercatat memimpin dua laga sekaligus. Pada 18 Agustus pukul 15.00 WIB, Aris memimpin pertandingan Persidago Gorontalo melawan Yahukimo dan Persika Karawang kontra Cilegon United.
"Mau bagaimanapun juga, hal seperti itu tidak mungkin terjadi. Berarti ada satu laga yang dipimpin wasit fiktif di sini," terang Yulianto.
Selain Aris, satu nama wasit yang dihukum PSSI dan masih digunakan di Piala Kemerdekaan adalah Bagong Yuwono. Bagong mendapat hukuman larangan beraktivitas di sepak bola Indonesia selama lima tahun sejak 2013, banding memutuskan ia hanya disanksi empat tahun.
Berikut laga-laga yang dipimpin oleh kedua wasit di Piala Kemerdekaan:
Aris Munandar:
Persis Solo vs PPSM magelang
Persidago vs Yahukimo FC
Persika vs Cilegon United
Mojokerto Putra vs Perserang
Perserang vs Persika
Cilegon United vs Yahukimo FC
Bagong Yuwono:
Persis Solo vs PPSM Magelang