Liputan6.com, Jakarta - Seluruh pembalap di tiga kelas berbeda (Moto2, Moto3, dan MotoGP) tidak hanya dipusingkan dengan persiapan jelang balapan seri ketiga di MotoGP Austin saja. Mereka juga diharuskan untuk puasa minum alkohol mengingat Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM) bakal melakukan pemeriksaan jelang balapan.
Dari laporan yang dikutip Marca, Jumat (21/4/2017), FIM baru-baru ini mengeluarkan ultimaltum kepada para pembalap untuk mengurangi mengonsumsi alkohol jelang balapan. Jika ada kandungan alkohol sebanyak 0,10 gram, maka pembalap itu akan mendapatkan larangan berpartisipasi dalam balapan apapun selama sembilan sampai 18 bulan.
Baca Juga
Advertisement
FIM rencananya akan melakukan tes alkohol 12 jam sebelum balapan di MotoGP Austin dimulai. Mereka juga nantinya kembali melakukan pengujian terhadap pembalap yang berhasil naik podium.
Jika terdapat kandungan yang melebihi persyaratan tersebut maka dia akan didiskualifikasi dan kehilangan poin. Adapun pembalap yang keberatan tentang peraturan ini, maka mereka dianggap melakukan tindak indisipliner.
Sebenarnya peraturan baru ini bukan barang baru. FIM sudah melarang konsumsi alkohol di ajang MotoGP sejak 2004 lalu, tapi baru kali ini dilakukan secara ketat.
Doping di Balapan
Berbeda dengan olahraga lain di mana kinerja fisik adalah fokus utama. Doping dalam dunia balap lebih mengedepankan pada mekanik, misalnya dalam bentuk bagian ilegal pada kendaraan.
Namun bukan berarti Federasi Motorsports Internasional (FIM) diam begitu saja. Karena mereka telah menerbitkan aturan berisi dokumen hampir 100 halaman tentang aturan anti doping (berdasarkan kode anti-doping WADA).
Karena dalam beberapa kesempatan, WADA sengaja melakukan pengujian tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, seperti yang pernah dirasakan oleh Valentino Rossi sewaktu akan menjalani balapan di Le Mans. Berkenaan dengan tes tersebut, Rossi berkata bahwa ini adalah tindakan positif untuk memerangi masalah tersebut.
Advertisement